12.Cemburu

1.9K 150 4
                                    

🌻🌻🌻

SAJIDAH'S POV

Hiruk piruk siswa siswi smaN pelita memenuhi seisi kantin. Beberapa dari mereka hanya bisa bersabar menunggu antrian, sedangkan yang lainnya memasang ekspresi seakan seekor singa yang kelaparan dan tidak sabar ingin memangsa apapun yang ada di depannya. Aku hanya menggeleng kepala pelan melihat pemandangan yang hampir setiap hari terjadi itu.

"Lama nih hanum makan baksonya"
Protes atifa, karena sedari tadi aku dan kedua sahabatku yang lain duduk bersantai di kantin hanya untuk menunggu atifa memakan baksonya.

"Bukan aku yang kelamaan, tapi kalian bertiga yang kecepatan"
Timpal atifa tak mau kalah.

Selang beberapa menit, bakso yang tadinya terisi penuh di dalam mangkuk kini telah berpindah ruang ke dalam perut atifa.

"Ayo ke kelas"
Ajakku pada ketiganya.

Aku dan ketiga sahabat ku berjalan beriringan di koridor kelas. Melewati satu persatu kelas yang memiliki keunikan dan kehebohannya masing-masing. Canda gurau menghiasi keakraban kami berempat. Namun, langkah kaki ku terhenti saat pendengaranku mendengar seseorang yang menyerukan namaku, langsung saja ku balikkan tubuh ku ke arah sumber suara.

Aku mengerutkan dahi ku saat yang berada tepat di depan ku sekarang hanya ada afnan dan ghufron.

"Eh afnan dan kaleng sarden toh"
Gumamku pada mereka berdua.
Melihat pergerakan ku yang berbalik arah, sontak saja ketiga sahabatku pun langsung melakukan hal yang sama dengan ku.

"Ada apa?"
Tanya farrah padaku. Sedangkan aku hanya mengangkat bahu.

"Jid, lo manggil gue kaleng sarden untuk taraf muka gue yang seganteng gini? WHAT?"
Heboh ghufron yang ku tanggapi dengan lirikan mata jengah.

"Kali ini aku iyain apa yang kamu khayalkan itu"

"Tapi sayangnya gue nggak butuh pengakuan dari lo kalau gue ganteng. Haha..."
Balasnya dengan tawa yang mengejek.

"Afnan"
Panggilku pada afnan.

"Iya jid?"
Saut afnan.

"Nanti pulang sekolah jangan lupa ruqyah, was-was kalau kamu ketularan ghufron"
Mendengar ucapanku, afnan hanya menggelengkan kepalanya.

"Kalian berdua ini sepupu, tapi setiap ketemu pasti berantem"
Ucap atifa.

"Nggak akan ada api kalau nggak ada asap fa"
Balas ghufron.

"Kebalik ghugron sepupuku tersayang terganteng terpintar tercinta  termanis tershaleh terkece, yang ada itu asap dulu baru api"
Ucapku sedikit kesal.

Namun, bukannya menyudahi perdebatan unfaedah ini, tingkah ghufron pun semakin menjadi-jadi sehingga membuatku ingin memakannya.

"Ya Allah, kenapa sepupu hamba begini?"
Keluhku.

Aku menghela nafas panjang. Ingin sekali aku memakan makhkuk di depanku ini. Ku lihat satu persatu ekspresi ketiga sahabatku, hahaha lucu sekali ekspresi yang mereka tampilkan. Sedangkan afnan, kini ia sedang berjongkok menunggu perdebatan ini berakhir. Hilang sudah wibawah afnan ketika aku melihatnya seperti itu.

"Assalamu'alaikum"
Sapa seseorang dari arah belakangku.

"Wa'alaikumsalam warohmatullah wabarokatuh pak"
Jawab kami semua kompak dan langsung saja afnan mengubah posisi jongkoknya menjadi berdiri.

"Alhamdulillah, Ya Allah terimakasih sudah mengirimkan pak akbar untuk menghentikan perdebatan ini"
Batinku.

"Kalian belum masuk?"
Tanya pak akbar.

Di Balik Senyum ✓ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang