10. Donuts

8.4K 1.1K 128
                                    

Beberapa menit berlalu setelah kedatangan wanita yang diketahui bernama Wendy di meja makan. Wanita itu terlihat sibuk mengobrol dengan Sunmi sambil sesekali menyesap teh yang dihidangkan, sementara Jimin hanya duduk diam di kursinya tak tahu harus berbuat apa.

Makanannya sudah habis dan Yoongi tak kunjung kembali ke meja makan. Entah apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh pria pucat itu. Ia sadar jika alasan pergi ke kamar mandi tadi hanyalah sebuah reaksi atas kedatangan Wendy, atau dengan kata lain Yoongi tak ingin bertemu dengannya.

Dan Jimin benar-benar ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Ugh, aku ingin pulang, tapi Yoongi-hyung masih belum kembali.

Jimin meminum sisa teh di gelasnya, berharap cairan manis itu bisa menenangkan hatinya yang sedang gelisah. Dia membutuhkan gula, tapi sayangnya ia tak membawa satupun benda manis di kantongnya.

"Jimin-ah."

Panggilan dari tuan besar Min membuat Jimin seketika mendongakkan kepalanya.

"Ya tuan Min?"

"Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Kuliah atau bekerja?"

"Umㅡ aku sudah bekerja tuan Min, sebagai tutor di sebuah akademi dance dan juga sebagai foodblogger."

Woobin terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Kalau boleh tahu, apa alasanmu bekerja di dua bidang itu?"

"Aku sudah menyukai dance dari kecil dan menyelesaikan kuliahku di jurusan tari. Kemudian setahun setelah itu aku direkrut di sebuah akademi dance yang didirikan oleh temanku." Jelas Jimin. "Lalu foodblogger itu hanya karena aku menyukai makanan terutama makanan manis."

"Aaa... jadiㅡ"

"Jimin, kau sudah selesai?"

Perhatian empat orang di ruangan itu seketika beralih pada sosok berkulit pucat yang baru saja memasuki ruang makan. Senyum di wajah Wendy tampak mengembang begitu melihat pria yang tadi dicarinya itu.

"Hai Yoonㅡ"

"Sudah? Kalau begitu kita pulang sekarang. Aku ada urusan mendadak di kantor." Yoongi mengabaikan sapaan yang diucapkan oleh Wendy.

"Hum? Tㅡ tapi kau belum selesai sarapan hyung."

Jimin melirik tak enak hati pada wanita muda yang tengah menampakkan ekspresi kecewa di wajahnya.

"Aku bisa sarapan di kantor. Ayo." Pria itu berucap datar seraya mengulurkan tangan kanannya pada Jimin.

"Tapi hyungㅡ"

Yoongi mendecih kemudian menarik tangan pria mochi itu hingga berdiri dari kursinya. Jimin tampak sedikit meringis sakit akibat cengkeraman yg lumayan kuat pada pergelangan tangannya. Hal itu tentunya memancing reaksi dari nyonya besar Min yang langsung ikut berdiri.

"Min Yoongi! Bersikaplah sopan pada Wendy dan jangan menyakiti Jimin seperti itu! Segera duduk di kursimu!" Perintahnya.

Sayangnya kalimat tegas yang diucapkan oleh Sunmi tak digubris sama sekali oleh sang anak. Ia terus saja melangkah keluar dari ruangan sambil menyeret Jimin yang tengah melemparkan tatapan maaf pada tiga orang di meja makan. Pria mochi itu benar-benar merasa tidak enak pada mereka semua.

"Min Yoongi! Kembali atau"

"Sudah Bibi Min, biarkan saja Yoongi pergi." Wendy membujuk Sunmi untuk kembali duduk di kursinya. "Aku tak apa."

"Aku tahu dia tak setuju dengan pernikahan ini, tapi dia tetap harus menghargai kehadiranmu sebagai tamu. Anak itu benar-benar."

"Tenangkan dirimu sayang. Kau tahu sendiri bagaimana sifat anak kita. Dia tak akan mau mendengarkan jika caranya seperti itu." Kalimat dari kepala keluarga Min hanya dijawab dengan decihan kesal oleh Sunmi. "Dan Wendy, aku minta maaf atas sikap Yoongi yang tidak sopan kepadamu."

Sugar Boy | YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang