31. Lamaran

1.6K 114 5
                                    

Seorang mukmin itu keceriannya tampak di wajahnya dan kesedihannya tersimpan di dalam hatinya
~Ali bin Abi Thalib~

Sajidah Pov

Terik matahari menyambutku di pagi hari. Udara sejuk terasa menyentuh lembut tubuhku. Ku kembangkan senyumku untuk memuli aktifitas baruku. Hari ini adalah hari pertama aku bekerja di sebuah cafe yang cukup terkenal. Tidak hanya itu, para karyawatinya pun diperbolehkan memakai hijab syar'i.

Cafe dimana aku bertemu dengan kak zakia,  kak zakia lah yang membantuku untuk mendapatkan pekerjaan ini, terlebih pemilik cafe ini adalah sahabat kak zakia. Meskipun hanya menjadi karyawan biasa, tapi aku sangatlah bersyukur. Paling tidak aku bisa meringankan beban bu'le dan pa'le.

"Jidah"
Panggil ghufron saat aku hendak menggayuh sepeda biru ku.

"Ya? Kamu mau aku cium juga tangannya seperti bu'le pa'le? Tidak ah, kan bukan mahram"

"Idih, ogah gue"

"Lah terus?"

"Lo aja yang bawa motor, gue biar naik angkot"

"E n g g a k, enggak. Kamu nggak pikir kalau kamu naik angkot terus nia gimana? Udah ya, jangan terlalu khawatir, pergi kuliah sana. Cie maba, semangat ya kuliahnya"
Godaku.

"Gue akan semangat kuliah kalau lo juga kuliah"

"Cita-cita ku tidak bergantung pada kuliah atau tidak"

"Cita-cita lo apasih sampai ngebet banget nggak mau kuliah, padahal ayah gue dapat bonus gede dari perusahaannya, ditambah lagi dia naik pangkat"

"Simpel sih, cuma mau bikin orang yang aku sayang bisa hidup bahagia di dunia maupun di akhirat. Bisa lihat nia sukses sesuai cita-citanya sebagai bidan, lihat kamu sukses sebagai pengusaha ternama dan lihat keluarga kecil kamu suatu saat nanti, dan lihat alina yang sukses menjadi hafidzah. Pokoknya semua orang yang aku sayang itu harus bahagia"
Jelasku dengan senyum mengembang.

"Keluarga kecil gue apanya?"

"Ya lihat kamu nikah, terus punya anak"

"Lo nggak mau nikah gitu?"

"Udah ah sana, aku mau berangkat kerja. Assalamu'alaikum"
Dengan segera ku tinggalkan ghufron dengan wajah kebingungannya. Sekali lagi, aku hanya berharap Allah mengabulkan semua cita-cita yang ku sebutkan pada ghufron.

🌸🌸🌸

"Sajidah ya?"
Tanya seseorang yang memakai seragam merah yang sama denganku, hanya saja aku memakai rok hitam panjang dan khimar syar'i hitam, dan dia memakai celana hitam panjang dan kerudung hitam yang masih menampakan lekuk tubuh.

"Iya mbak, saya masih baru disini"
Ucapku sopan dengan senyum khasku.

"Em, kamu cantik, shalehah lagi"

"Mbak mita ini bisa saja"

"Loh, tau nama mbak ya?"

"Ada di nametag mbak"

"Oh iya, mbak lupa"

"Ngobrolnya duduk disana saja yuk, kan masih waktu istirahat"

"Iya mbak"

"Usia kamu berapa?"

"Tahun ini masuk delapan belas tahun"

Di Balik Senyum ✓ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang