Alexa menyibak rambutnya, mencoba memandang lebih jelas pria yang kini masih tak menyadari kehadirannya tersebut. Lelaki itu terlihat lebih tampan dari semua video yang ada di sosial media. Ia tak tahu apa karena efek dari biasan lampu lewat kaca-kaca di aquarium sekeliling mereka, namun yang pasti, William, terlihat lebih menarik saat ini.
Tak sampai beberapa menit ia memperhatikan lelaki itu, beberapa orang tiba-tiba mendatangi mereka dari ujung lorong. Nathalie Miller memimpin langkah mereka. Alexa bergegas dari sana, menghampiri pilar yang kebetulan ada di dekatnya dan berdiri di sisi tempat itu, bersembunyi di baliknya.
"Hei Will," Nathalie tersenyum dan memeluk. Tangan itu melingkar di atas bahu William sementara kakinya sedikit berjinjit berusaha mempermudahnya untuk memberi kecupan kecil.
Tak seperti dirinya yang berusaha bersikap manis, lelaki bersurai hitam tersebut justru bersikap lebih cuek. Beberapa pria berjas hitam di sekitar mereka berhasil menarik perhatiannya. Orang-orang berbadan jauh lebih besar darinya, para pengawal keluarga Miller.
"Sejak kapan orang-orangmu melakukan ini? Aku tak pernah bermaksud berbuat buruk padamu."
"Jangan tersinggung Will," Nathalie menurunkan tangannya. "Mereka hanya ingin memastikan agar aku bisa membawamu menemui ayahku."
"Apa?"
"Ayahku. Mari kita selesaikan ini, aku sudah muak. Katakan apapun yang kau mau di depan ayahku, semuanya. Ini bukan soal menjadi kucing peliharaan atau apapun sebutan kasarmu itu, aku hanya ingin kau kembali seperti du..-"
"Bukan karena uang dulu aku menerimamu." Sela William. Sekali lagi ia merasa direndahkan. "Ah sudahlah, aku tak ingin membahas ini terus menerus. Aku kemari hanya ingin membayar hutangku."
"Berhenti membicarakan masalah hutang! Tolong, aku tidak butuh kau membayar, atau mengembalikan apa yang sudah kuberikan padamu, aku tidak butuh apa yang kau miliki! Asal kau tahu, yang kubutuhkan hanyalah kau. Kita harus mencobanya lagi, aku berjanji aku tidak akan..-"
"Aku harus segera pulang Nath, Maafkan aku." Sela William sembari menyodorkan sebuah amplop tebal ke tangan gadis berbalut setelan kelabu tersebut. "Aku tidak peduli kau butuh atau tidak, mau atau tidak, yang pasti, aku tak ingin memiliki keterikatan masalah uang denganmu. Hutang tetap hutang, aku tak bisa melunasinya dengan cara yang kau inginkan. Berhentilah mengharapkan sesuatu yang tak mungkin bisa kucoba lagi. Itu hanya akan membuatmu sulit." William membenahi posisi Softcase gitar yang berada di punggungnya sebelum beranjak pergi dari sana. "Sampaikan salamku pada ayahmu. Maaf aku tidak bisa menemuinya. Kurasa ia akan lebih mengerti ketimbang kau." Ujarnya mulai melangkah saat salah seorang pria mendadak menghalanginya.
"Kau keras kepala! Kau membuatku tak punya pilihan." Nathalie memberi isyarat pada pria-pria itu agar mengepung posisi mereka.
Nathalie tak ingat kapan terakhir kali ia melakukan ini, melakukan hal kasar seperti ini. Menyedihkan. bahkan bicara beberapa saat pun ia harus memakai jasa para pengawal tersebut. Sebenarnya, seberapa tinggi harga diri pemuda di depannya ini. William, entah kenapa ia merasa terus, dilecehkan? Semua yang dilakukannya selalu mendapat balasan acuh dari pemuda itu. Balasan tak menyenangkan. Ia hanya melakukan kesalahan sekali. Tapi, sebegitunya kah ia menerima ganjarannya?
"Apa ada hal lain yang kau benci dariku selain kejadian itu? Selain, aku tidur dengan pria brengsek itu di London dan hamil?" Tanya Nathalie. Matanya memandang lekat-lekat William.
"Kau melakukan hal yang fatal."
"Fatal? Oke! Ya, aku akui ini fatal. Lalu tak bisakah kau memberiku kesempatan? Kenapa kau sekejam ini? Kenapa kau lakukan ini padaku?! Apa kau benar-benar manusia? Kau..-"
KAMU SEDANG MEMBACA
THEIR MERMAN [COMPLETE]
FantasyAlasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasangannya sehari setelah perkawinan usai." Saat musim Kawin para Siren tiba, Sean Alex.. Seorang atlet renang yang tengah mempersiapkan diri untuk...