Keesokan harinya.
Galang dan Thea sudah terbangun pagi-pagi sekali seperti biasanya, melakukan rutinitas mereka seperti biasanya juga. Apalagi, hari ini mereka akan berangkat ke villa bersama Aida dan yang lainnya.Sebenarnya, Galang agak malas pergi ke villa itu, karena satu alasan yang sudah pasti.
Tapi karena ia ingin melihat Thea bahagia, akhirnya ia mengiyakan apapun yang terbaik untuknya.***
"The, apa kamu udah siap?" tanya Aida yang sudah datang ke rumah untuk menjemput mereka.
Thea tersenyum tipis dan mengangguk pelan, tapi ia belum melihat Galang keluar rumah padahal semua barang bawaan mereka sudah dimasukkan kedalam bagasi.
"Ck, ini Galang kemana sih? Udah siang tau, tar kalo makin siang kan panas di jalan," gerutu Aida yang sudah tak sabar ingin berangkat.
Pangeran sudah menunggu di mobil, sedangkan Wingky juga sudah berangkat dari rumahnya sendiri. Karena ia mengatakan akan menjemput seseorang terlebih dahulu.
Tapi tak lama kemudian, akhirnya yang mereka tunggu datang juga. Galang terlihat berlari kecil ke arah mereka dengan membawa sebuah termos kecil di tangannya.
"Ck, abis ngapain aja sih? Lama banget," tanya Aida sedikit marah.
"Nih, gue abis ngambil persediaan aer panas buat di jalan." jawab Galang.
"Oh, ya udah ayo berangkat. Jadi kesiangan kan kita, ini semua gara-gara kamu."
"Emh, perasaan gue mulu yang disalahin," gerutu Galang seraya membuka pintu mobil dan membiarkan Thea masuk lebih dulu.
***
"Eh, ngomong-ngomong, si tingky Wingky ke mana? Dia gak berangkat bareng kita si?" tanya Galang saat mereka sudah dalam perjalanan.
"Katanya dia ingin mengajak seseorang lagi, sekarang dia sedang menjemputnya dan dia akan langsung berangkat dari sana," jawab Pangeran yang kini sedang menyetir.
"Cewe?" tanya Galang lagi.
"Ih, kepo! Apa urusannya sama kamu cewe apa cowo?" ucap Aida ketus.
"Ada lah, sukur-sukur cewe, jadi dia gak terus-terusan deketin Thea mulu," jawab Galang tak ingin kalah.
Thea sedikit menyikut Galang dan melihatnya dengan tatapan marah.
"Ck, kau terus saja berpikiran buruk padanya. Apa kau percaya kalau Wingky benar akan merusak hubungan kalian? Jika dia ingin melakukannya, dia pasti sudah melakukanya sejak dulu," ucap Pangeran.
Aida malah terkekeh kecil didepan.
"Iya Ran, kayanya dia takut. Karena pada kenyataanya cinta Wingky buat Thea itu lebih besar dari cintanya. Hhhh! Jadi, dia khawatir kalau Thea akan kembali lagi sama Wingky," celetuk Aida.
Thea menoleh.
Ia yang sedari tadi diampun kini melihat ke arah Galang yang terus berdebat dengan Aida.
Ia tau, cinta Wingky memang lebih besar.
Dan apakah yang dikatakan Aida tadi benar? Apa Galang begitu ketakutan kalau ia akan kembali pada Wingky.
Tapi kalau memang seperti itu, kenapa Galang malah mengijinkannya pergi ke villa, padahal ia tau kalau itu adalah villa milik Wingky. Merekapun akan berada dalam satu rumah dalam 2 hari kedepan.Apa Galang tak akan merasa cemburu? Thea terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri sambil terus menatapi Galang.
***
Waktu terus berlalu, perjalanan yang cukup jauh itupun kini terbayarkan dengan sampainya mereka semua di tempat tujuan.
Sebuah rumah, begitu besar dengan dikelilingi pepohonan dan banyak sekali bunga. Tampak asri dan menebarkan udara sejuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG TAK DIINGINKAN
FanficEND❤ Tentang perjuangan dari seorang anak yang ingin mendapat pengakuan dari ibu kandungnya selama belasan tahun. Perjalanan mempertahankan rumah tangga dengan pertaruhan nyawa. Penuh siasat dan intrik.