31. Air Mata

1K 80 6
                                    

Instagram: iyepe25

Setelah turun dari mobil, Momo berlari untuk mencari keberadaan Syaren. Seolah-olah Syaren itu mau pergi jauh darinya saja.

Sampai di depan pintu masuk, langkah Momo terhenti, tubuhnya lemas hatinya nyeri melihat itu semua. Matanya memanas. Siapa orang itu? Siapa cewek yang sedang berada dipelukan pacarnya? Mungkinkah itu saudara jauhnya! Tapi, seperti itukah pelukan yang dikasih si cewek untuk pacarnya.

Syaren terlihat begitu sangat menikmati pelukan itu, ada banyak kerinduan diantaranya. Momo mulai terisak, menangis tanpa suara. Ia tak mau netting dengan apa yang ia lihat sekarang.

Karena penasaran, Momo pun berjalan sambil menghapus air matanya. Ia mendekati kedua orang yang sedang berpelukan itu. Momo ragu, Momo takut jika kedatangannya membuat keduanya risih. Bagaimana kalau Syaren tiba-tiba berpura-pura tidak mengenalinya. Ya Tuhan bantu Momo.

"Kamu tambah keren aja ya" kata gadis itu, yang masih berpelukan dengan Syaren "Aku kangen banget loh sama kamu"

"Aku juga" balas Syaren singkat namun sangat lembut.

Mendengar itu semua, kecewa sudah pasti ada dihati seorang gadis yang sedang berdiri mematung menatap keduanya. Bagaimana bisa pria yang sangat ia cintai berkata seperti itu terhadap orang lain. Kali ini Momo benar-benar tidak bisa mengontrol pikiran nya. Pikiran negative selalu saja mengelilingi kepalanya. Ia terus menangis, banyak sekali pasang mata yang tertuju kepada dirinya.

Momo pun berjalan lurus kearah kedua orang itu, air mata yang sudah dihapusnya beberapa kali masih saja terus menerus jatuh lagi membasahi kedua pipinya.
Sesampai didepannya, ia kira ini mimpi, ia kira pria itu hanya orang yang mirip dengan kekasihnya, namun setelah ia lihat dari jarak beberapa centi ternyata itu memang kekasihnya, Syaren.
Momo menguatkan hati dan tekadnya.

"Permisi" ucapnya, membuat kedua orang itupun melepaskan pelukannya dan menoleh kearah orang yang baru saja bilang 'permisi'.

Syaren sangat kaget, karena ada Momo disini. Bahkan gadis itulah yang mengucapkan permisi kepadanya lalu berjalan dengan pipi yang terlihat basah.

Tanpa memikirkan gadis yang baru saja berpelukan dengannya. Syaren langsung berlari menyusul Momo yang terlihat dari belakang tengah mengusap air matanya dengan kasar. Syaren berlari mengejar Momo.

"Maureen!" Panggil Syaren, namu tak dihiraukan oleh gadis itu. Malah setelah Syaren memanggilnya, Momo mempercepat langkahnya.

"Reen!" Panggil Syaren masih terus mengejar gadisnya.

"Reen! Kamu kenapa sih" ucapnya setelah berhasil meraih tangan Momo.

Momo yang mendengar pertanyaan bodoh dari sang pacar pun menoleh kasar dengan air mata yang masih mengalir.

Ya Tuhan, setidak pekka itu kah ia terhadap gadis ini, Momo menangis karena dirinya tetapi pria itu malah bertanya seolah-olah ia tak paham dengan perasaan Momo.

Momo benar-benar sangat marah dan kecewa dengan Syaren. Ia pun menepis tangan Syaren yang sedang menggenggam tangannya, lalu berlari menjauh dari pria itu.

Namun saat dia berlari, masih saja Syaren bisa menangkap tangan Momo. Momo menunduk dan semakin terisak.

"Kamu kenapa?" Tanya Syaren dengan nafas yang memburu.

"Kenapa?!" jawab Momo dengan mendongakkan kepalanya dan menatap tajam mata Syaren.

