24. Aneh

1.4K 123 9
                                    

Hubungan yang paling indah ialah mencintai dan dicintai Allah.

Sajidah Pov

Ku edarkan pandanganku ke arah sembarangan. Sore ini pengunjung kafe tampak lebih sepi. Ah syukurlah, paling tidak aku tidak harus merasakan ketidaknyaman dalam keramaian. Dua menit berlalu, kini wanita berniqab yang sedari tadi ku tunggu telah datang. Ku kembangkan senyumku, wanita berniqab itu pun langsung duduk tepat di hadapanku.

"Lama ya kakak sholatnya?"
Tanyanya padaku. Pasalnya sedari tadi aku menunggunya menunaikan sholat ashar.

"Nggak kok kak. Malah, jidah rasa jidah yang lebih lama. Maaf ya kak, soalnya tadi jidah harus bersihin seragamnya dulu biar nggak kotor"
Ucapku tidak enak hati.

"Kamu ini, iya nggak papa. Oh ya, sudah pesan?"

"Belum kak, sajidah tidak paham"
Ucapku pada wanita berniqab yang tak lain ialah kak zakia.

Segera kak zakia memesan makanan dan minuman.

Flashback

"Jid, itu bukannya kak zakia istrinya pak akbar ya?"
Ucap farrah padaku.

"Em sepertinya iya, mungkin mau jemput pak akbar"

"Pak akbar kan bawa motor. Masa iya kak zakia jemput suaminya pakai taksi"

Bingung. Ya sedikit membingungkan.

"Mau ngelamar sajidah untuk adiknya kalik"
Ucap ghufron yang mengejutkanku. Ah makhluk ini, tidak bisa sehari saja tidak menjengkelkan.

"Ciee jidah"
Goda farrah yang ku tanggapi dengan wajah datar. Enggan berlama-lama di suasana menjengkelkan, aku pun langsung melangkahkan kaki lebih cepat.

"Jidah!"
Pekik farrah yang membuatku membalikan tubuh. Ku lihat wajah ghufron yang dengan ekspresi mengejek, farrah yang tersenyum jahil dan afnan yang berwajah datar. Terserahlah, mereka menjengkelkan.

Drett... Drett...

Dering ponsel kak zakia pun memecahkan lamunanku.

Sayup-sayup ku dengar suara laki-laki yang tidak asing bagiku. Sesekali pula kak zakia tertawa pelan, seperti menggoda lawan bicaranya yang ada di ujung telfon.

"Siapa kak? Pak akbar ya?"
Tanyaku setelah kak zakia memutuskan telfonnya.

"Alif, dia bilang sedang pusing-pusingnya sama tugas akhir kuliah"

"Loh, bukannya sudah jadi ustadz ya? Kok masih kuliah?"
Tanyaku setelah pelayan kafe menghantarkan pesanan yang dipesan kak zakia tadi.

"Cerita sedikit sama kamu nggap papa lah ya. Jadi sebenarnya alif itu em baru tiga tahunanlah dipesantren. Dua tahun belajar dan setelah itu baru diangkat jadi tenaga pengajar setelah dia khatam al-Qur'an"

Ya, masih membingungkan.

"Bingung ya?"
Tanya kak zakia yang ku tanggapi dengan anggukan.

"Setelah tamat madrasah aliyah alif memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Nah, setelah menjalani dua bulan, alif merasa nggak nyaman sama dunia perkuliahannya yang bebas dalam pergaulan. Akhirnya ia berniat untuk menenangkan diri dengan tinggal di pesantren selama beberapa hari. Lama-kelamaan sih dia nyaman, akhirnya dia mutusin untuk menghentikan perkuliahan dan mengubah status menjadi santri"

Jeda beberapa saat.

"Sebelum masuk pesantren, alif sih sudah hafal lima jus. Jadi alhamdulillah dalam dua tahun dia bisa menghafal tiga puluh jus al-Qur'an dan akhirnya diangkat menjadi tenaga pengajar disana"

Di Balik Senyum ✓ (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang