•~•~•~•~•~
Sekedar info, ini adalah perbaikan chapter akhir yang pernah saya Up dulu. Karena sebelumnya banyak yang kurang puas dengan ending yang saya singkat, jadi sekarang mau coba saya jabarkan alurnya supaya lebih jelas, tapi inti cerita tetap sama kok. Semoga tidak mengecewakan lagi ya,Happy Reading
~•~•~•~•~•
...
Darah James terciprat mengenai Sean. Apalagi saat ia melancarkan serangan keduanya yang membuat kepala pria itu terbelah secara horizontal, antara ujung atas daun telinganya yang satu hingga ujung bawah daun telinganya yang lain, mengiris melewati hidung.
Setengah bagian kepala tersebut kemudian jatuh. Isinya bercecer mengotori permukaan lantai. Sementara setengah kepalanya lagi yang masih tersambung dengan batang leher, menyusul ambruk tak jauh dari sana. Sean mencium aroma daging segar dari bangkai pria itu setelah tak terdengar lagi suara erangannya.
Tak ingin tenggelam dengan naluri predatornya, Sean menggeser badannya menjauhi jasad tersebut ke tepi kapal. Anak-anak buah James yang tadinya hanya berdiri, kini panik meninggalkan tempat mereka setelah menyaksikkan apa yang Sean lakukan pada James. Sebagian sempat menembak ke arah Sean, namun itu hanya berlangsung beberapa saat sebelum mereka semua menghilang dari sana.
Tak menunggu lama, Sean menceburkan diri ke lautan. Terjun dari atas kapal dan masuk ke air. Siren-siren makin tak karuan bertingkah menghancurkan apapun di sana-sini. Pergerakan mereka yang liar bahkan cukup mengganggu Sean menemukan Anna.
Sean meraung keras di tengah kekacauan itu, mencoba memberi peringatan pada mahkluk-mahkluk yang berada lumayan dekat dengannya. Namun sia-sia. Mereka meraung dengan suara yang sama kerasnya, dan bergerak dari mana saja. Beberapa sempat bertabrakan dengan Sean, membuat luka gores di kulit lelaki itu.
Seekor siren jantan tiba-tiba menyerang Sean, menancapkan taringnya ke bahu kirinya. Darah yang keluar dari luka tembak di kaki dan tangan pemuda itu mengundangnya untuk mulai melakukan kanibalisme. Apalagi melihat wujud Sean yang masih belum sepenuhnya berubah.
Sean yang pikirannya terus tertuju untuk menemukan Anna, membuatnya sedikit lengah hingga ia mudah mendapat serangan dari mana pun. Ia diseret ke area yang lebih dalam, diserang makin hebat seakan pejantan besar itu ingin segera memisahkan setiap anggota tubuhnya menjadi potongan-potongan daging yang kemudian disantap ramai-ramai.
Sean melawan. Ia menangkis serangan membabi buta tersebut, sesekali menghantamkan pukulan meremukkan rahang pejantan yang menggila itu. Namun serangannya tak mampu membuat siren tersebut melunak.
Sean mencengkram dagu merman itu ketika hendak melayangkan gigitan yang kesekian kali, aroma getir darah tercium makin kuat dan kuat dari lukanya. Tak disangka itu justru menyadarkan Sean akan adanya peluang.
Pemuda itu melilitkan ekornya yang masih belum sepenuhnya dilingkupi sisik ke badan pejantan itu, kemudian memperkuat cengkraman sebelumnya di bagian wajah, memutarnya hingga melewati batas leher, kepala merman itu terpelintir hampir ke bagian belakang, membuat mahkluk yang hanya fokus dengan darah dari daging Sean tersebut akhirnya, tewas.
Sean meraung sangat keras, menjadikan merman yang tewas itu sebagai tameng ketika merman lain datang dan menyerangnya lagi sehingga bangkai tersebutlah yang kemudian menjadi santapan mereka. Ia cukup bangga dengan kemenanganya, energinya seperti kembali, luka-luka di sekujur tubuhnya juga berangsur membaik.
'SEAN!'
Suara Anna, entah dari mana tiba-tiba mendobrak batinnya.
'Anna,'
Ia teringat akan gadis itu lagi, tak menunggu lama ia lalu mengibaskan ekornya naik kembali menuju permukaan, tempat di mana siren-siren tadi masih berjuang menghancurkan kapal.
Dari tempatnya muncul beruntung Sean langsung menemukan gadis itu. Ia tak menduga Anna masih dalam keadaan, utuh. Sedangkan Sean sendiri melihat orang-orang lain yang berjatuhan dari atas kapal langsung dicabik-cabik secara brutal oleh mahkluk-mahkluk itu.
Dengan sigap ia lalu meraih Anna. Menyeretnya ke kedalaman untuk menghindari serangan dari merman dan mermaid lain.
Di pelukannya, ternyata kondisi Anna tak sebaik yang ia duga. Lengan gadis itu sudah remuk. Bekas gigitan terlihat sekali di kulitnya yang memucat, seakan menjadi pintu dari darah yang mengalir keluar dan mengundang siren-siren untuk mengikuti mereka, berseru kepada Sean agar berbagi, makanan.
Sean meraung sekali lagi, memperingatkan semua mahkluk itu yang kini mencoba merebut Anna dari dekapannya. Sabetan tangan mereka begitu kuat, cakarnya merobek kulit lengan Sean saat mencoba menangkis. Sean hanya bisa memeluk gadis itu kuat, ia tak mungkin mampu bertarung leluasa seperti sebelumnya. Lagi pula ia juga harus segera kembali ke permukaan.
Dengan sedikit cemas karena kondisi Anna, Sean mengayun ekornya secepat mungkin, berenang menembus gelombang ke area yang lebih aman. Namun rupanya sepertiga dari gerombolan merman dan mermaid itu tetap mengikutinya, mengejarnya dan sesekali menyerang, seolah takkan membiarkan Sean melarikan diri dengan daging segar mereka.
Sean menghempaskan cakarnya ke beberapa siren yang berhasil menarik dan menggigit kaki Anna. Darah Anna keluar lagi dari sana, membuat mereka makin bersemangat. Sebaliknya, semua jadi makin sulit untuk Sean. Salah satu siren bahkan melayangkan ujung sirip di tangannya menusuk perut Sean dalam.
Sean memekik hebat, rasa sakit langsung menjalar ke sekujur tubuhnya. 'Sialan!' pemuda itu sejenak kehilangan fokus. Namun, ia mencoba lebih kuat ketika dekapannya terhadap Anna terasa merosot.
Merman itu hampir mendapatkan Anna ketika Sean akhirnya menyadari. Pemuda itu kembali mempertahankannya, ia menguatkan diri lagi. Mengingat luka yang muncul kembali bisa dipastikan kalau seperti sebelumnya, ia juga akan menjadi mangsa mereka didukung dengan aroma-manusianya yang tak sepenuhnya hilang.
Sean merasa sangat beruntung ketika akhirnya ia bisa menemukan area aman di dekat sebuah kapal. Kapal milik Natalie dan James. Tak mengira-ngira lagi pemuda itu kemudian bergerak ke sana. Mendekap Anna erat, melakukan lompatan tinggi keluar dari permukaan air.
-
Mereka jatuh di dek belakang kapal. Anna yang berada dalam pelukannya mendapat perlindungan ekstra dari Sean di bagian kepala ketika mendarat. Namun, benturan keras terasa seperti meremukkan tulang-tulang Sean, bahkan mematahkan beberapa ujung siripnya.
Sebagian siren memutuskan untuk ikut melompat juga. Namun tak semuanya berhasil sampai di sana. Hanya satu dua ekor saja yang paling besar, jatuh tepat di dekat Sean dan Anna. Tak mau Anna terus dalam bahaya, Sean melawan siren-siren itu lagi dengan sisa tenaganya. Ia menghantamkan tinjunya ke sekian kali, membuat siren itu terperosok kembali ke tepi kapal. Tapi dengan cepat, mahkluk itu mencengkram ekor Sean, menyeret pemuda itu hingga mereka terjun kembali ke dalam air.
Anna yang tak sadarkan diri, dihampiri oleh anak-anak buah Natalie, dibawa menjauhi tepi kapal.[]
-
KAMU SEDANG MEMBACA
THEIR MERMAN [COMPLETE]
FantasyAlasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasangannya sehari setelah perkawinan usai." Saat musim Kawin para Siren tiba, Sean Alex.. Seorang atlet renang yang tengah mempersiapkan diri untuk...