THE TRAP

4.9K 492 23
                                    

James merasakan dentuman dalam hatinya ketika mendengar kalimat itu. Bunuh diri? Ia berpikir itu terlalu, berani.

"Kau... Kau persis seperti Alexa nak. Keras kepala dan tak mau tahu siapa lawanmu." Katanya mencoba menutupi wajah gundahnya dengan sebuah senyuman. Ia berpikir beberapa saat. "Ah! Boleh aku menanyakan sesuatu?"

"Ya."

"Bagaimana kalau kau tak bisa melakukan itu? Bunuh diri. Bagaimana kalau kau tak pernah dapat melakukannya?"

"Apa?"

"Kau pikir akan semudah itu?" James, mulutnya terukir senyuman licik sekali lagi. "Apa kau lupa apa yang terjadi pada William? Aku bisa saja membuatmu, lumpuh, tak bisa bergerak, atau buta dan bisu, membuatmu tak dapat melakukan apapun dan menahanmu seperti yang kulakukan pada Wiliam Lie, pemuda bersuara emas itu. Bagaimana kalau aku melakukan itu padamu hingga kau menyerah dengan niat gilamu itu?" Sambungnya.

Sean terdiam.

"Ayolah nak, kenapa kau begitu berlebihan? Bukankah aku sudah berulang kali memperingatkanmu?" James mengusap rambut Sean. "Sekarang, jika kau benar-benar mengerti ucapanku, kau takkan melakukan ini. Ingatlah, kau bukan anak bodoh." Ia terkekeh-kekeh lagi.

Sean, pelan-pelan ia menurunkan tangan orang tua itu dari kepalanya. Tersenyum kecil. "Anda keterlaluan Tn. James, apa kau tak menyesal telah bertindak sejauh ini?" Katanya.

"Menyesal? Untuk apa aku menyesal? Ini impianku. Dan asal kau tahu, aku, bahkan tak perduli jika harus mengorbankan banyak nyawa sekalipun. Aku James Brenner, kuharap kau mau memaklumi bagaimana sikap orang tua jenius sepertiku ini." James memalingkan pandang setelah itu. Menatap indahnya bangunan yang berada tak jauh dari mereka, mercusuar itu, bangunan yang ia ingat pernah ia kunjungi sekitar dua tahun lalu untuk melakukan sebuah penelitian. "Sudahlah Sean, sekarang mari kita pergi dari sini. Ikut denganku dan jangan membantah lagi, jangan mencoba melawan jika kau tak ingin aku menghancurkanmu, atau bahkan, menghancurkan keluarga Thompson. Membunuh mereka semua mungkin?" Sambungnya, ia menepuk-nepuk bahu Sean. Sementara Sean hanya terdiam.

"Oh ya! Satu lagi, soal ibumu, aku tidak menduga Anna, gadis jalang itu akhirnya menceritakan semuanya padamu, aku tahu sejak kecil ia gadis yang begitu banyak bicara. Ia benar-benar tak bisa dipercaya." Pria itu menghentakkan kakinya ke tanah. "Tapi, ya! Memang benar. Alexa memang mati, dan, kamilah yang melakukannya. Kami, yang membunuh ibumu sepuluh tahun lalu karena saat itu ia adalah wanita yang, yang begitu cerewet. Ia banyak menanyakan sesuatu padaku, menuntutku, terutama tentang William, ayahmu." James menatap Sean dalam-dalam.

Sementara Sean, hatinya terasa begitu sakit kembali saat mendengar keterangan tersebut. Orang itu, Damn it! Ia tak tahan lagi.

"Jangan terlalu marah padaku Sean. Aku tidak sepenuhnya salah. Peristiwanya terjadi begitu saja. Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan." Ujarnya.

Pria itu kemudian berpaling ke beberapa anak buahnya yang berada tak jauh dari mereka. Orang-orang berpakaian serba hitam tersebut "Sudahlah, tak perlu bicara lagi. Langsung saja kau ikut dengan kami." Ia kemudian memberi isyarat pada beberapa pria-pria berbadan besarnya itu. "Antar anak ini ke mobil! Aku sudah tak sabar melihat ia berada di Atlantik." Katanya.

Sean melihat pria-pria itu mulai berjalan menghampirinya. Wajah garang mereka cocok dengan postur badan mereka yang cukup besar bila dibanding dengan pria biasa. Bahkan untuk Sean sendiri, ia tak yakin mampu mengalahkan mereka semua. Tak sebanding, sesekali muncul di benak Sean apakah otak yang mereka miliki sepadan dengan fisiknya yang lumayan tersebut. Kenapa orang-orang seperti itu justru tampak seperti anjing dari pria tua yang terlampau kreatif seperti James Brenner dengan segala perintah kepar*tnya itu. Bahkan untuk suatu tindak kriminal.

THEIR MERMAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang