Pemuda berambut blonde itu mundur beberapa langkah. Tangannya yang gemetaran menggenggam senter itu terus tersorot ke arah tangan Sean.
"Kyle?" Sean menoleh dan cukup terkejut pula. "Kyle aku..."
"Kau, a-apa sebenarnya kau ini?!!" Kyle mundur beberapa langkah saat Sean bangkit berdiri. Wajahnya seketika menjadi pucat dan jantungnya berdegup kencang.
Sedangkan Sean, ia menyembunyikan tangan kirinya tersebut ke balik punggungnya. Tangan berselaput dan berkuku tajam itu. Isi kepalanya mulai berpikir bagaimana dia menghadapi situasi menggila ini.
"Kyle ini hanya...-"
"Kau monster?!!"
"Apa?"
"Monster. Kau monster!!" Kyle menjatuhkan dirinya ke pasir.
"Tidak-tidak, dengarkan aku, aku-bukan..-"
"YOU'RE SUCH AN ASSHOLE!!" Seru Kyle kasar. "Aku tahu sejak awal ada yang tidak beres denganmu! K-kau..."
"Kyle aku juga tak tahu apa yang terja...-"
"Tutup mulutmu bajing*n! Tunggu sampai polisi mengetahui ini." Pemuda itu dengan panik mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya. Ia mengetuk beberapa digit angka dengan jemari dan tangannya yang gemetaran.
"KYLEE!!" Seru Anna tiba-tiba.
Pemuda itu menoleh beberapa saat, ia menjatuhkan ponselnya tersebut namun cepat-cepat ia sabet kembali.
"Anna?""Kyle, apa yang kau lakukan di sini? Ibu mencarimu." Gadis itu berjalan menghampiri mereka.
"Anna, coba lihat tangannya! Tangan kirinya, D-dia... Dia bukan manu-si..-"
"Kyle! Ibu mencarimu. Berhenti bersikap bodoh."
"Ann! Lihatlah tangan kirinya! Dia, dia monster. Aku melihatnya keluar dari laut dengan tangan seperti itu. Kita harus menghubungi poli..-"
"KYLE!" bentak Anna. "Kau mabuk?!"
"Apa?"
"Aku tanya apa kau mabuk?!"
"Ann..-"
"Berhentilah bersikap menjengkelkan! Kenapa kau selalu seperti ini?" Gadis itu melangkah mendekati Sean, berdiri di sebelahnya.
"Anna, jangan mendekatinya! Dia bukan Sean, dia bukan manusia! Dia mons..-" Kalimatnya terhenti saat Anna menyodorkan sesuatu pada Sean. Sebuah dompet.
"Ini milikmu. Aku menemukannya bersamaan saat aku menemukanmu." Katanya sembari melirik Kyle sesekali. Seolah melemparkan semacam sindiran, atau, penyangkalan atas keterangan tak masuk akal saudaranya tersebut. "Maafkan aku, aku sempat mengintip KARTU IDENTITASMU TN. SEAN ALEX, dan aku yakin kau memang MA-NU-SI-A." Ia memberi lirikan tajam pada Kyle.
"Ann?!!.." Kyle bangkit berdiri kembali. "Coba, coba kau lihat saja tangan kirinya! Jika benar yang kukatakan kau akan menyesal!" Seru Kyle sambil menunjuk-nunjuk.
Anna menoleh pada Sean, begitu juga Sean. Pemuda itu, ia tak ingin mengalami ini. Namun sepertinya situasi tak berpihak padanya.
Pelan-pelan Sean memperlihatkan tangan kirinya. Tangan kirinya yang masih tampak bersisik dan bersirip. Kuku-kuku tajam terlihat mengerikan di sana. Sementara kulit kasarnya kini seolah mengeluarkan cairan untuk membuat kulit itu tidak mengering meski ia tak berada di air.
Anna sempat agak terkejut melihat semua itu. Ia tahu ini akan terjadi cepat atau lambat, keadaannya hampir mirip saat ia menemukan Sean beberapa waktu lalu.
Gadis itu menelan ludah sejenak, namun cepat-cepat menghapus wajah terkejutnya, menyadarkan pikirannya kembali. Tangannya meraih tangan Sean. Menggandengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEIR MERMAN [COMPLETE]
FantasyAlasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasangannya sehari setelah perkawinan usai." Saat musim Kawin para Siren tiba, Sean Alex.. Seorang atlet renang yang tengah mempersiapkan diri untuk...