Alexa mengetuk-ngetukkan ujung jarinya ke meja, menyandarkan punggungnya ke kursi dan duduk bersilang ditemani secangkir kopi. Matanya tak teralih sedikit pun dari monitor cctv di hadapannya. Mengawasi bagaimana Jason, membereskan tamu tengah malam mereka sesuai dengan yang diperintahkannya.Dari kamera terdekat, ia melihat apa yang dilakukan gadis itu, Anna. Ia tak menyangka Anna akan bertindak senekat itu. Mengeluarkan sebuah pistol dan menodongkannya, pada Sean? Pada putranya? Dasar gadis jal*ng! Alexa berjanji untuk menghabisi gadis itu jika ia sampai melukai Sean. Melukai, atau bahkan membuat anaknya terbunuh.
Wanita itu menghela nafas ketika tiba-tiba terdengar ketukkan dari pintu.
Seorang pria berpakaian rapi dengan beberapa lembar laporan di tangannya membuka pintu dan berjalan mendekat saat ia menyuruhnya masuk. "Semuanya sudah siap Nyonya."
Alexa memutar kursinya, berpaling pada pria tinggi besar tersebut. Perhatiannya segera teralihkan. "Kau yakin? Aku tak ingin ada kesalahan di tengah jalan seperti yang dilakukan.." Ia melirik lagi monitornya. "Orang-orang ini, lihat? Bagaimana bisa tim keamanan-profesional membiarkan gadis ini masuk membawa senjata?! Dasar ceroboh!"
"Maaf Nyonya, apa aku harus menyuruh tim bergegas ke lokasi?"
"Tidak perlu. Biar Jason yang mengurusnya. Aku tak mau ada keributan."
"Baik Nyonya."
"Bagaimana keadaan William?" Tanya Alexa mengalihkan topik. "Kau bilang semuanya sudah siap, sekarang tepat dua puluh empat jam sebelum masa kawin mereka dimulai. Bagaimana dengan William umpan kita?" Alexa melirik sejenak jam tangannya.
"Dia jauh lebih baik. Dan kami telah memindahkannya ke kapal."
"Kalian berhasil membuatnya kembali dapat bergerak?"
"Ya, tapi ada cacat kecil pada batang ekornya." Pria itu menggaruk kepala belakangnya.
"Cacat?"
"Tulang pada ekor bagian bawahnya, seperti, ada luka permanen Nyonya. Luka yang, mungkin akan membuatnya tak leluasa berenang di air."
"Oh, itu karena dulu aku pernah menabraknya dengan mobil." Jawab Alexa santai, ia ingat saat James memeriksanya di awal eksperimen mereka belasan tahun silam.
"Menabraknya?"
"Ya, saat kami mencoba menangkapnya pertama kali. Dia hampir berhasil melarikan diri dan membuatku, tak punya pilihan lain. Tak kusangka luka itu masih saja ada sampai dia memiliki ekor, sialan!" Sekali lagi Alexa teringat bagaimana ulah brutalnya sampai membuat kaki William patah, bahkan membuat luka serius di beberapa bagian badan yang lain.
"Biarkan saja. Kami pernah melakukan ini sebelumnya dan itu tak terlalu berpengaruh." Tambah Alexa. "Lagipula, justru karena itu dia tak mampu berenang jauh dan gagal saat mencoba kabur." Ia tersenyum puas. Sesekali mata indahnya melirik ke arah monitor. Jason berhasil menyerang Anna. Dengan sigap membuat gadis itu menjatuhkan senjatanya.
"Baiklah, kita berangkat sekarang. Pastikan Jason menyusul setelah membereskan tikus-tikus itu. Kita menggunakan dua kapal malam ini untuk pemeriksaan zona akhir sebelum pesta kawin itu-di mulai." Ujarnya beranjak dari sana.
*********
Anna kehilangan pistolnya dari genggaman saat Jason menendang tepat di pergelangan tangannya. Pemuda itu seperti seorang petarung yang ahli menendang, mengingatkannya pada seorang atlet wushu, karate, atau apapun itu yang pernah ia tonton dan membuatnya terkesan. Tapi tidak untuk saat ini, jangankan terkesan, ia justru merasa takut. Ia menjadi lawan empuk bagi pria yang tak disangka begitu pandai bela diri tersebut. Ia akan kesulitan mempertahankan posisinya, dan mungkin pikiran untuk menjadikan pria bermata biru itu sebagai sandera untuk menemui James Brenner hanya khayalan konyol yang tak mungkin ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEIR MERMAN [COMPLETE]
FantasyAlasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasangannya sehari setelah perkawinan usai." Saat musim Kawin para Siren tiba, Sean Alex.. Seorang atlet renang yang tengah mempersiapkan diri untuk...