24. Croissant

7.8K 926 228
                                    

"Selamat pagi anak-anakku."

Suara wanita yang terdengar familiar itu seketika mengejutkan sepasang kekasih yang baru saja memasuki ruang tengah.

"NㅡNyonya Min?"

"Eomma." Koreksi Sunmi.

Pria bersurai golden brown bergegas melepaskan gandengan tangannya kemudian membungkukkan badan ke arah wanita cantik itu. "Sㅡselamat datang eomma. Maaf kami tidak menyambut kedatangan eomma."

"Ya tuhan, lihat itu. Benar-benar tipe menantu idaman." Sunmi tertawa senang. "Yeobo! Kemari dulu! Ayo sapa calon menantumu!"

Alis Yoongi seketika terangkat begitu mendengar kalimat yang diucapkan sang ibu. "Appa di sini?"

"Uhum, dia yang mengajakku untuk datang ke rumahmu setelah pulang dari Seattle kemarin. Sambut ayahmu dengan baik, dia sedang merindukanmu." Sahut Sunmi.

Yoongi tampak menganggukkan kepalanya. Jarang sekali ia memiliki kesempatan bertemu dengan sang ayah dan kalau boleh jujur terkadang ia rindu berbincang-bincang kecil dengan pria yang selalu mendukungnya itu. Meskipun ia terlahir dengan sikap acuh dan dingin, tapi ia tak bisa bersikap seperti itu kepada ayahnya.

"Ah maaf semuanya, barusan ada telepon penting." Ujar pria tinggi yang baru saja masuk ke ruang tengah.

"Ah selamat datang Tuㅡmaksudku appa." Jimin membungkukkan tubuhnya ke arah pria itu.

Woobin tampak menyunggingkan senyum kecil seraya menepuk pelan pundak Jimin. "Terima kasih Jimin-ah. Lain kali kau tidak perlu bersikap terlalu formal padaku. Anggap saja aku ayahmu sendiri."

"Umㅡbaik appa." Jawab si pria mochi dengan senyum di wajahnya.

Pandangan Woobin kemudian beralih ke sebelah Jimin, tempat di mana anak lelaki satu-satunya berdiri. "Son."

Yoongi tampak meyambut pelukan singkat yang diberikan oleh sang ayah. "Lama tidak berjumpa denganmu appa."

"Baru dua minggu." Woobin tertawa kecil. "Kau sehat?"

"Seperti yang kau lihat. Aku merasa jauh lebih baik karena ada Jimin yang menemaniku." Jawabnya dengan sedikit bangga.

"Syukurlah jika kehadiran Jimin bisa membawa kebaikan untukmu." Ujarnya seraya kembali mengembalikan pandangannya pada pria bersurai golden brown. "Terima kasih karena sudah memperhatikan anakku dengan baik Jimin-ah."

"Aㅡah ya appa." Jawabnya sedikit gugup.

Rona kemerahan yang terlihat samar tampak hadir di pipi tembam Jimin. Kalimat bernada bangga dari Yoongi serta pujian yang tak hentinya dilemparkan oleh Sunmi dan Woobin sejak tadi membuatnya malu sekaligus senang di saat yang bersamaan. Ayolah, siapa yang tidak senang mendapat pujian dari kekasih sekaligus kedua orang tuanya secara langsung seperti ini.

"Jiminie."

Kepala Jimin seketika menoleh ke arah satu-satunya wanita yang berada di ruangan itu. "Ya eomma."

"Kemari, duduk sebentar denganku." Ujarnya seraya menepuk tempat kosong di sebelahnya.

Jimin segera menghampiri sofa putih itu dan duduk tepat di sebelah Sunmi sesuai dengan permintaannya. "Ada apa eomma? Sepertinya serius sekali."

"Bagaimana keadaan tanganmu? Apa sudah sembuh?" Tanya Sunmi sambil mengamati tangan kiri Jimin.

"Sudah lebih baik eomma. Hari ini aku ada jadwal check up di rumah sakit dan semoga saja dokter memberikan kabar baik." Jimin tersenyum kecil. "Aku harus segera kembali aktif di akademi dan aku juga berencana ikut kursus memasak."

Sugar Boy | YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang