"Jadi kau belum menanyakannya pada Yoongi?"
Pria berpipi tembam tampak menggeleng dengan kepala yang menunduk. Reaksi itu mengundang sebuah desahan pelan dari bibir pria bersurai blonde.
"Kenapa kau tidak melakukannya?" Tanyanya lagi.
"Um, aku takut Yoongi-hyung marah dan membuat kami akhirnya bertengkar."
"Astaga." Pria itu menyesap lemon teanya sebelum kembali bicara. "Selama kau menanyakannya dengan baik-baik, Yoongi tidak akan marah padamu. Hindari kalimat-kalimat bernada tuduhan dan kujamin kau akan mendapatkan jawaban dengan selamat."
Penjelasan dari sang sahabat membuat Jimin mendesah pelan. Melakukan hal seperti itu memang terasa gampang bagi Taehyung, tapi sama sekali tidak baginya. Jimin tidak suka pertengkaran dan ia lebih memilih untuk menghindari segala sesuatu yang bisa mengarah ke sana. Apapun itu caranya.
"Kau tidak tahu bagaimana Yoongi-hyung saat marah Tae." Ia mengaduk-aduk gelasnya tak berminat.
"Justru semakin lama kau menutupi semua ini dan berbohong, semakin besar rasa kecewa yang akan dirasakan oleh Yoongi nanti." Nasehat Taehyung. "Apalagi jika sampai dia tahu masalah ini dari orang lain. Sudah pasti dia akan merasa bahwa kau tidak mempercayainya."
Ucapan sang sahabat memang ada benarnya. Lambat laun Yoongi pasti mengetahui masalah ini, serapat apapun ia menutupinya.
Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia masih belum siap jika harus menceritakannya dalam waktu dekat. Terlebih lagi kekasihnya itu sedang banyak pekerjaan. Ia tidak mau sampai menambah beban pikirannya.
"Hello? Earth to Park Jimin?" Taehyung mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan wajah si pria mochi.
"Hㅡhuh?"
Pemilik surai blonde tampak memutar matanya malas. "Tch, lihat itu. Rupanya serentetan teror dan bau parfum wanita di jaket Yoongi sudah benar-benar meracuni pikiranmu."
"Aish aku baik-baik saja!" Protesnya tak terima.
"Bohong."
"Berhenti menuduhku yang tidak-tidak Kim Taehyung."
"Baiklah." Taehyung melipat kedua tangannya di depan dada. "Jika kau memang baik-baik saja, kau pasti tahu bulan depan bulan apa."
Pertanyaan itu membuat Jimin seketika berpikir. Bulan depan? Memangnya ada apa di bulan depan?
"Uh bulan depan itu, bulanㅡ"
Pemilik surai golden brown tampak diam sejenak.
"ㅡMaret?"
Pfftt!
Taehyung buru-buru menutup bibirnya dengan telapak tangan sebelum tawanya meledak dan mengganggu pengunjung lain.
"Tae! Aish, kenapa kau tertawa?" Kesal Jimin.
"Hahaha ya tuhan. Benar kan apa kataku. Pikiranmu sudah teracuni." Ia mengusap air mata yang menumpuk di ujung matanya. "Bahkan sampai ulang tahun pacarmu sendiri kau lupa."
Iris gelap Jimin seketika melebar. Ia ingat sekarang jika Yoongi berulang tahun di bulan Maret.
"Ya tuhan! Aku lupa! Bulan Maret kan sebentar lagi!" Pekiknya sedikit panik. "Taetae tolong akuu!"
"Tidak dengar tidak dengar."
"Taeee!!"
Sementara sepasang sahabat itu sibuk berdebat. Seorang wanita berambut panjang tampak beranjak pergi dari mejanya yang berada tepat di belakang dua pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Boy | YoonMin
FanfictionNiat Yoongi untuk membongkar rahasia Hoseok seketika lenyap saat ia menemukan pria manis di live instagram milik akun bernama SugarBoy. Siapa sangka satu kejadian memalukan malah mengantarkan Yoongi semakin dekat dengan si pemilik akun. "Aku memang...