Perhatian! Tolong dibaca pas buka puasa aja, ya. Aku takut bikin makruh. Mau dihapus, terlanjur. Aku udah kehabisan stok kata dan ide.🙄
Pembukaan.
Perhatian! Tolong dibaca pas buka puasa aja, ya. Aku takut bikin makruh. Mau dihapus, terlanjur. Aku udah kehabisan stok kata dan ide.🙄
"Pi ... Papiiiiii. Paaapiiii ...!"
Galang menutup rapat kedua telinganya dengan bantal menghindari suara cempreng Natha --panggilan anaknya. Dia enggan beralih dari kasur karena tubuhnya masih betah meringkuk di tempat empuknya. Tapi, Natha seolah tidak membiarkannya tidur nyaman malam ini.
"Papi, Papi, Papi, Papi, Papiiiiiii."
"Apa, sih? Gangguin papi mulu daritadi. Papi cape mau tidur!" Galang menyingkirkan bantalnya dan menatap wajah Natha.
Seorang anak lelaki berusia 7 tahun berada tepat di sampingnya tengah melipat lengan di dada dengan bibir tipisnya yang mengerucut. "Katanya Papi mau beliin Pizza yang besar kalau aku dapet nilai 100 di ulangan matematika. Tapi, kenapa Papi malah tidur? Aku mau nagih janji Papi sekarang."
Galang terkesiap. Dia membuka selimut seraya menengok ke arah jam dinding. Masih pukul setengah delapan malam setelah dia tidur selama 15 menit. Thea di samping anaknya tak berkata. Seolah mendukung penuh kelakuan Natha.
"Ah, iya. Papi--"
"Lupa! Udah tua, sih. Jadi apa apa lupa," keluh Natha kemudian.
"Papi nggak lupa! Tadi papi udah pesen Pizzanya, paling sekarang lagi dibuatin."
"Oh, ya? Sama siapa?"
"Ya sama penjualnya, Natha. Masa papi yang masak," ujar Galang seraya meraih gawai di atas meja. "Udah. Kamu tunggu yang tenang di sini. Palingan sebentar lagi mereka nyampe."
"Papi bohong! Itu Hp buat apa? Pasti baru mau dipesen kan, Pizzanya? Orang daritadi Papi tidur udah kayak kaum rebahan. Kapan pesennya? Papi mau coba ingkar janji sama aku?"
Mulut Galang terpenganga. Dia tidak mungkin lupa kalau sifatnya dan Thea menurun penuh kepada Natha. Galang yang tukang nyinyir dengan kata-kata mutiaranya dan Thea yang cerdas dan selalu banyak menuntut. Semua itu terjiplak sempurna pada Natha tanpa diajari.
"Aku benci Papi!"
"Eh, iya. Jangan benci papi juga, dong. Papi minta maaf, deh. Papi udah lupa sama janji sendiri. Tapi, sekarang papi mau berangkat buat beliin Pizza spesial buat jagoan kesayangan papi yang paling pinter ini! Nanti papi tambahin, deh, hadiahnya. Gimana? Mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TAK DIINGINKAN
FanfictionEND❤ Tentang perjuangan dari seorang anak yang ingin mendapat pengakuan dari ibu kandungnya selama belasan tahun. Perjalanan mempertahankan rumah tangga dengan pertaruhan nyawa. Penuh siasat dan intrik.