29. Please

1.3K 114 5
                                    

Jalanmu masih panjang, banyak fase yang akan dilalui. Maka dari itu, jangan pernah berputus karena akan ada kemudahan bersama dengan kesulitan.

4 bulan kemudian

Author Pov

Hari ini semua masyarakat smaN pelita sibuk menyiapkan persiapan perpisahan siswa siswi kelas 12, terlebih bagi mereka anggota osis. Semua tampak antusias, terutama mereka yang akan berpisah dengan sekolah mereka. Ada yang sibuk dengan persiapan penampilan tari, teater, drama komedi, dan terkhusus paduan suara  kelas 12.

Namun, ada satu dari ratusan siswa yang lebih memilih menyendiri di musholla sekolah. Ia lebih nyaman dengan kesunyian musholla tanpa keributan apapun itu.

Sajidah namanya, gadis yang empat bulan terakhir lebih menjadi penyendiri, bisa dibilang ia bukanlah sajidah yang dulu, ia yang cerewet, yang lebih memilih keramaian. Banyak orang bertanya, apa alasannya seperti ini. Ya, banyak yang peduli padanya, namun ia lebih memilih menutup mata dan telinga agar orang yang menyayangi dan disayanginya tidak tersakiti.

"Kak"
Panggil siswi berambut hitam lebat yang diikat kuda, serta dengan hiasan pita abu-abu di sisi kanan kepalanya.

"Eh iya?"
Tanya sajidah yang keluar dari dunia lamunannya.

"Kakak nggak ikut latihan paduan suara?"

"Tadi sudah izin ke buk eka"
Mendengar penjelasan sajidah, siswi berambut hitam itu pun melangkah untuk duduk tepat di samping sajidah.

"Kamu raisa ya?"
Tanya sajidah.

"Bukan kak, aku raina. Kembarannya raisa"

"Oh maaf-maaf, kakak nggak tahu. Habisnya mirip sih"
Ucap sajidah dengan senyumnya.

"Bedanya di style rambutnya kak, kalau aku diikat kuda kalau raisa cuma digerai"
Sajidah pun hanya ber'oh'ria.

"Mau sholat dhuha ya?"
Tanya sajidah.

"Eng...nggak kak, tapi itu mau anu mau ngobrol sama kak sajidah, boleh kan kak?"
Tanya raina seraya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak terasa gatal.

"Boleh, tapi apa kamu tidak sibuk? Osis kan?"

"Tugas raina sudah selesai kak, tapi mungkin raisa yang lebih sibuk, dia kan wakil ketua osis. Hehe"

"Emm"
Gumam sajidah dengan menganggukan kepalanya pelan.

"Kak, raina boleh tanya?"
Tanya raina tampak ragu.

"Boleh kok, selagi kakak bisa jawab"

"Jadi gini, raina kan tidak ber eh belum berhijab. Nah, raina dosa nggak?"
Mendengar pertanyaan raina, senyum sajidah mengembang.

"Menutup aurat itu wajib hukumnya. Sedangkan wajib itu dikerjakan berpahala dan ditinggalkan berdosa. Nah, aurat perempuan kan dari ujung kaki sampai ujung rambut, terkecuali telapak tangan dan wajah"

"Jadi, selama ini raina dosa dong kak?"
Tanya raina pelan yang tampak menundukan kepalanya.

"Kakak bukan orang yang tepat untuk mengatakan berdosa atau tidaknya, tapi kamu bisa menyimpulkan sendiri dari pernyataan sebelumnya"

Di Balik Senyum ✓ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang