Fitnah Dan Perpisahan

1.3K 93 15
                                    

Sebelum baca, dilarang baper. Bahaya, belom tau, ya? Galang itu Panglima Serigala dan Thea itu Vampire😂 zaman now.

Astagfirullaah, ngomong aposeh saiah🙈
Happy reading 😘

.
.
.
.

Galang termenung di balkon villa menatapi jalanan sepi di depannyan, ia pun melihat jam di tangannya dan waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam.

Thea? Dimana istrinya itu sekarang? Kenapa ia belum kembali juga hingga saat ini setelah kejadian tadi pagi.
Galang mulai tak tenang, apakah Thea terlalu marah padanya? Atau Aida dan Pangeran memang mengajaknya ke tempat yang cukup jauh, hingga membuat mereka pulang terlambat?

Ia pun sekali lagi merogoh kedalam saku celananya untuk mengambil sebuah ponsel untuk menghubungi Thea.

Tak ada jawaban.

"Ck, tau gini mendingan gue ikutin dia aja tadi!" ucapnya sedikit menggerutu pada ponselnya. Ia pun kembali memasukan ponselnya kedalam saku dan melangkah pergi dari sana.

Ia mulai melangkah keluar villa, entah kemana arah tujuannya iapun tak tahu. Yang ia harap, siapa tau ia akan bertemu mereka di jalan.

"Hmhh, dia masih marah sama gue enggak, ya?" tanyanya pada diri sendiri seraya terus berjalan.

Lama ia berjalan tanpa arah, memikirkan kira-kira apa yang mungkin akan membuat Thea tak marah lagi padanya.

Dan saat ia tengah berjalan itu, tiba-tiba ia melihat ada penjual bunga disampingnya. Satu-satunya toko bunga yang masih buka desekitar sini. Kakinya pun berbelok masuk kedalam tanpa ia sadari. Sampai pemilik toko itu bertanya padanya bunga apa yang ingin ia beli.
Yang akhirnya ia pun keluar dengan satu ikat bunga mawar putih ditangannya.

Ia tersenyum manis. "Thea, mudah-mudahan aja dia suka sama bunganya." gumamnya kemudian seraya mencium aroma wangi bunga ditangannya.

***

Ia pun membuka pintu dan berjalan masuk kedalam, villa ini masih tampak sepi. Lagi-lagi Thea dan yang lainnya belum pulang.
Galang berkali-kali mencium aroma wangi bunga mawar di tangannya seraya berjalan menuju kamarnya, tersenyum dan berharap Thea akan melihatnya juga dengan senyuman.

Namun tiba-tiba.

Semua lampu di rumah ini mati mendadak tanpa sebab.
Langkahnya terhenti seketika, iapun mulai merasakan kedua kakinya bergetar, dadanya begitu sesak dan kepalanya teramat sangat sakit.

Tempat ini jadi begitu gelap gulita.
"Astagfirullahal adzim, jangan lagi," ucapnya pelan menahan segala rasa sakitnya agar tak kehilangan kontrol tubuhnya sendiri.

Ia pun mengeratkan peganganya pada bunga yang akan diberikan pada Thea, mencoba melawan kelemahannya ini dengan sangat kuat.

Iapun berjalan dengan mulai sempoyongan tanpa arah, karena ia tak bisa melihat sama sekali. Apalagi sakit yang mendera kepalanya ini semakin menjadi. Hingga beberapa saat kemudian, ia merasakan ada yang menarik pelan tangannya dan langsung memeluknya begitu erat.

YANG TAK DIINGINKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang