Who am I?

1.4K 120 25
                                    

Happy Readding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Readding...😘

Thea terbangun lebih awal pagi ini, jarum
pendek jam di dinding masih menuju pukul 04:30, Azan Subuh telah berkumandang sekitar lima menit lalu.

"Galang?" Thea bergumam. Lelaki itu tampak masih lelap tidur di sofa tanpa terusik alarm yang terus menggema di gawainya.

Thea berjalan mendekat, ditatapnya dalam-dalam wajah yang dulu ceria dan sering membuat tensi darahnya naik itu. Tak banyak yang berubah dalam bentuk fisik sebenarnya. Kecuali ....

"Hmh. Apa ketampananku begitu memikat? Sampai kau tak berkedip saat memandangku," kata Galang mendadak ketika jemari Thea menyentuh hidungnya.

"Siapa maksudmu? Jangan geer, deh!" Thea salah tingkah. Diambilnya sebuah bantal yang langsung ia lempar ke wajah Galang dengan kesal.

Lelaki itu sedikit menguap, menggeliat kecil seolah tak peduli kemarahan Thea padanya.

"Ck! Gara-gara kau aku jadi kesiangan salat Subuh."

Thea mematung. Sekarang lelaki itu malah mengumpat tak jelas seraya berjalan ke arah kamar mandi. "Aish! Kenapa sikap dia jadi makin ngeselin, sih? Seenggaknya dia tanya kabar aku, gitu!"

Thea beranjak dari lantai. Ia jadi ikut menggerutu hebat karena merasa diabaikan. Padahal, ingin sekali rasanya Thea mendapat perhatian Galang setelah enam tahun mereka tak bertemu. Namun, tampaknya Galang masih ingin balas dendam padanya.

Usai mandi dan berganti pakaian. Thea mengikuti langkah Galang ke lantai bawah untuk salat berjamaah. Entah kenapa ia begitu bahagia. Sebab sudah lama sekali mereka tak melakukan hal itu.

Galang masih tetap sama. Tak pernah meninggalkan salat lima waktunya setiap hari.
***
Thea melempar pandangan ke sekeliling. Ia yang duduk di sebuah kursi pun sedikit takjub dengan pemandangan di depan matanya.

Rumah ini sangat rapi dan bersih. Memang tak terlalu mewah, tapi ini lebih dari sekedar besar baginya. Thea yang sekarang menjadi bos pusat pengrajin aksesoris pun tak punya rumah sebesar ini. Bahkan rumah baru yang ada di kota Makasar pun baru lunas dua tahun lalu.

"Makanlah ...."

Thea masih terdiam saat semangkuk bubur teronggok di atas mejanya.

"Enggak mau bubur. Aku bukan bayi!" Thea mendorong kembali mangkuknya ke hadapan Galang. Ia lebih memilih menarik sepiring nasi goreng yang akan menjadi santapan pagi lelaki itu.

"Ini tidak cocok untuk orang sakit," kata Galang. Menarik kembali makanannya dari Thea. Namun tampaknya wanita itu tetap kukuh ingin nasi goreng.

"Aku enggak pernah suka bubur, tau."

"Ck."

Thea tersenyum penuh kemenangan melihat lelaki itu akhsirnya pasrah dengan semangkuk bubur buatannya sendiri.

YANG TAK DIINGINKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang