44. Popcorn Balls

5.6K 677 331
                                    

Sebuah mobil hitam tampak berhenti dengan mulus di sebuah perempatan karena lampu lalu lintas yang tengah menyala merah. Sembari menunggu lampu kembali hijau, pria bersurai hitam di kursi pengemudi terdengar menggumamkan lirik lagu sambil sesekali melirik pada sosok yang sedang tertidur pulas di sebelahya.

Pria pucat itu tersenyum kecil.

"Cute." Ujarnya seraya menyentuh pipi tembam sang mantan kekasih.

Kebiasaan si pria mochi ketika sedang tidur memang selalu berhasil membuat Yoongi gemas. Pipi gembul yang menempel dengan permukaan empuk kursi, bibir mengerucut, ditambah jemari pendeknya yang nampak tenggelam dalam lengan cardigan.

Hanya Park Jimin yang bisa membuat jantungnya meloncat-loncat tidak jelas karena sebuah pose tidur.

"Seandainya waktu itu aku tidak bertindak bodoh dan mau mendengarkanmu." Ia mengusap pipi Jimin dengan ibu jarinya. "Pasti tidak akan secanggung ini."

TIIN!! TIINN!!

Suara klakson yang berbunyi secara bergantian berhasil membuat sepasang pria itu terkejut.

"Ungㅡhㅡhyungie?"

"Ssshㅡ" Ujar Yoongi seraya kembali menjalankan mobilnya. Ia kemudian mengusap lembut punggung tangan Jimin yang masih setengah mengantuk. "Tidurlah lagi."

Si pria manis menggeleng seraya menjauhkan tangannya dari jangkauan Yoongi. "Maaf aku tertidur hyung."

"It's okay." Yoongi tersenyum kecil

Percakapan itu kemudian berakhir begitu saja dengan suasana canggung yang menggantung di udara. Ya, hal seperti inilah yang terjadi di antara mereka berdua semenjak masih berada di rumah tadi. Berinteraksi seperlunya.

Atau lebih tepatnya, Jimin yang sebisa mungkin menghindari interaksi berlebih dengan Yoongi.

Benar-benar berbanding terbalik dengan si pria bermarga Min yang diam-diam sedang berusaha mewujudkan niatnya untuk kembali mengambil hati sang mantan dengan segala perlakuan manisnya.

Ya, hanya perlakuan manis dengan perhatian kecil sesekali. 

"Kau benar tidak merasa lapar?"

Pertanyaan itu membuat Jimin seketika tersadar dari lamunannya. "Tidak hyuㅡ"

KRUUKKㅡ

Pria bersurai blonde sontak memeluk perutnya sendiri dengan rona merah yang mewarnai kedua pipi tembamnya.

Sialsialsialsial.

"Sekarang sudah lewat jam sarapanmu Jiminie." Komentar si pria pucat yang tengah berusaha menahan kekehannya. "Lebih baik kita sarapan dulu. Mino bisa menunggu."

Jimin menggeleng cepat. "TㅡTidak usah hyung."

"Perutmu bisa sakit jika tidak makan eoh. Aku tahu tempat makan yang enak dekat sini. Mereka punya menu pancake favoritmu." Ujarnya lagi.

Bayang-bayang sepiring pancake dengan topping gula halus, potongan buah-buahan segar serta whipped cream membuat Jimin meneguk ludahnya cepat-cepat. Perpaduan rasa gurih, manis, dan asam langsung memenuhi indera perasanya saat itu juga.

Uh, apa kuterima saja tawaran Yoongi-hyung? Tapi jika kuterima, itu artinya aku akan semakin lama berdua dengan hyung. Ah tidak tidak. Untuk saat ini lebih baik kutolak saja.

"Jiminie?"

Jimin terkesiap. "UㅡUh ya?"

"Bagaimana? Kau mau?"

Sugar Boy | YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang