24. Prioritas

1.1K 93 7
                                    

Instagram: iyepe25

Pagi ini lapangan sekolah SMA Lurish telah dipenuhi oleh barisan siswa siswi yang sedang menunggu pengumuman. Entah pengumuman apa, yang jelas karena sudah mendekati pertengahan bulan Januari pasti akan diadakan acara festival musik antar kelas.

Tuk tuk

Terdengar bunyi ketukan speaker. Terlihat pria paruh baya dengan rambut yang sudah berubah warna menjadi putih sedang menge-cek microphone yang mau ia pergunakan.

"Hallo assalamualaikum anak-anak" salam pria paruh baya itu ramah.

Semua murid pun menjawab salam bersama, bahkan para guru pun juga ikut menjawab. Ya pria yang barusan mengucapkan salam adalah kepala sekolah disekolah ini.

"Bagaimana kabar kalian? Pasti baik kan! Oke maaf kalau saya sudah memperlambat waktu belajar kalian" basa basi pria itu "disini saya hanya menyampaikan informasi dari ketua OSIS kalian, seperti biasa di pertengahan bulan Januari ini akan diadakan acara festival musik! Oke cukup sekian yang saya ucapkan selebihnya bisa diberi tahu sama ketua OSIS" sambung pak Rahmat sambil mempersilahkan ketua OSIS itu untuk mengambil alih.

"Assalamualaikum teman-teman! Saya Arrangga, ketua OSIS disekolah ini" ucapnya sambil memperkenalkan dirinya.

"Udah tau!" Ucap semua murid terutama murid kelas XII.

"Mungkin untuk kelas sebelas maupun dua belas sudah mengetahui acara ini. Untuk kelas sepuluh yang belum tahu kalian harus mempersiapkan satu atau dua orang untuk mewakili masing-masing kelas kalian dalam acara festival musik ini!" Jelasnya panjang lebar.

"Ohiya acaranya dua minggu lagi, jadi segera persiapkan latihan kalian, karena nanti yang memenangkan festival musik ini akan mendapatkan trophy dari masing-masing perlombaan yang ada, dan akan mendapatkan lima tiket liburan Awal tahun" sambung ketua OSIS itu.

Cukup menarik bagi keempat gadis yang sedang berbaris.

***

Setelah berbaris setengah jam dilapangan, Momo dan kawan-kawan pun langsung menuju kantin.

Sesampai dikantin, keempat gadis itu memilih untuk duduk di meja paling ujung.

"Kelas kita siapa yang ngewakilin?" Tanya Sellin memecahkan kesunyian diantaranya yang sedang meminum teh pesanan.

"Lo bertiga aja" Jawab Ina dengan entengnya.

"KOK GUE?!" kaget Sellin dan Caca.

"Iya gue udah nentuin lagu yang tepat buat kalian bawain" ujar Ina "Lo berdua kan bisa main piano sama biola" sambungnya dengan melirik kedua sahabatnya itu, Sellin dan Caca.

Ya, memang Sellin dan Caca sejak kecil sudah disuruh mamah dan papah nya untuk mengikuti sekolah musik. Bedanya Sellin lebih berminat ke biola dan Caca piano.

Kalau Ina, jangan ditanya alat musik yang berhasil ia kuasai adalah gitar dan drum. Cukup dikatakan kenapa mereka berempat tidak membuat sebuah group band saja?!.

Kalau kata Ina Caca dan Momo, musik itu baginya hanya untuk pelampiasan disaat mereka sedang lelah dengan kenyataan.

Berbeda dengan Sellin. Gadis yang dikenal dengan kepolosan nya itu lebih mendalami dunia musiknya. Karena menurutnya dari musik seseorang dapat mewakili untuk mengutarakan isi hatinya jika bibir ini tak mampu untuk mengatakannya. Begitulah cara pandang Sellin dalam dunia musiknya.

"Oh oke" terima Sellin dan mendapatkan anggukan dari Caca. Ina pun tersenyum.

"Yaudah nanti sore latihan di rumah gue!" Perintah Ina, rumah mewah miliknya memang mempunyai ruang musik yang biasa digunakan olehnya dan bang Rian dulu. Tapi semenjak Rian pergi keluar negeri untuk melanjutkan kuliahnya, tempat itu jarang digunakan oleh Ina. Karena baginya bermusik tanpa Rian itu tidak menyenangkan.

"Hallo semua! Hallo Nana!" Ucap seseorang yang baru saja datang, namun hanya diberi tatapan sinin oleh Ina.

Berbeda dengan Caca dan Riko, mereka berdua langsung duduk berdekatan sambil berpegangan seperti orang mau menyebrang.

Sellin? Gadis itu tengah menggoda Syahdan yang selalu bersikap cuek dan dingin kepadanya.

Namun tak ada sosok Syaren diantaranya. Momo bingung, kemana pria itu.

"Kak Gege?" Panggil Momo, Gege pun menoleh.

"Oy!" Jawabnya.

"Kak Syaren kemana?" Tanya momo penasaran masih dengan panggilan biasa. Kadang gadis itu memanggil pacarnya dengan kakak dan kada juga cuma dengan nama.

"Masih di kelas!" Ucap Gege.

"Ngapain?" Tanya Momo bingung.

"Gue gak tau"

"Dia lagi sama kinar" tukas Riko.

"Kinar?" batin Momo "yaudah kak aku kesana ya" pinta Momo lalu berjalan menuju kelas.

***


Selama perjalanan menuju kelas Syaren yaitu XII IPA 1. Momo terasa sangat bahagia mengingat kejadian kemarin bersama dengan pria itu.

Namun sedetik kebahagiaan nya hilang karena melihat apa yang sedang terjadi didepan matanya.

Momo melihat satu cewek yang sedang memandangi wajah Syaren yang sepertinya sedang mengerjakan tugas, ia terheran kenapa? Apa cewek itu Kinar? Apa dia suka dengan Syaren nya. Semoga saja tidak.

Momo berusaha tidak salah paham dulu dengan semuanya, toh cewek itu hanya memandang tidak melakukan apapun. Jujur saja ada rasa cemburu dihati Momo, tetapi ia buang jauh-jauh.

Karena Momo tidak mau mengganggu, ia berniat untuk tidak bertemu dengan Syaren saat ini. Saat ia ingin pergi dari posisinya, tiba-tiba saja seseorang menabrak dirinya.

"Eh sorry" ucap pria itu. Lebih tepatnya Arrangga, si ketua OSIS yang lumayan tampan.

"Ohiya gak apa-apa!" Balas Momo. Kini Syaren telah menyadari keberadaan Momo. Momo pun tersenyum kearah Syaren.

Momo melihat Syaren tengah berbicara sebentar kepada gadis yang ada didepan bangkunya, lalu berjalan kearah Momo sambil tersenyum manis.

"Kamu sejak kapan?" Kata Syaren.

"Eh anu.. aku sejak.. sejak.." jawab Momo gugup. Syaren yang melihat Momo seperti itu mulai menaikkan alisnya.

"Sejak tadi pas liat lo berdua sama Kinar, terus Kinar natapin Lo kaya orang suka gitu" lanjut salah satu cewek berambut sebahu yang tiba-tiba sudah berada dibelakang Syaren. Siapa lagi kalau bukan Ina. Ina memang seperti itu, ia tidak pernah memanggil satu orang kakak kelasnya pun dengan sebutan Kakak, selalu saja dengan gaya Lo gue atau tidak nama. Sama hal nya dengan Momo dan Caca kecuali Sellin.

Syaren pun melirik kearah Momo, memastikan apa kekasihnya ini cemburu.
Momo pun mengerti "Aku percaya kok sama kakak" jelasnya sambil tersenyum.

"Yaudah, aku ke kantin duluan ya! Gak enak juga sama kinar" pamit Momo kepada Syaren.

"Aku udah selesai kok!" Balasnya "Nar! Gue duluan ya!" Panggil Syaren kepada cewek yang sedang duduk membaca buku pelajaran.

"Ini belum selesai loh!" Balas Kinar.

"Belajar sendiri bisa kan!" Tukas Syaren. Dua hal yang ia benci disekolah ini, yaitu berurusan dengan Ressa dan Kinar. Dua cewek ini selalu saja mengganggu Syaren, bedanya Kinar itu hanya bisa diam dan menggunakan cara halus seperti saat ini, belajar bersama yang disuruh oleh Bu Lia sekaligus kesempatan supaya ia bisa dekat dengan Syaren tidak seperti Ressa yang lebih frontal mengakui rasa sukanya.

SyarenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang