Tak Terduga ....

1.7K 113 50
                                    

Pembukaan
🌹
🌹

                       Kelakuan mereka ...🙈

"The

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"The. Lo beneran bakal pindah ke Jakarta? Trus gue di sini gimana? Pasti sepi kalo nggak ada lo," kata Yasa. Wajahnya tak kalah kusut dari benang bekas. Ia keberatan Thea pergi dari kota Makassar. Sekarang saja, ia masih membuntuti Thea sampai ke bandara walau Galang melarangnya ikut.

"Maafin aku, Yas. Aku harus ngikut sama Galang, itu udah kewajibanku. Tapi, kamu jangan khawatir. Aku pasti sering dateng ke sini, kok. Bisnis kita masih jalan, 'kan?"

Yasa mengangguk paham. Sekarang, usaha yang dirintisnya bersama Thea telah dilimpahkan penuh padanya. Tapi, itu sama sekali tidak membuatnya senang. Karena gantinya, ia harus merelakan Thea pergi.

"Tetep aja gue gak rela lo pergi," kata Yasa seraya menghela napas berat. "Ini semua gara-gara lo, biang rusuh! Dia jadi pergi."

Galang yang menjadi incaran kemarahan Yasa hanya menyunggingkan senyum miring. Ia membebaskan Yasa memarahinya sejak tadi karena apapun hasil akhirnya, Thea akan tetap pergi bersamanya ke Jakarta.

"Yas, udah, deh. Jangan mulai," sela Thea sampai pemuda itu berhenti.

"Tapi, lo beneran bakal sering ke sini, 'kan? Kalo nggak di izinin sama suami astral lo, bilang sama gue. Ntar gue bantuin nabok."

"Cih. Makanya cepet punya pasangan, biar gak gangguin istri orang terus," celoteh Galang.

Yasa mendelik tajam, setajam ucapan yang akan terlontar dari mulutnya untuk Galang.

"Lo tuh yang gangguin kebahagiaan gue--"

"Stop!" cegah Thea menengahi. "Atau masih mau lanjutin berantem? Silakan! Lanjut sampe sukses!" Thea menarik kopernya dengan keras dan meninggalkan kedua lelaki itu.

Galang menyusul, sampai dalam pesawat, Thea masih saja menggerutu hebat melampiaskan amarah.
***

"The ... kamu masih marah soal tadi?" tanya Galang pada Thea yang berada di sebelahnya.

Sesampainya mereka di Jakarta dan memasuki taxi, Thea masih mendiami Galang. Menyingkirkan tubuhnya ketika lelaki itu berusaha mendekat. Sekarang saja, Thea memalingkan wajah, memilih menatap ke arah luar kaca mobil ketimbang berbicara.

"Aku minta maaf, The. Aku janji tidak akan bertengkar lagi dengan jin toma ... eh, Yasa. Tapi kamu jangan mendiamiku begini, Thea." Galang berusaha membujuk Thea. Istrinya hanya terusik sedikit, itu pun untuk menyingkirkan tangan Galang di bahunya.

"Arasella Theana Poland. Kamu tetap mau mendiamiku begini?" tanya Galang sekali lagi memastikan reaksi istrinya.

"Pak, berhenti." Galang meminta menghentikan taxi yang ia tumpangi di pinggir jalan. Tampaknya Thea masih ingin mempertahankan amarahnya sekarang.

YANG TAK DIINGINKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang