Prolog

9.1K 317 6
                                    

Seorang gadis kecil berkulit putih dengan khimar abu-abu lusuhnya hanya terdiam di sebuah lorong rumah sakit. Bulir bening terus mengalir tanpa diiringi isak tangis. Gadis itu, hanya menatap kosong pandangan yang ada di depan mata, pikirannya menerawang jauh hatinya yang terluka seperti puluhan anak panah yang menghujam tepat pada sasaran.


"Hiks...hiks..." tidak ingin ada orang lain yang tahu tentang tangisannya, segera ia berlari dengan cepat menuju tempat yang sepi.

Tangis yang sedari tadi ia tahan kini telah pecah. Pertahanannya terguncang, ternyata dirinya belum sekokoh karang untuk menghadapi terjangan ombak yang begitu hebat.

"Ya Allah... To...tolong sajidah. Hiks...hiks..." gadis kecil yang berumur tujuh tahun itu kini sedang memohon pada Tuhannya. Gadis kecil yang malang. Matanya menatap bentangan langit gelap yang tidak lama lagi akan menurunkan air hujan.

Jedarrr!!
Suara petir terdengar dari langit membuat gadis kecil itu semakin takut dengan keadaan bahkan pad dirinya sendiri.

"Aaaaa!! Hiks....hiks....." tangisnya semakin pecah. Tangis yang ditemani derasnya rintik hujan yang mengalun dengan indah tetapi begitu sarkas bagi telinganya.

"Sajidah!"

"Sajidah daniyah. Woi!" panggil seorang siswa yang membuat siswi yang bernama Sajidah itu keluar dari dunia lamunannya.

"Astaghfirullah!"

Di Balik Senyum ✓ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang