6 | Syaren Tristya

1.9K 130 25
                                    

Instagram: iyepepratiwi

Hari ini adalah hari terakhir Momo melaksanakan kegiatan MPLS disekolahnya.
Setelah mendengar pengumuman dari ketua OSIS, keempat cewek itu telah resmi menjadi murid di SMA Lurish.

Betapa bahagianya mereka.
Di sela-sela acara Demo Eskul, Momo memilih untuk melihat-lihat lokasi dari sekolahnya itu. Sedangkan Ina, Caca dan Sellin, sahabatnya itu memilih untuk melihat stand eskul yang mereka minati.

Bukannya Momo males atau apa untuk mengikuti kegiatan eskul. Dia hanya tidak tertarik dengan keadaan yang begitu ramainya. Jadi Momo lebih memilih menyendiri dan melihat keadaan sekitar sekolah.

Setelah sampai di pertengahan gedung sekolah itu. Momo melihat satu tempat yang berada di paling atas, rooftop yang sengaja dijadikan gudang. Karena gadis ini memiliki kekepoan tingkat tinggi. Ia langsung menghampiri tempat itu.

Dilihat lah keadaan sekitarnya, sebelumnya ia hanya melihat barang-barang yang sudah rusak, bangku dan meja reot yang memenuhi tempat itu. Tetapi di tempat ini, ia merasa seperti ada sosok lain selain dirinya.

Bough

Arghhh

Mendengar suara pukulan tembok dan erangan dari seseorang, Momo pun diam-diam mulai mengikuti arah suara yang didengarnya.

Gadis ini kini tengah mengintai dari balik sisi tembok. Dilihatnya sosok laki-laki yang pernah ditemuinya dengan keadaan yang sangat kacau. Lebih parahnya lagi, punggung jari-jari tangannya dipenuhi cairan merah yang terus-menerus mengalir hingga membuat celana dan baju pria itu penuh dengan darah.

Pria itu perlahan menurunkan pasrah tubuhnya hingga posisinya menjadi duduk "Kenapa?! Hiks.. hiks.. buat apa punya banyak harta?! Kalau semuanya gak sayang sama gue! Hiks.. hiks..

Mah, pah! Syaren butuh kalian! Syaren iri sama Gege dan Riko! Hiks.. hiks.."

Momo yang melihatnya tidak tega, setelah mendengar apa yang dikatakan pria itu, Momo sangat merasakan apa yang Syaren rasakan.

Gadis ini sudah membulatkan tekadnya, ia mulai berjalan menghampiri pria yang sedang terduduk lemah. Biar bagaimanapun pria itu adalah Kakak kelasnya, Momo sebagai junior harus menghormatinya.

"Kak Syaren?" Panggil Momo sambil memegang pundak milik Syaren.

Syaren yang merasa pundaknya dipegang oleh seseorang yang barusan memanggilnya, ia langsung menoleh kebelakang.

Refleks, Syaren langsung memeluk erat tubuh Momo. Ia ingin sekali mendapatkan kehangatan dari seseorang walaupun itu bukan dari orang tuanya.

Momo sangat kaget karena tiba-tiba saja Kakak yang waktu itu pernah mengganggunya, kini tengah memeluk erat tubuhnya. Syaren yang seperti ini terlihat sangat berbeda dari Syaren yang ia ketahui sebelumnya.

Sosok yang pertama kali dilihatnya sangat menyebalkan sombong, angkuh, sok cool kini berbeda. Pria ini terlihat sangat rapuh. Momo bisa merasakan banyak kekecewaan dan kesedihan yang ada di dalam diri cowok ini.

Momo merasakan punggung dan lehernya basah. Bisa dilihat Syaren kini sedang   terisak dipelukan Momo. Bahkan, baju Momo juga terkena cairan merah yang keluar dari punggung tangan Syaren.

"Dhuafa," lirih Syaren.

"hiks.. hiks.. bantu gue! Bawa gue pergi dari sini! Tolong gue, gue cape."

Kesal karena kalimat pertama yang diucapkan Syaren untuknya, tapi Momo segera menghilangkan kekesalannya itu.

"Shuttt! Kakak gak boleh ngomong gitu, sekarang Kaka ikut aku, kita ke uks!" Ucapnya sambil mengelus punggung Syaren.

SyarenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang