...Terjadi tiga kali ledakkan hebat di rak-rak dalam ruangan itu. Namun ledakkan terakhirlah yang paling buruk. Kekuatannya cukup besar hingga memporak-porandakan seluruh isi ruangan dan menimbulkan kebakaran serta korsleting listrik seketika.
William yang posisinya saat itu berada di lantai tak jauh dari dinding kaca, terhempas akibat tekanan dari ledakan tersebut hingga tubuhnya menghantam kaca-kaca yang juga pecah akibat daya tersebut. Sengatan panas menyeruak seolah membakar lapisan kulit dan wajahnya seketika. Ia terlempar beberapa meter sebelum akhirnya mendarat di ruangan sebelumnya dengan sesuatu menghantam keras punggungnya. Sebuah tabung berukuran tiga setengah kaki yang menyambung ke lantai, sesuatu yang tadi ia tahu memiliki peranan seperti, pintu, untuk menuju ke lautan lepas. Namun, hantaman yang kuat pada benda itu membuatnya lemas seketika. Sirip dan sisiknya rusak, tulang-tulangnya terasa nyeri, bahkan hawa panas di kulitnya semakin parah menimbulkan rasa perih hingga membuatnya merintih.
Namun, bukan ia yang paling buruk merasakan dampaknya. Pria-pria paruh baya yang ada di sana bernasib lebih naas. William tak tahu apakah ulahnya bisa dikatakan sangat brutal. Tapi ia yakin dengan ledakan seperti itu, setidaknya mampu membunuh satu hingga dua orang dari mereka.
William menyeret tubuhnya berlindung ketika kobaran api di depannya semakin hebat memicu ledakan-ledakan kecil lain di laboratorium itu. Menjadi sangat gaduh ketika beberapa orang berusaha menyelamatkan diri sementara beberapa petugas mencoba memadamkan api. Bunyi alarm yang menggema seolah menjadi irama yang mengiringi kekacauan tersebut.
Ia menyadari kalau peluang yang di tunggunya akhirnya tiba. Rencananya untuk mengacaukan tempat itu berhasil. Situasinya jauh lebih buruk dari yang ia duga. Orang-orang meninggalkan pekerjaan mereka, menyelamatkan diri ke lantai atas, dan para petugas kesulitan menangani kebakaran yang kini mulai menjalar ke mana-mana itu.
berpikir untuk menggunakan kesempatannya, William mengintip keadaan di dalam tabung yang baginya lebih mirip seperti sebuah, sumur, dibanding pintu yang akan membebaskannya tersebut. Aroma garam tercium kuat seolah memanggil-manggilnya untuk menyusuri benda itu. Menerobos dan masuk menembus Atlantik melalui sistem-sistem rumit yang merangkai gerbang canggih tersebut.
Ia menggunakan tangannya untuk membuat tubuhnya bangkit dengan meraih tepian dinding pintu itu. Rasa linu di tulang dan persendiannya semakin hebat. Lengan tangannya gemetar ketika menjadi penopang utama tubuh setengah ikannya itu. Namun usahanya tak sia-sia ketika aroma asin lautan tercium semakin kuat saat kepalanya berada tepat di sisi lubang.
Entahlah, ia tak tahu bagaimana cara kerjanya. Jika dipikir secara nalar, lubang mirip sumur yang berada tepat di dasar lambung kapal seperti ini harusnya sudah mampu untuk menenggelamkan kapal besar tersebut. Namun, rupanya itu justru rancangan canggih buatan ilmuwan-ilmuwan di sini untuk kepentingan proyek mereka. Sepertinya, mereka sudah sangat ahli menyembunyikan kejahatan apapun yang mereka lakukan. Termasuk, mengacak-acak dan merusak seisi samudera dengan peralatan-peralatan canggih mereka seperti ini.
Samar-samar William mendengar kalimat-kalimat dari sebagian orang yang menyatakan beberapa sistem telah rusak. Ledakan tersebut memicu korsleting sehingga aktifitas beberapa mesin tidak bekerja baik atau bahkan tak berfungsi. Mungkin itu sebabnya ia dapat mencium aroma garam dari dalam lubang pintu tersebut. Gerbang unik itu pasti tak sengaja terbuka. Terbuka dan menyediakan jalan untuknya agar ia dapat lari dari sana.
Tak menyia-nyiakan waktu lagi, William segera menerjunkan diri ke dalamnya. Tubuhnya masuk dan menerobos lorong gelap yang semakin lama semakin membangkitkan nalurinya akan lautan. Ia dapat merasakan perubahan udara di sana. Semakin dingin dan menusuk. Seolah ia sedang menembus penyekat yang membatasi antara udara dan air. Lapisan yang menahan agar air di bawahnya tak mungkin naik dan menenggelamkan kapal tersebut.
