14. Strawberry Roll Cake

8.4K 1.1K 117
                                    

Alunan musik bergenre EDM terdengar begitu nyaring di salah satu club elit di kota Seoul. Saat ini club belum terlihat ramai karena jam baru menunjukkan pukul setengah sembilan mhalam. Masih dinilai terlalu sore untuk datang ke club dan bersenang-senang di sana.

Berbeda dengan orang-orang yang sibuk menggerakkan tubuhnya di lantai dansa, pria berkulit pucat terlihat duduk diam di deretan meja VIP yang berada di lantai dua. Ia lebih memilih untuk menikmati segelas Chateau d'Yquem miliknya daripada berdesak-desakan seperti kumpulan manusia di bawah sana.

"Ah baiklah, kalau begitu sampai jumpa nanti."

Yoongi menolehkan kepalanya ke arah Namjoon yang sedang bersalaman dengan seorang pria tinggi di pagar pembatas balkon. Matanya mengikuti pergerakam Namjoon yang kini berjalan ke mejanya.

"Siapa?"

Pria berlesung pipi tampak mendudukkan diri di sebelah Yoongi. "Itu tadi Juho, pemilik club ini. Dia temanku."

Yoongi hanya mengangguk kecil kemudian menyandarkan tubuh lelahnya di sofa. Saat ini pikirannya masih dipenuhi oleh Jimin, Jimin, dan Jimin. Cairan beralkohol yang sejak tadi ia minum sama sekali tak bisa menghilangkan bayangan pria mochi itu.

Sihir apa yang dipakai Jimin hingga dirinya bisa melekat begitu kuat di pikiran Yoongi?

"Kau masih terlihat murung." Komentar Namjoon.

"Entahlah. Jimin tidak mau hilang dari kepalaku meskipun aku hampir menghabiskan sebotol wine." Gerutunya.

Namjoon terkekeh. "Kurasa kau sudah jatuh terlalu dalam hyung. Mungkin sesuatu yang lebih kuat bisa membantumu melupakannya sejenak. Kupesankan?"

"Terserah."

Pria yang lebih muda menggumamkan kata 'oke' kemudian beranjak ke meja bar untuk memesan minum. Tinggallah Yoongi sendirian di meja itu. Iris gelapnya tampak menerawang ke langit-langit club, seketika bayangan kejadian beberapa hari lalu memutar secara otomatis di kepalanya.

Kalau saja waktu itu tidak ada Wendy, sudah pasti hubungannya dengan Jimin masih baik-baik saja sekarang. Ia bisa segera mengklaim Jimin dan menjauhkannya dari kelinci brengsek sok pahlawan itu. Sungguh ingatan tentang adegan menyebalkan mereka berdua membuat darah Yoongi kembali menggelegak karena cemburu.

"Hai, Min Suga?"

Pandangan Yoongi seketika beralih pada seorang wanita bergaun hitam yang entah sejak kapan sudah duduk di sebelahnya.

"Apa kau tidak tahu jika ini kursi VIP?"

Wanita itu tertawa kecil. "Tentu saja aku tahu. Aku tadi duduk di ujung sana, tapi setelah melihatmu sendirian, aku memutuskan untuk bermain kemari sebentar."

"Pergilah." Jawabnya acuh.

"Oh ayolah. Aku tahu kau sedang lelah Suga-ssi." Wanita itu berbisik di telinga Yoongi. "Namaku Yeeun dan aku tak keberatan jika harus menemanimu malam ini."

"Maaf tapi kau bukan tipeku. Lebih baik kau cari pria lain yang mau denganmu."

Yoongi kembali menuangkan wine ke gelasnya, mengacuhkan keberadaan wanita berpakaian seksi yang kini tengah menahan rasa kesal karena ditolak oleh si pria pucat.

"Kau tidakㅡ"

"Permisi, apa kau ada urusan penting dengan Suga?" Tegur pria berlesung pipi yang baru saja datang. "Jika tidak silahkan pergi karena kami akan membahas urusan perusahaan dan kami tidak membutuhkan kehadiranmu di sini."

Yeeun mendecih kemudian segera pergi dari meja itu dengan perasaan kesal.

"Maaf aku lama hyung." Ujarnya seraya meletakkan ember stainless steel yang berisi es batu dan sebotol Vodka.

Sugar Boy | YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang