16. Kehilangan

1.7K 145 8
                                    

Skenario Allah itu sesungguhnya indah. Kau hanya perlu menjalaninya dengan sabar dan ikhlas. Yakinlah jika ujung kisah mu akan membuahkan hasil yang luar biasa, itulah hadiah dari Allah. Ingatlah bahwa Allah tidak pernah meninggalkan makhluk-Nya.




Author Pov

Kebisingan memenuhi seisi ruangan kelas 12 bahasa. Mereka berulah dengan tingkah mereka, tidak peduli usia, mereka hanya ingin menikmati waktu freeclass mereka. Namun, freeclass hari ini berbeda dengan sebelumnya. Hari ini, seorang sajidah daniyah yang biasanya usil pada ketiga sahabatnya, kini sedang duduk di kursinya seraya menerawang papan tulis yang penuh dengan tulisan aneh teman kelasnya.

"Jid, kamu kenapa? Ini pertama kalinya kamu badmood loh"
Tanya farrah.

"Aku bukannya badmood, tapi entah kenapa perasaan aku tidak enak. Seperti ada sesuatu yang akan terjadi"

"Hanya perasaan saja jid, husnudzon saja sama Allah. Mengingat Allah membuat hati kita tenang"

"Iya far, makasih ya. Aku mau ke musholla dulu"
Farrah hanya mengangguk pelan dengan seulas senyum.

"Ikut tidak?"

"Tidak, aku sedang berhalangan"

"Kalau ghufron cari aku untuk meminjam khimar ku, ambil saja di dalam tas ya far"

"In syaa Allah siap jid"
Mendengar jawaban farrah, sajidah hanya tersenyum simpul lalu melangkah pergi.

Kini, sajidah kembali menghadap Sang Khalik saat waktu dhuha datang. Mencoba dengan rasa khusu' agar mendapatkan ridho-Nya. Setelah salam terakhir, sajidah menadahkan tangannya untuk mengadu pada Dia Yang Maha Mendengar.

"Ya Allah..."
Lirih sajidah dalam hati disertai bulir bening dari mata sayunya.

"Engkau yang memiliki skenario terindah dalam hidup, Engkau yang mengatur kehidupan dengan sebaik-baiknya, Engkau yang memiliki ribuan cara untuk mengutarakan rasa cinta-Mu pada hamba-Mu"

"Ya Allah, tenangkanlah hati hamba yang gelisah ini. Berikanlahkan hamba ketentraman dan kenyamanan hati. Ya Allah, jauhkanlah firasat buruk dari pikiran hamba. Ya Allah, jadikanlah hamba seseorang yang kuat iman, kesabaran, keikhlasan dalam takdir hamba"

Sajidah terus melafazdkan do'a-do'anya. Air mata turut mengalir, memaknakan permohonan yang sangat diharapkan.

Afnan Pov

Ku pandang dia yang sedang berdo'a begitu khusu'nya. Hingga aku sadari ada cairan bening yang meluncur dari matanya. Melihatnya begitu, hatiku terasa sedih. Kini, aku tahu di balik senyum tulusnya ada sebuah air mata yang ingin mengeruak keluar.

"Udah selesai do'a tu, kuy af"
Ajak ghufron mengagetkan ku dan spontan saja ku balas dengan anggukan.

"Assalamu'alaikum sepupu ku"
Ucap ghufron sok manis membuat ku sedikit geli. Sedangkan sajidah membalas salam ghufron dengan ekspresi kagetnya.

"Kalian kenapa disitu? Itu kan pintu khusus perempuan. Wah mau maling mukena ya?"
Tanya sajidah dengan tatapan yang seram.

"Su'udzon aja lo sama gue"

"Lah terus ngapain disitu, udah sana buruan pergi. Aku mau pakai khimar aku, huss huss"

"Gue tu peduli sama lo. Tadi gue ke kelas lo, terus kata farrah lo ke musholla. And langsung aja gue ke musholla"

"Pakailah bahasa yang baik dan benar ghufron. Kamu ini seperti tidak belajar bahasa saja. Lagi pula siapa suruh kamu susul aku? Hmm?"

"Idih, mentang-mentang jurusan bahasa"
Mendengar balasan ghufron, sajidah hanya mendengus kesal.

Di Balik Senyum ✓ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang