Hari hari pernikahan pun semakin dekat, Thea yang kini sudah terdaftar di salah satu Universitas pun mulai juga bekerja sampingan di caffe berkat Wingky.
Yah, semenjak kelulusannya, perlakuan Wingky yang teramat baik padanya, membuat Thea semakin di landa kegelisahan. Bagaimana tidak, ia mencintai pemuda itu dari sejak dua tahun lalu. Namun takdir telah menjodohkannya dengan lelaki yang sama sekali tak ia cintai.
Calon suaminya, Galang.
Ia memang mengenal pemuda itu, sangat mengesalkan dan sangat urakan baginya. Tapi sudah lama sekali ia tak bertemu dengan Galang, ia sangat jauh dan seolah tak peduli sama sekali.Tak ada yang ia beritau tentang hari penting pernikahannya, termasuk juga Ayda dan Pangeran.
Apalagi, pernikahan itu pun hanya di adakan dengan cara tertutup dan akan di hadiri oleh keluarga terdekat.Hal yang sudah menjadi kesepakatan juga, karena Pak Yahya tak ingin ada banyak orang yang tahu. Apalagi jika sampai semua orang tahu kalau anak penggacara dan orang terpandang itu menikah dengan anak seorang wanita yang bekerja di sebagai buruh cuci.
Namun meskipun begitu tetap saja ia tak bisa menolak, karena keadaan yang sangat memaksa untuknya menikah muda seperti ini.
***
Pagi telah menyapa kembali, burung-burung berkicau menambah suasana pagi yang sejuk dan segar semakin menenangkan.
Thea yang masih tertidur berselimutkan hangat perlahan membuka matanya, suara ayam yang berkokok disamping kamarnya mengusik ketenangan Thea.
"Emh." Thea menarik kedua tanganya keatas, berkedip-kedip beberapa saat untuk membiasakan matanya dari rasa kantuk yang masih saja menempel. Sampai kesadaranya mulai normal dan melihat sekeliling kamar.
Pukul setengah lima pagi, itulah yang ia lihat setelah menengok ke arah jam dindingnya.
Thea terdiam beberapa saat, ia baru ingat kalau hari ini adalah hari pernikahannya dengan Galang.
Napasnya terasa sesak, entah kenapa ia masih tetap saja keberatan dengan hal ini.
Ia mencintai Wingky, sangat.
Tapi kenapa ia harus menikah dengan Galang?
Lagi-lagi pertanyaan itu muncul dalam benaknya. Ia sama sekali tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika Wingky sampai tahu kabar pernikahannya hari ini.KLEK
Terdengar suara pintu dibuka oleh seseorang hingga membuat Thea menoleh.
Ternyata ibunya.
"Thea, kau sudah bangun. Ayo sekarang kamu mandi, kita harus segera bersiap," ucap Bu Lestat.Thea memasang wajah murung. Melihat ibunya kini berjalan ke arahnya dengan senyuman manis.
"Bu, aku merasa belum siap menikah sekarang," ucap Thea pelan.
"Hei, sekarang ataupun nanti. Kamu pasti akan menikah juga, kan? Yang ibu tau, ibu hanya ingin yang terbaik buat kamu," ucap Bu Lestat yang kini duduk di sebelah Thea.
"Tapi, Bu. Aku gak cinta sama dia. Gimana ibu bisa yakin kalo ini yang terbaik? Ini pernikahan. Aku pengen pernikahanku jadi yang pertama dan terakhir. Dan sekarang, aku malah mau menikah sama seseorang yang sama sekali gak aku cinta," ucap Thea bertubi-tubi.
"Cinta? Bulshit, itu hanya ada di cerita dongeng. Setelah kamu menikah, dengan siapapun itu dan secinta apapun kamu. Itu akan hilang karena yang kita butuhkan bukan itu, tapi uang. Ibu sudah mempersiapkan semuanya, dan ibu tak ingin ada bantahan atau protes lagi. Cepatlah mandi dan ganti pakaianmu," ucap Bu Lestat, iapun berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah lemari pakaian. Setelah itu iapun mengambil sebuah pakaian kebaya berwarna putih dan di letakannya di atas kasur di samping Thea.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TAK DIINGINKAN
FanfictionEND❤ Tentang perjuangan dari seorang anak yang ingin mendapat pengakuan dari ibu kandungnya selama belasan tahun. Perjalanan mempertahankan rumah tangga dengan pertaruhan nyawa. Penuh siasat dan intrik.