Dan, setelah sepersekian detik, tubuh William yang terluka akibat ledakan itu pun akhirnya masuk ke tengah-tengah lautan. Menembus lapisan air dan menyelam ke dalamnya.[]
****
Di tempatnya, Alexa menerima laporan kalau William berhasil mengacaukan ruangan utama mereka dan melarikan diri. Membuat beberapa peralatan yang telah mereka siapkan rusak dan bahkan menewaskan satu hingga dua orang pekerja.
Alexa beranjak ke ruang pengendali dan memerintahkan sebagian anak buahnya segera membereskan kekacauan tersebut serta mendapatkan lelaki itu kembali. Ia menugaskan anak-anak buahnya untuk secepatnya memblokade beberapa titik lokasi perairan di sekitar kapal yang memungkinkan William untuk pergi lebih jauh.
Beberapa sensor keamanan dihidupkan dengan radius satu kilometer. Sesuatu tak terlihat namun berkekuatan listrik yang akan memberi sinyal jika William melewatinya. Dan tak lama, belum sampai jarak satu kilometer, salah seorang petugas tiba-tiba menemukan sesuatu yang asing tengah menjauhi kapal mereka dengan cukup gesit.
"Itu dia, itu William!" Seru Alexa mendekati monitor. Titik asing tersebut telah berada sekitar tiga puluh meter dari kapal mereka. Berenang dan terus berenang menjauh menembus gelombang-gelombang tak beraturan.
Beberapa petugas tak yakin apakah benar itu adalah William. Mereka belum memasang chipnya, sebuah alat pelacak yang akan ditanam di tubuh lelaki itu dan memastikan di mana keberadaannya. Namun karena Alexa cukup histeris dengan perintahnya agar mereka segera meringkus mahkluk itu kembali, orang-orang itu pun akhirnya melakukan sesuatu.
-
Sebuah jaring berdaya listrik keluar dan terbentang dari kapal. Masuk dan menembus perairan dengan kekuatan besar. Seketika membungkus tubuh mahkluk setengah ikan tersebut yang ternyata memang William.
Lelaki itu memekik dalam air ketika lapisan-lapisan halus jaring itu menyengat kulitnya dan seketika melumpuhkan beberapa fungsi sarafnya. Aliran magnetik seolah merasuk di porinya, membuat tubuhnya lemas seketika dalam balutan benda berongga tersebut.
William tak dapat berpikir apapun selain merespon rasa sakit itu dengan erangan. Erangan-erangan tak terdengar yang juga segera di redam oleh suara-suara lain seisi lautan. Beberapa sengatan-sengatan kecil juga terus menyakiti kulitnya setiap kali ia bergerak untuk mencoba membebaskan diri. Terutama ketika benda itu tiba-tiba menenggelamkan tubuhnya ke dasar samudera, menyeretnya lebih jauh ke zona bertekanan tinggi di mana cahaya matahari semakin lama semakin tak dapat ia rasakan.
-
"BUKANKAH ITU YANG KAU MAU?!!" Seru Alexa tertawa sambil memperhatikan monitornya di mana menunjukkan jaring yang mereka bentangkan seketika menenggelamkan pemuda itu semakin jauh dari permukaan.
Beberapa pekerja yang mulai tenang karena ledakan di lantai bawah mulai teratasi tak mengerti apa maksud Alexa. Bukannya membawanya kembali ke dalam kapal, namun justru menenggelamkannya ke dasar samudera seperti jangkar.
"Jangan berpikir terlalu keras." Kata Alexa kemudian pada beberapa anak buahnya. Ia mendapati wajah bingung dari masing-masing pekerjanya itu. "Kita hanya ikuti apa yang dia mau, William mau. Coba lihat, sepertinya dia sudah bosan berada di dalam lab sehingga berani menghancurkan fasilitas milikku. Sekarang, kita akan menurutinya untuk bermain di luar. Jaring itu akan menahannya agar tidak menimbulkan masalah lagi."
"Kita belum memasangkan alat pelacak itu padanya Nyonya."
"Jaring itu dilengkapi alat pelacak yang akan membuat kita dapat selalu memastikan di mana keberadaannya." Jawab Alexa. "Kita hanya perlu membuatnya terus terjebak dalam jaring agar tidak kehilangan dia. Dan jika saatnya tiba, saat salah seekor duyung mulai mencium aroma keberadaannya dan mencoba mendekatinya, segera aktifkan alat pemindai di jaring itu padanya. Aku yakin dia takkan dapat melawan dengan cara seperti ini." Ujar Alexa sembari berharap agar mahkluk yang diburunya, siren-siren itu, segera menampakkan diri dan menyantap umpan hidupnya William, dari dasar kerak bumi.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
THEIR MERMAN [COMPLETE]
FantasyAlasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasangannya sehari setelah perkawinan usai." Saat musim Kawin para Siren tiba, Sean Alex.. Seorang atlet renang yang tengah mempersiapkan diri untuk...