ARRIVAL

1.8K 240 20
                                    

Alexa memandangi lautan yang menghampar di hadapannya. Udara rupanya lebih dingin di luar sini. Deru suara gelombang yang mengenai dinding lambung kapalnya sesekali terdengar, seakan menjadi irama di tengah kekacauan yang terjadi saat itu.

Apa ini akhirnya? James dan Natalie, ia tak menyangka serangan mereka akan secepat ini menaklukkan seisi kapalnya, seakan tak memberinya waktu sedikit pun untuk melawan. Sepertinya yang dikatakan Rachel benar. Ia juga bahkan tak memiliki persiapan apapun untuk ini sementara mereka begitu hebat mengacaukan segalanya. Benar-benar Hebat.

Dengan hati dan pikirannya yang gundah, Alexa meneguk lagi dan lagi vodka nya, menghabiskannya hingga tak bersisa setetes pun. Andai ada minuman lain selain vodka, sial! Setelah botol itu kosong, ia mengangkat dan melemparkannya ke lautan. Benda bening itu menghilang seakan ditelan gelap bahkan sebelum jatuh mengenai permukaan.

Ia lalu mendongakkan wajah, memandang ke langit di atasnya, ribuan bintang tampak sangat cantik. Dan juga purnama itu, membuatnya mengarahkan tangan ke sana, jemarinya bergerak di udara seakan meraba bola bercahaya tersebut yang perlahan membuatnya teringat akan, William. Lelaki itu, binaran wajahnya sama menawannya seperti bulan yang menggantung di langit tersebut.

Namun, rupanya bukan hanya seluet gambaran tentang William saja yang berada di pikirannya saat ini, tapi suatu momen di mana saat mereka masih bersama juga mulai mengulik-ulik kembali relung hatinya. William, di situasi yang terhimpit seperti ini, entah mengapa segala hal di benak Alexa mendadak tertuju pada lelaki itu. Ia bahkan mulai teringat kembali janji William yang akan membelikannya sebuah mansion mewah di pesisir seperti keinginannya yang saat itu langsung ia tolak dengan mengatakan kalau William tak perlu melakukannya. Ya, bagi Alexa memang tak cukup hanya dengan sebuah mansion untuk membuatnya bahagia, atau bahkan kehidupan rumah tangga yang harmonis. Baginya, namanya lah yang lebih penting. Membangun rumah tangga yang sempurna seperti keinginan William, bah! Jika mau menelisik, tak ada yang namanya rumah tangga sempurna di dunia ini.

Alexa melonggarkan genggamannya pada pistol yang ia bawa. Menurunkan tangannya yang tadi terangkat untuk mengusap permukaan lain benda itu ketika mendadak ia mendengar beberapa orang tiba-tiba datang. Namun, pikirannya yang masih kacau karena kejadian saat itu, justru lagi-lagi membawanya melayang ke saat di mana William melakukan hal lain yang tak bisa membuatnya lupa selain menjanjikan sebuah mansion.

Selesai mengobrol mengenai rumah tangga bahagia yang akan mereka bangun, William dan Alexa yang saat itu berada di atas ranjang, membuka perbincangan lain sembari makin saling mendekatkan diri.

Lelaki itu menarik sedikit baju Alexa hingga membuat perut wanita itu terlihat. Ia lalu mengecup dan mengelusnya lembut. Alexa bisa melihat bagaimana bahagianya pemuda itu akan kecelakaan dari hubungan yang mereka buat.

"Tok-tok, ada orang di sana?" Canda William sambil mengetukkan perlahan ujung jari telunjuknya ke atas permukaan perut Alexa. "Sienna atau Sean, apa kau bisa mendengar ayah? Ayah di sini, ayo ucapkan salam." Ujarnya sambil terkikik.

Alexa tersenyum geli dengan tingkah William. "Will, kau..-"

"Sssttt.. Sepertinya dia sedang tidur." Sela William berbisik setelah tak ada pergolakan apapun di balik perut Alexa tersebut.

Alexa menurunkan bajunya, menutup perutnya ketika William tiba-tiba memberi kecupan kecil di sana. "Hentikan Will. Jangan bersikap konyol."

"Aku hanya ingin memberinya ciuman selamat malam."

"Ciuman selamat malam?" Alexa hampir tertawa. "Sepertinya kau benar-benar mencintai manusia kecil di perutku ini."

"Aku ayahnya." William mengecup lagi dan lagi, makin bersemangat.

THEIR MERMAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang