BEAUTIFUL ENEMY

3.6K 305 11
                                    

Baton Rouge, 2010

"Apa yang kau lakukan?!" William mengangkat tangan wanita itu dari kemaluannya.

"Kubilang biarkan hasrat alami kita membara malam ini. Beri aku kesempatan, aku akan membuatmu bahagia, ya?"

"Tidak-tidak, kita tak boleh melakukan ini." William mendorong bahu Alexa dan mengangkat punggungnya dari ranjang, duduk di sisi ranjang sembari menyabet selimut.

"William,"

"Jangan lakukan hal sejauh ini. Kau wanita dan ini akan merugikanmu." William menebarkan selimut itu menutupi tubuh molek Alexa.

"William ada apa denganmu? Kau tidak ingin.. melakukan itu.. denganku?"

"Alexa..-"

"Ayolah dear, kau tahu berapa lama aku menunggu untuk ini? Aku menunggu lama sekali. Kau terlalu pasif sejak kita menjalin hubungan. Kau tak ada kemajuan sama sekali. Membosankan." Alexa menyingkirkan selimut tersebut hingga jatuh dari ranjang. Memperlihatkan keindahan tubuhnya lagi. Sorotan lampu jalanan dari luar jendela menambah kesan menarik gadis itu yang kini hanya mengenakan pakaian dalam dan celana dalam berendanya saja.

William menghembuskan nafas panjang. "Aku akan melakukannya setelah menikahimu."

"Me-nikahiku?"

"Ya, kita akan melakukannya setelah kita menikah. Tidak sekarang, tidak malam ini, Alexa." Ujar William tegas ketika Alexa mendadak tertawa mendengar kalimatnya. "Kenapa kau tertawa?"

"Astaga Will, kau pria paling.. Berbeda, dan lucu.. di seluruh wilayah negara bagian ini, di benua ini juga mungkin. Menikah? Ya ampun.."

"Lucu?"

"Kita tidak harus menunggu sampai menikah sayang. Ayolah jangan kuno." Alexa merangkak menghampiri William. "Lagipula.. Bicara soal menikah, kapan kau berencana menikahiku? Sampai saat ini pun kau bahkan tak bisa meyakinkan nenekmu untuk merestui hubungan kita." Ujar Alexa memeluk dan menyandarkan kepalanya ke punggung William. Pemuda itu hanya diam, suara rintik hujan di luar tiba-tiba terdengar.

Sejenak William hanya memandang ke luar jendela, hujan terus turun mengiringi malam di kota itu semakin deras, semakin memperdalam suasana mereka ketika Alexa juga tak berhenti melepaskan tangan kurusnya melingkar di perut pemuda itu.

"Maafkan aku. Nenekku orang yang tidak mudah beradaptasi dengan orang baru, dan juga Natalie.. Dia.. -"

"Nenekmu masih menyukai Natalie ketimbang aku?" Alexa mengangkat kepalanya. William hanya diam. "Oke, tak apa-apa Will." Gadis itu memeluk lebih erat. "Natalie memang memiliki segalanya ketimbang aku. Tak heran jika nenekmu lebih mempercayakan cucu satu-satunya kepada wanita itu dari pada aku."

"Tidak, bukan begitu. Nenekku hanya.. Hanya belum mengenalmu sepenuhnya seperti dia mengenal Natalie. Seperti yang kubilang tadi, nenekku orang yang tak mudah beradaptasi dengan orang baru. Tolong beri kami waktu." William melepaskan tangan Alexa lalu berbalik menghadap gadis itu.

Wajah cantik Alexa yang masih terpoles riasan tipis terlihat sangat anggun di bawah temaram ruangan itu. Sementara rambut panjangnya yang berantakan mengingatkan William akan betapa tetap elok gadis itu meski kehilangan tatanannya.

"Baiklah, mungkin aku juga yang terlalu terburu-buru." Alexa tersenyum. Mengecup tangan William ketika telapak tangan lelaki itu membelai pipinya lembut. "Harusnya aku bisa bersikap lebih akrab di depan nenekmu, lebih santai? Natalie memiliki sikap yang pandai mengambil hati orang tua dibanding aku. Aku tak tahu kenapa aku begitu.. kaku, di depan nenekmu sehingga membuatnya meragukanku. Astaga ini tolol." Alexa menghembuskan nafas kesal.

THEIR MERMAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang