Meree menenggelamkan kembali badannya. Gelombang air terus mengayunkan tubuhnya, arus air hangat sudah mulai terasa ketika mereka memasuki wilayah berganggang tersebut. Terdapat banyak bangkai benda-benda besar di dasar daerah itu. Benda-benda buatan manusia. Ia dan para koloninya tak pernah tahu apa sebutannya, sesuatu yang dulu terbang di langit, melintasi samudera setiap saat seperti burung raksasa dengan suara gaduh, yang kemudian mengalami sesuatu lalu jatuh dan tenggelam ke daerah ini. Tak terhitung berapa banyak jumlahnya, bahkan benda-benda lain yang tidak terbang pun, yang juga melintasi daerah ini dengan menyebrangi permukaan, membelah arus dan gelombang-gelombang raksasa dengan sangat cepat, mereka juga akhirnya tenggelam di dasar perairan ini, seperti kuburan samudera, Meree dan koloninya selalu mencium bau kematian setiap kali mereka mengarungi perairan Bermuda ini.
Namun, ia dapat merasakan di sini lah mereka akan bertemu, ia dan William. Ia merasakan energi kuat dalam batinnya, organ intimnya juga seperti teransang hebat dan membuatnya makin tak tahan seiring berjalannya waktu.
Beberapa betina dalam koloninya telah pergi, mendapat pasangannya masing-masing yang akan berlanjut ke pesta kawin itu. Mereka akan bertemu di Igir Utara, tentu setelah proses pemijahan itu selesai. Para betina akan melakukan perjalanan kembali ke tempat asal mereka bertemu dengan pejantannya, ke wilayah kekuasaan yang telah disiapkan oleh pejantan mereka selama mereka mengandung dan melahirkan anak-anaknya.
Satu ekor betina dapat melahirkan hingga lima sampai enam ekor bayi Siren kecil. Namun, satu di antara mereka biasanya tak mampu bertahan lama. Keadaan cuaca yang terkadang kurang mendukung, atau kehadiran pemangsa yang tiba-tiba, menjadi faktor utama yang mempengaruhi keberlangsungan hidup mereka.
Meree, ia pernah memiliki empat anakkan betina dan satu anakkan jantan jauh sebelum ia bertemu William. Anak-anak betinanya memiliki warna ekor yang sama dengannya, cokelat gelap. Dan memang kebanyakan betina memiliki warna-warna petang seperti itu, berbeda dengan para pejantan yang memiliki warna dan corak lebih indah, betina-betina kebanyakan lebih didominasi warna ash, dark brown atau bahkan hitam legam. Dan untuk anakkan jantannya, dia memiliki warna kehijauan yang menawan, yang mengkilap setiap kali tersorot cahaya rembulan, terdapat juga corak-corak cantik di setiap siripnya. Hampir sama dengan putra William.
Meree ingin sekali mempertemukan anak-anak manis itu pada para koloninya tepat saat tragedi itu terjadi. Seekor pejantan besar tiba-tiba mendatangi sarangnya, menyerangnya, dan hampir-memangsa seluruh anak-anaknya. Biasanya, pejantan dewasa yang malas memang akan mengincar para anakkan untuk dimangsa hidup-hidup, bahkan jika itu anak-anak mereka sendiri. Mereka akan mencari makanan dan menyantap apapun yang paling lemah dan mudah diburu.
Meree berhasil menyelamatkan empat ekor anakkan betinanya, namun ia gagal menyelamatkan yang terakhir. Pejantan dewasa yang kelaparan itu menghabisi putranya, merobek kulitnya, menggigit dan mengoyak daging lunak dan mematahkan tulang-tulang kecil anaknya.
Meree ingat benar bagaimana raungan kesakitan dari anaknya tersebut. Dari mulut yang belum memiliki taring itu, dan bagaimana tangan dengan sirip-sirip lembut itu berusaha melawan, memukul, mencakar meski dia belum memiliki cakar, menggores-goreskannya ke tubuh Merman besar tersebut hingga kulit dan kuku-kuku lunaknya terkelupas. Meree melihat anaknya terus meronta dan berjuang keras, bahkan ketika satu persatu jemari-jemari kecil yang terluka parah itu akhirnya juga digigit dan dikunyah.
Meree mencoba menyelamatkannya, namun sudah terlambat. Darah putranya menghalangi penglihatan, sisik-sisik kecil terangkat naik ke permukaan, bau daging mentah segar begitu kuat menyentil penciumannya. Dan, tangisan lemah itu perlahan-lahan tak terdengar. Meree membawa ke empat putrinya pergi dari sana, menyembunyikan mereka di salah satu goa dari lereng gunung berapi laut dan tinggal selama beberapa hari hingga ia dapat kembali menjernihkan pikiran akan kematian putranya. Ia sangat terpukul, rasanya sangat berat kehilangan satu telur yang begitu ia cintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
THEIR MERMAN [COMPLETE]
FantasyAlasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasangannya sehari setelah perkawinan usai." Saat musim Kawin para Siren tiba, Sean Alex.. Seorang atlet renang yang tengah mempersiapkan diri untuk...