11. Bertemu Di Cafe

2K 155 1
                                    

Menurunkan hujan adalah cara Tuhan membuatku bahagia dengan jalan yang sederhana.

-Di Balik Senyum-

🌻🌻🌻

"Kenapa kalian pada diam?" tanya Sajidah pada ghufron dan kedua sahabatnya, afnan dan dhanis. Pasalnya setelah sajidah menjelaskan sekilas kisahnya dengan zakia, tiga orang di depannya hanya mematung dengan sorot mata yang tidak sajidah mengerti.

"Aku tahu, sedikit banyak ghufron pasti udah nyeritain latar belakang hidup aku dan dari ekspresi kalian kemarin juga nunjukkin kalo betapa kagetnya kalian melihat aku sama kak zakia bisa begitu. Ya mangkanya aku jawab rasa penasaran kalian dengan sedikit cerita, toh bukan aib atau sebuah kesalahan yang harus aku tutupi, tapi jalan hidup yang Allah kasih untuk aku." lanjut sajidah dengan seulas senyum.

"Gue ikut bahagia melihat gimana bahagianya lo ketika ketemu kak zakia, nyesel gue gak rekam, biar lo juga bisa lihat kalo lo cantik pas lagi bahagia," tutur ghufron.

"Ohhh, jadi aku cantik kalo lagi bahagia aja nih?" sedangkan ghufron hanya tersenyum lebar sembari memegang tengkuk lehernya.

"Enggak kok, maksud ghufron itu, kamu cantik setiap saat karena memang setiap detiknya kamu harus bahagia," celetuk afnan yang membuat mereka terdiam, termasuk diri afnan sendiri.

"Ii...iiyaa, aamiinn semoga ya," balas sajidah canggung yang semakin membuat afnan merasa canggung.

"Tapi, lagi pula kesedihan dan kesulitan itu mutlak warnanya dunia. Berarti, selagi kita hidup di dunia ini, sedih dan sulit pasti selalu ada dalam bagian kehidupan kita. Gak abadi kok, kan Allah yang bilang setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Tugas kita sebagai makhluk menjalani dengan ikhlas dan rida apa pun ketentuan yang Allah kasih, selagi bisa usaha ya lakuin, selagi bisa doa ya kencengin doanya, karena Allah menilai dari bagaimana usaha manusia untuk diberi hasil yang terbaik." lanjut sajidah yang membuat afnan dan dhanis tersenyum tipis.

"I'm proud of you sister, gue gak janji bakal ada di setiap saat untuk lo, tapi gue bakal berusaha untuk selalu ada di saat lo butuhin gue," mendengar ucapan ghufron, sajidah tersenyum lalu mengacungkan kedua jempol ke arah sepupunya.

"Btw, aku ke kelas dulu, tadi iseng aja main ke perpus eh gak taunya ketemu kalian. Aku kira tadi kalian lagi sibuk bahas soal ujian, ternyata malah numpang melamun di sini," ungkap sajidah yang hendak berdiri dari kursi yang ia duduki.

"Oh iya, mba ulfa titip salam sama kamu, katanya kapan kamu main ke rumah," kata afnan.

"Wa'alaikumussalam, salam balik untuk mba ulfa semoga kuliahnya lancar. Kalo urusan main ke rumah, aku belum tau, takut mba ulfanya juga sibuk," balas sajidah.

"Ntar pulang sekolah aja, lagian kan pulang cepet. Sekalian gue sama dhanis mau ikut, hehe."

"Loh kok bawa-bawa gue?" sahut dhanis seakan merasa tidak terima, padahal afnan sudah sangat hafal kelakuan dua sahabatnya, jika pulang cepat mereka hampir selalu main ke rumah afnan, apalagi kalau bukan untuk bermain playstasion atau sering dipersingkat ps.

"Iya, hari ini mba ulfa lagi libur, dia gak kemana-mana,"

"Aduhh maaf banget, hari ini gak bisa, soalnya pulang sekolah nanti aku mau ketemu sama kak zakia, udah janjian kemarin," tolak sajidah dengan sopan.

"Ketemu di mana? Sama siapa aja? Terus kamu ke sana pakai apa?" tanya ghufron yang membuat sajidah tertawa tipis melihat sikap posesif ghufron yang kembali muncul setelah sekian lama tidak terlihat.

Di Balik Senyum ✓ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang