36. Orange Crinkle

5.4K 792 284
                                    

Sosok pria bersurai golden brown tampak sibuk berkutat dengan perangkat laptopnya di atas karpet. Terdapat beberapa kardus makanan berwarna kuning pastel dengan berbagai macam ukuran tertumpuk rapi tepat di sebelah kakinya. Kardus yang berada di tumpukan paling atas tampak terbuka, menampilkan sebuah mini cheesecake yang tinggal setengah. Tak perlu ditanya kemana perginya sebagian cheesecake itu, tentu saja sudah masuk ke dalam perut pria berpipi tembam saat melakukan rekaman review tadi.

"Huffㅡakhirnya selesai juga. Sekarang tinggal menunggu proses rendernya saja." Ia tampak merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal akibat terlalu lama duduk. "Ngomong-ngomong hyung kenapa belum pulang ya? Tidak biasanya dia pulang sampai selarut ini."

Pria manis itu tampak meraih benda persegi yang tergeletak di lantai dan memeriksa notifikasi yang muncul di sana. Namun sayang, ia tak menemukan satupun notifikasi pesan ataupun telepon yang berasal dari sang kekasih. Hal tersebut tak ayal memunculkan perasaan heran di dalam hatinya.

"Aneh sekali. Biasanya hyung selalu bilang jika akan pulang terlambat." Gumamnya. "Apa kutelepon saja? Uh, tapi bagaimana jika hyung ternyata sedang sibuk?"

Selama beberapa saat Jimin hanya terdiam sambil menimbang-nimbang ponselnya. Bimbang apakah harus menghubungi kekasihnya atau tidak.

"Ah ya, lebih baik akuㅡ"

CKLEK!

Suara pintu yang terbuka membuat Jimin sontak menolehkan kepalanya ke ujung ruangan. Kedua sudut bibirnya langsung terangkat begitu mendapati sosok yang sejak tadi dia pikirkan kini sudah hadir di dalam ruangan itu. Tanpa pikir panjang ia segera berlari menghampiri sang kekasih dan memeluk tubuhnya dengan erat.

"Selamat datang Yoonie! Aku baru saja mau meneleponmu." Ujarnya dengan senyum yang begitu lebar. "Bagaimana di kantor tadi?"

Pria pucat itu hanya tersenyum tipis sambil menempelkan kedua tangannya di pinggang Jimin. Seperti tidak berniat untuk membalas pelukan erat si pria mochi.

"Banyak pekerjaan seperti biasa."

"Aaa..." Jimin mengangguk pelan. "Oh ya, apa hyung sudah makan? Ingin kubuatkan teh atau lainnya?"

Pemilik surai hitam menggeleng. "Aku sudah makan dengan Namjoon tadi dan kurasa setelah ini aku langsung mandi saja. Aku lelah."

"Baiklah. Kalau begitu akan kusiapkan air mandinya sekarang. Hyung letakkan saja baju kotornya di atas ranjang, nanti biar aku yang bereskan." Jawab si pria mochi dengan senyum yang sama sekali tak hilang dari wajahnya.

Sungguh jika bukan karena kejadian tidak mengenakkan tadi, Yoongi tidak akan segan untuk merengkuh tubuh ramping Jimin dan memagut bibir menggoda itu tanpa ampun. Memang hanya Jimin yang bisa menghilangkan rasa lelahnya sehabis bekerja, sayangnya dengan keadaan yang seperti ini, keberadaan kekasih manisnya itu justru membuat emosinya semakin tidak terkendali.

Tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin Yoongi langsung melampiaskan amarahnya sekarang meskipun dia berhak melakukannya, kan? Yoongi memang kecewa, tapi dia tidak mau sampai kehilangan Jimin akibat melakukan tindakan yang gegabah.

"Hello? Earth to Yoongi-hyung?"

Ekspresi terkejut di wajah pria bersurai hitam mengundang sebuah kekehan manis dari bibir Jimin.

"Sepertinya kau benar-benar lelah ya hyung, sampai melamun begitu." Ujarnya seraya mengusap lembut pipi sang kekasih.

Yoongi benar-benar bisa merasakan aliran rasa sayang pada tiap sentuhan yang diberikan oleh si pria mochi. Lagi-lagi untuk yang kesekian kalinya, Jimin berhasil meruntuhkan dinding pertahanannya begitu saja.

Sugar Boy | YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang