15. Frozen Banana

9.1K 1.1K 231
                                    

Suara erangan terdengar menggema di sebuah kamar berukuran luas yang didominasi dengan warna gelap itu. Seorang pria bersuai gelap terlihat memijat pelipisnya dengan sebelah tangan, berusaha menghilangkan rasa pening yang menguasai kepalanya. Kilasan kejadian semalam membuat pria itu buru-buru membuka mata dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, mencari sosok manis yang sempat masuk ke dalam ingatannya semalam. 

"Jimin? Ughㅡ" Ia menyingkap selimut yang masih menutupi setengah tubuhnya. "Jiminie!"

Tak ada jawaban.

Dahinya tampak mengerut ketika tak mendapatkan respon apapun dari Jimin. Apartemennya nampak hening seperti hari-hari biasanya, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaan penghuni lain.

Apa yang  semalam itu hanya mimpi? 

"Uhuk! Shit!" 

Pria itu terlihat turun dari ranjangnya kemudian berjalan ke kamar mandi dengan terburu-buru. Perutnya mendadak diserang rasa mual dan dia tak akan membiarkan cairan menjijikkan itu mengotori kamarnya. Begitu sampai di kamar mandi, ia langsung memuntahkan makan malamnya ke dalam kloset.

"Fuck." Umpatnya seraya menekan tombol flush di sisi atas kloset.

Sepertinya ia terlalu banyak minum semalam.

"Astaga! Yoongi-hyung!"

Suara derap kaki seketika terdengar di dalam kamar mandi. Belum sempat Yoongi menoleh, sosok itu sudah lebih dulu merangkul pinggangnya dan membantunya berdiri.

"Hyung kenapa tidak memanggilku eoh?" Ujar pria itu khawatir.

Mata Yoongi tampak mengerjap beberapa kali, sekedar memastikan jika saat ini dia tidak sedang berhalusinasi.

"Jimin?"

"Hum? Ada apa? Apa hyung pusing lagi? Mual?" Tanyanya seraya membantu Yoongi untuk duduk di pinggir ranjang. "Maaf tadi aku meninggalkanmu hyung. Uh, aku berusaha membuat sup hangat sederhana di bawah. Ah iya, aku jugaㅡ hm?"

Kata-kata Jimin seketika terhenti ketika ia merasakan usapan lembut pada pipinya. Lagi, untuk kesekian kalinya, ia merasakan hangat yang menyenangkan hanya karena sedikit perlakuan manis dari pria pucat itu.

"Kau benar-benar Jimin? Aku tidak sedang halusinasi?"

Pria bersurai golden blonde terkekeh pelan seraya menyentuh jemari panjang Yoongi di pipinya. "Ini aku hyung."

Tanpa ragu lagi, Yoongi segera memeluk pinggang pria itu dan menenggelamkan kepalanya di dada Jimin. Dengan wajah merona, Jimin terlihat mengusap-usap surai hitam milik Yoongi dengan senyum malu di wajahnya.

"I miss you." Gumamnya. "I'm sorry Jiminie."

"Kenapa minta maaf hm?"

"Karena aku sudah membuatmu marah." Jawabnya. "Karena aku sudah berperilaku seperti pengecut."

"Hyung jangan bicara seperti itu eoh. Ini bukan sepenuhnya salahmu."

"Tidak. Ini salahku."

Jimin mendesah pelan. "Hyungㅡ"

"Harusnya aku bisa mengontrol emosiku di depanmu, bukan malah lepas kendali dan membuatmu ketakutan seperti kemarin." Yoongi semakin mengeratkan pelukannya. "Dan masalah Wendyㅡ"

"Aku sudah tahu."

Kepala Yoongi seketika mendongak dengan ekspresi wajah bingung. "Huh?"

"Kemarin aku tidak sengaja bertemu dengan Wendy di cafe dan dia menjelaskan semuanya padaku." Jimin memainkan surai milik Yoongi. "Selama ini aku sudah salah paham dan mengira bahwa dia adalah calon istrimu hyung. Itulah alasan kepanikanku saat kau mengunggah fotoku di Instagrammu. Aku tidak mau disebut sebagai perusak hubungan orang."

Sugar Boy | YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang