30. See you

1.3K 124 9
                                    


Nasehat itu mudah, permasalahannya hanya dalam penerimaan nasihat itu sendiri, karena nasehat terkadang terasa amat pahit bagi mereka pengikut hawa nafsu.

       ~Al-Imam Al-Ghazali~

Afnan Pov

Ku langkahkan kaki ku dengan rasa bercampur aduk. Masa putih abu-abu ku telah berakhir, masa pencarian jati diri ku telah menutup albumnya, masa kelabilanpun telah habis termakan waktu. Semuanya tampak bahagia disini, namun aku tahu ada satu rasa yang menghampiri mereka semua. Perasaan sedih yang membuat perpisahan ini semakin berarti.

Sedih akan berpisah dengan sahabat yang selama tiga tahun telah bersama saat suka dan duka. Aku pun merasakan itu. Percayalah, semua rasa bercampur aduk disini.

"Afnan"
Panggilan dhanis membuyarkan lamunanku dan membuat langkahku terhenti.

"Hei bro, ganteng juga lo"
Ucapku sambil memeluknya khas pelukan lelaki.

"Lo juga kalik"

"Ayo kesana, jam delapan acara dimulai"

Langsung saja aku bersama sahabatku-dhanis melangkahkan kaki bersamaan menuju gedung sekolah. Semuanya tampak meriah, dekorasi, hiburan, pakaian siswa-siswi seangkatanku yang mereka kenakan, sangat membuat acara perpisahan ini terasa mewah.

"Buku tamunya kak"
Tegur seorang siswi dengan pakaian panitia osis itu lagi-lagi membuyarkan lamunanku. Hampir saja aku melangkah begitu saja tanpa mengisi buku tamu.

Ku lihat arloji ku saat posisi ku telah duduk di kursi barisan tengah sebelah kanan, waktu menunjukan pukul 7:45, itu artinya sebentar lagi acara pelepasan siswa siswi kelas 12 akan dilangsungkan.

"Gimana, jadi masuk universitas islam negri?"
Tanya ghufron.

"In Syaa Allah, lo?"

"In syaa Allah sama, untuk jurusannya gue pilih ekonomi syari'ah, dan lo? "

"In syaa Allah pendidikan agama"

"Denger-denger sih ghufron juga satu univ sama kita"

"Nah tuh orangnya"
Sambung dhanis, sontak saja aku langsung mengalihkan pandangan.

Bukan, bukan ghufron yang mengalihkan pandanganku. Melainkan seseorang yang berjalan di belakangnya. Seorang gadis dengan gamis abu-abu dengan khimar syar'i senada. Ia cantik dengan make up tipis dan penampilan sederhananya.

"Lo harus selesaikan semuanya nanti"
Bisik dhanis padaku.

"Apa yang harus gue selesaikan?"

"Semuanya, bukannya lo mau tau kenapa dia berubah?"

"Tapi gue rasa, gue nggak berhak tau"

"Terserah lo"

Ya, aku tidak ingin munafik karena tidak ingin tau alasannya berubah. Aku ingin tahu, aku peduli padanya, tapi siapalah aku, aku hanyalah seorang secret admirer di dalam hidupnya. Dan ya aku punya alasan sebagai teman untuk bertanya kepadanya.

Acara dimulai begitu khidmat, penampilan demi penampilan tersajikan. Acara kali ini begitu meriah, berbagai kreatifitas dan bakat siswa tersalurkan. Hingga, semua lampu di gedung ini diredupkan dan hanya disorotkan pada dua orang siswa dan siswi yang ku ketahui salah satu dari mereka bernama raisa-adik sepupu dhanis. Siswa itu mulai memainkan gitarnya, dan raisa mulai bernyanyi dengan suara merdunya.

Bila nanti kita berpisah
Jangan kau lupakan
Kenangan yang indah
Tentang kita

Jika memang kau tak tercipta
Untuk ku miliki
Cobalah mengerti yang terjadi

Di Balik Senyum ✓ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang