Mencari Pengakuan, Ibu!
#Yang_Tak_Diinginkan 7Jam sudah menunjukan pukul setengah delapan malam, tapi Thea belum juga kembali.
Benar juga, sedang apa dia sekarang?"Argh! Kenapa juga gue kepo?" celetuknya pada diri sendiri.
Galang berusaha mengalihkan perhatian dari Thea hingga ia kembali fokus pada film yang ia tonton.
Sampai tak berapa lama ia mendengar ada seseorang yang membuka pintu. Iapun melihat siapa yang datang, agak sedikit berharap bahwa ibunya yang ia lihat.
Tapi ternyata bukan, itu adalah Thea. Seorang yang baru ia nikahi kurang dari satu hari itu terlihat murung dan seolah malas bahkan hanya untuk berjalan.
Galang masih diam ditempatnya saat Thea lewat di belakangnya tanpa sepatah katapun.
"Ekhm! Di sini ada orang, ya. Bukan setan!" celetuk Galang agak keras namun tak melihat ke arah thea sama sekali. Itu hanyalah sebuah sautan untuk Thea agar ia tahu apa yang terjadi.
"Asalamualaikum," ucap Thea sangat pelan seraya hendak melangkahkan kakinya menuju kamar.
Galang merengut, iapun menoleh ke arah Thea dengan sedikit menggerutu tak jelas.
"Heh, maen nyelonong aja lo kaya ayam! Sini," ucap Galang kemudian.
"Ish, apaan si? Aku cape, mau mandi. Entar aja, ya," ucap Thea dengan tanpa berpindah sedikitpun dari tempatnya berdiri.
"Wah, bener-bener ni cewe. Suami lo nih yang manggil. Lo mau jadi istri durhaka? Gue kutuk jadi nenek gayung baru tau rasa lo," ucap Galang lagi.
Ia tersenyum karena merasa lucu sendiri, ia lihat disana Thea tengah menggerutu, entah apa yang Thea ucapkan tapi ia jadi melangkah juga ke arahnya.
Thea ketus seraya sedikit membanting tubuhnya ke sofa di sebelah Galang.
Galang tak berkata lagi dan malah merentangkan telapak tangannya ke hadapan Thea dengan cengiran lebar.
"Apaan lagi nih?" tanya Thea lagi, sedikit kernyitan di keningnya, heran.
"Cium tangan gue."
"Hahh?"
Galang semakin melebarkan cengiran karena melihat Thea yang sudah semakin kesal terhadapnya.
"Kenapa? Lo kan istri gue, wajar dong seorang istri nyium tangan suaminya? Apalagi, gue kan tadi udah ngebantuin lo ketemuan sama Wingky, lo gak pengen ngucapin makasih sama gue?" ucap Galang lagi.
"Hhhh, iya iya iya. Makasih," ucap Thea semakin ketus seraya meraih telapak tangan itu dan menciumnya sebentar.
"Hehe, gitu dong! Itu baru namanya istri yang baik, trus gimana?" tanya Galang kemudian setelah ia cukup puas membuat Thea semakin terlihat merengut.
"Gimana apanya?"
"Ya temen lo, gimana dia? Dia udah gak papa?" tanya Galang lagi.
"Umh, dia udah gak papa. Tadi dia agak demam, makanya aku sama pangeran nemenin dia di apartemennya. Jadi aku pulang telat karena nunggu sampe orang tuanya dateng kesana," ucap Thea.
Kali ini suaranya terdengar pelan dan matanya pun terlihat kosong. Tubuhnya memang berada di rumah ini, tapi sepertinya pikiranya tetap tinggal di tempat Wingky tadi. Itulah yang Galang pikirkan saat ini.
"Oh," ucap Galang singkat.
"Eh, tapi. Ko aku jadi cerita sama kamu sih? Trus kenapa juga kamu kepo sama urusan aku?!" tanya Thea dengan sangat cepat dan agak keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TAK DIINGINKAN
FanficEND❤ Tentang perjuangan dari seorang anak yang ingin mendapat pengakuan dari ibu kandungnya selama belasan tahun. Perjalanan mempertahankan rumah tangga dengan pertaruhan nyawa. Penuh siasat dan intrik.