Thea duduk di bawah pohon belakang kampusnya, membaca buku dan berkali-kali mencerna pelajaran yang ia dapatkan dari dosen.
Sebulan berlalu ia sudah menikah dengan Galang dan selama itu juga ia tak pernah bertemu lagi dengan Wingky.
Ayda pun turut menghilang setelah mendengar kabar bahwa ia sudah menikah dengan Galang, karena ia sendiri tahu kalau Ayda sangat menyukai Galang sewaktu SMA dulu, wajar saja jika gadis itu sekarang menjauhinya.
Teman-teman yang ada di kampus memang ramah, tapi nyatanya tak semenarik waktu sekolah menengah. Rata-rata mereka berasal dari keluarga berada dan ia tak bisa mengimbangi mereka jika sudah menyangkut soal keuangan. Baik itu hanya untuk sekedar maka ataupun jalan ke luar.
Sedangkan di rumah, Galang memang sangat mengesalkan. Dia selalu mengerjainya, memerintah, ataupun mengatainya dengan seenak hati.
Apalagi kalau malam sudah tiba, di tempat tidur orang itu tak mau mengalah sama sekali.
Ia yang belum terbiasa tidur satu ranjang dengan laki-laki pun tak ingin kalah. Hingga pada akhirnya mereka selalu ribut saat hendak tidur.Tapi dibalik itu semua, ada satu hal yang membuatnya heran sekaligus merasa iba pada Galang.
Selama ia tinggal di rumah itu, tak ada satupun mertuanya yang pulang kerumah. Semenjak akad nikahnya satu bulan lalu, Pak Yahya bertugas di luar kota dan belum kembali sampai hari ini.
Sedangkan ibu mertuanya, ia sama sekali belum pernah bertemu dengannya. Ia hanya bisa melihat wajah ibu mertuanya itu dari foto yang terpajang di dinding rumah. Seperti apa sifat dan sikapnya ia tak pernah tahu sampai detik ini.
Tak jarang juga ia melihat Galang selalu termenung sendiri di depan pintu kamar orang tuanya. Berdiri menatapi kamar kosong di depannya. Entah apa yang Galang pikirkan, tapi sepertinya pemuda itu tengah merindukan kedua orang tuanya.
Dan ia rasa, sifat Galang yang mengesalkan selama ini karena ia merasa kesepian.
~kesepian, itu adalah hal yang tak pernah diinginkan oleh siapapun~
"Hai," ucap seseorang tiba-tiba dari arah samping Thea.
Theapun menoleh karena mendengar seseorang mendekatinya dan duduk disebelahnya.
Ia kaget, sangat kaget malah. Saat melihat siapa orang yang berada di sampingnya ini.Wingky, mengapa pemuda itu datang menghampirinya? Tubuh yang memang agak kurus itu kini semakin terlihat kurus, bahkan ia terlihat tak bersemangat saat menyapanya.
Namun senyuman tipis yang dipancarkan Wingky agak membuat Thea heran.
"Ky?" ucap Thea kemudian seraya menutup buku bacaanya dengan cepat.
"Kamu apa kabar?" tanya Wingky dengan suara pelan.
"A-aku baik-baik aja, k-kamu ko bisa ada disini sih?" tanya Thea balik sekaligus menjawab pertanyaan Wingky.
Ia menoleh ke sana-kemari, siapa tahu Pangeran atau Ayda ada bersamanya.
Ternyata tak ada."Aku sengaja datang kesini buat nemuin kamu, The," ucap Wingky.
Thea terdiram sejenak karena melihat raut wajah Wingky yang masih terlihat sayu.
"Nemuin aku?" Ia penasaran hal apa yang membuat Wingky datang menemuinya lagi, meskipun kejadian itu sudah berlalu tapi ia dan Wingky nyatanya pernah berada dalam situasi rumit.
"Aku mau minta maaf sama kamu, karena waktu itu aku pernah mau nyelakain kamu. Maafin aku Thea, aku bener-bener gak sengaja ngelakuin hal itu ke kamu."
"Ky, harusnya aku yang minta maaf, karena hal itu juga karena kesalahan aku sendiri. Aku yang salah, karena aku gak pernah bisa jujur sama kenyataan saat itu." jawab Thea.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TAK DIINGINKAN
FanfictionEND❤ Tentang perjuangan dari seorang anak yang ingin mendapat pengakuan dari ibu kandungnya selama belasan tahun. Perjalanan mempertahankan rumah tangga dengan pertaruhan nyawa. Penuh siasat dan intrik.