"Kamu gapapa kan?"

Kali ini pertanyaan Syaren yang ini benar-benar membuat Momo marah ralat sangat marah kepadanya.

ARGHH ANJING!

"LO TANYA GUE KENAPA?!"

"GUE NANGIS! LO MASIH NANYA GAPAPA!"

"KENAPA!" Momo mulai mengeluarkan emosinya, semua orang yang sedang melintas didekatnya pun seketika melihat antara Momo dan Syaren.

"GAK BOLEH GUE CEMBURU LIAT LO MELUK CEWEK LAIN! GAK BOLEH GUE NANGIS LIAT ORANG YANG GUE SAYANG PELUKAN DI TEMPAT UMUM! GAK BOLEH! HAH! GAK BOLEH!" Bentak Momo yang terus-terusan memukuli dada bidang milik Syaren. Syaren sekarang mengerti, ceweknya ini pasti sudah melihat Syaren dengan Naura, teman waktu ia sekolah SMP diluar negeri dulu. Syaren benar-benar sangat menyesal atas perbuatannya karena sudah membuat gadis ini menangis.

Dulu ia pernah melarang Momo menangis, dan sekarang gadis ini menangis karena dirinya.

"kemana kak?"

"Segitu marahnya kamu sama aku?" Momo nangis. Ia menatap sendu mata Syaren.

"Apa dia termasuk alasan kakak buat ngehindar dari aku?"

"Kak! Aku nerima tawaran dari Ressa juga buat hubungan kita!"

"Kenapa sih kakak bisa seegois ini?"

"Aku kira selama aku berhenti buat spam kakak"

"Kakak bakal nyari aku"

"TAPI APA! NGGA KAK NGGA!" Momo tak kuasa.

"Lepasin gue!" Pinta Momo dengan tatapan dingin.

"Reen maafin aku!"

"Itu Naura, teman aku" aku Syaren dengan entengnya tanpa mengingat janjinya dahulu.

"Lepasin gue!" Tegas Momo, sambil mengusap air mata.

"LEPASIN!"

"Ikut aku!" Pinta Syaren lalu menarik pergelangan tangan milik Momo.

Sampai ditempat yang tidak begitu ramai, Syaren berhenti dan menatap Momo yang sedang menunduk sambil menangis.

"Maaf!" Ucapnya pelan, lalu memeluk tubuh Momo.

Namun Momo menghindari pelukan dari Syaren.

Plak

Apa yang telah dilakukan Momo? Ya, gadis itu habis menampar wajah Syaren. Membuat pria itu terdiam.

"Gak puas lo sama yang tadi!" Sindir Momo lalu pergi meninggalkan Syaren yang sedang berdiri mematung.

***

Kini Syaren tengah mengusap rambutnya kasar. Gadis disebelahnya yang melihatnya pun bingung.

"What do you think?" Tanya Naura sambil memegang pundak milik Syaren.

"Stop!" Tegas Syaren.

"Itu tadi Maureen Moller! Pacarku! Dia marah sama aku gara-gara aku peluk kamu" jelas Syaren dengan frustasinya.

"Why?!"

"Ya dia kan pacar gue Nau! Udah pasti dia jealouse lah!" Cibir Syaren. Ia bingung mesti kayak gimana lagi. Mungkinkah kalau dia meminta maaf kepada Momo apakah gadis itu akan memaafkan dirinya.

"Lo apain tuh si Momo?!" Tanya Gege yang baru saja datang.

"Kenapa!"

"Gue tadi yang nganter dia ke bandara buat nyusul lo! Eh tau-tau pas dia balik ke mobil tiba-tiba udah nangis!" Jelas Gege.

"Sumpah gue gak tega liatnya!"

"Nih cewek siapa lagi?" Tanya Gege karena baru sadar dengan kedatangan seorang cewek, yang menurutnya cara pake pakaian nya yang kurang bahan.

"Dia Naura, temen SMP gue"

Mereka bertiga pun hanya ber-oh ria.

SyarenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang