41. Toast Bowl

7K 804 755
                                    

A/n: long chapter alert

     

     
💖🍑💖

    

    

Harapannya untuk bisa berbaikan dan kembali bersama orang yang dia cintai, semuanya hancur tak bersisa.

Sekali lagi, dia harus merelakan hatinya dilukai oleh sebuah kenyataan pahit yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Bulir-bulir bening mengalir setetes demi setetes dari dua pasang mata yang sudah menyaksikan kenyataan itu tanpa bisa ditahan lagi.

Semuanya terlalu sakit.

     
Dia tidak kuat.

     
DRRT! DRRT!

Entah sudah berapa kali ponselnya berbunyi sejak dia pulang dari kediaman sang mantan kekasih. Pria bersurai blonde itu tahu betul siapa yang sudah meneleponnya sejak tadi. Hanya saja dia sengaja tidak mengangkatnya karena bingung harus bersikap seperti apa, bingung harus berkata apa.

Sebab dia tidak mau sampai mengacaukan hubungan antara ibu dengan anaknya.

Biarlah perempuan berstatus nyonya besar itu membencinya karena dia sudah bersikap tidak sopan. Dengan begitu akan lebih mudah baginya untuk bisa lepas dari seluruh anggota keluarga Min.

"Hikㅡmaafkan aku eㅡeomma."

Jimin memeluk erat kedua lututnya. Menenggelamkan wajah sembabnya di antara kedua paha dan melanjutkan tangis kencangnya di sana.

Jika memang Yoongi sudah tak lagi menginginkannya, maka Jimin akan pergi. Daripada saling berbalas rasa sakit seperti ini, lebih baik Jimin berhenti sekarang juga.

   
Dia menyerah.

    
Mungkin berpisah memang jalan yang terbaik untuk mereka berdua.

"Semoga kㅡkau bisa lebih bahagia bersamanya, YㅡYoonie." Isak si pria mochi dengan air mata yang terus berlinang.

Move on memang sulit, tapi apa artinya bertahan dengan ketidakpastian ketika dia tahu jika sudah ada hati lain yang ingin Yoongi jaga.

It's time to say goodbye.

    
***

      
"Aku masih tidak paham kenapa kau bisa membiarkan mereka berdua bertemu lagi setelah zombie brengsek itu menyakiti Jimin-hyung." Ujar sosok bersurai merah yang tengah bersandar ke dinding lift.

Kalimat itu membuat pria di sebelahnya mendengus. Merasa kesal karena sang kekasih kembali mengulang pernyataan yang sama. Entah sudah yang keberapa kalinya semenjak mereka meninggalkan cafe tadi.

"Bukankah sudah kukatakan jika permintaan Nyonya Min tidak bisa diganggu gugat? Lagipula tak ada salahnya juga mempertemukan mereka berdua. Mungkin dengan begitu mereka bisa berbaikan seperti dulu."

Jawaban ketus yang diutarakan sang kekasih membuat si pria kelinci mendorong pipi dalamnya menggunakan lidah. Sebuah kebiasaan yang dia lakukan jika dirinya sedang kesal atau tidak menyetujui pendapat seseorang.

Andai saja yang bicara barusan bukanlah sang kesayangan, sudah pasti dia akan memulai perdebatan sekarang.

"Ya aku sebenarnya juga ingin membuat perhitungan dengan Yoongi, namun setelah tahu jika semuanya hanyalah sebuah kesalahpahaman, aku memutuskan untuk meredam amarahku dulu." Sambungnya. "Tiap hubungan pasti pernah mengalami hal yang seperti ini Kook."

Sugar Boy | YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang