37. Moonies

5.7K 797 421
                                    

Pagi itu Jimin terlihat duduk diam di atas ranjang sambil memainkan jari-jarinya. Jam digital di atas night stand baru menunjukkan pukul lima pagi. Harusnya dia masih bergelung nyaman di dalam selimut bersama sang kekasih. Saling berbagi kehangatan sampai cahaya matahari menerobos masuk ke dalam kamar mereka.

Sungguh dia merindukan momen manis yang akhir-akhir ini sudah tidak lagi dirasakannya.

Bagaimana mereka bisa merasakan momen itu jika Yoongi saja pergi kerja saat dia belum bangun dan pulang saat dia sudah tertidur. Kebiasaan aneh yang dimulai setelah pembicaraan di kantor waktu itu.

Dan kali ini dia sengaja bangun pagi-pagi buta hanya untuk bicara dengan sang kekasih. Menanyakan apa sebenarnya yang sedang terjadi.

CKLEK!

Jimin menoleh ke arah pintu kamar mandi. "Hyung."

Sosok itu hanya melirik ke arahnya sebentar sebelum melangkahkan kakinya menuju walk in closet. Tak mengeluarkan sepatah katapun.

Pria bersurai blonde tampak mempoutkan bibirnya karena diabaikan oleh sang kekasih. Dia tetap berdiam diri di posisinya sampai pria pucat itu keluar dari walk in closet dengan pakaian rapi.

"Hyung." Panggil Jimin lagi.

Yoongi merapikan kerah kemejanya. "Kenapa bangun?"

"Akuㅡmerindukanmu, hyung." Ia menundukkan kepalanya. "Akhir-akhir ini kita jarang sekali bertatap muka. Hyung selalu berangkat pagi dan pulang larut."

"Pekerjaanku sedang banyak." Jawabnya tanpa sekalipun menoleh ke arah si pria mochi.

Suasana di ruangan itu terasa begitu dingin dan kaku sampai-sampai membuat Jimin merasa gugup. Ia sama sekali tak berani mengangkat wajahnya untuk melihat Yoongi.

"Hyung."

"Hm."

"Apa hyung benar-benar sedang sibuk di kantor?" Tanya Jimin takut-takut. "Apa hyungㅡ"

"Kau menuduhku berbohong?" Pria bersurai hitam seketika membalikkan tubuhnya.

Kalimat bernada dingin itu membuat Jimin langsung mendongakkan wajahnya panik. "BㅡBukan begitu hyung, maksudkuㅡ"

"Aku bangun pagi untuk pergi kerja." Ia menatap tajam pria di depannya. "Aku tidak pernah menjadikan pekerjaanku sebagai alasan untuk bertemu dengan pria lain."

Hati Jimin seketika terhenyak.

"Singkirkan rasa curigamu itu karena aku bukan seorang pembohong."

Yoongi kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kamar tanpa menoleh ke arah pria bersurai blonde yang tengah duduk mematung di atas ranjang. Hanya menatap kepergian si pria pucat tanpa berani menghentikannya.

Sungguh Jimin hanya berniat untuk bicara dengan Yoongi dan mengembalikan hubungannya agar bisa seperti dulu lagi, hanya itu. Ia sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan Yoongi atau semacamnya.

"Stupid Jimin!!" Teriaknya seraya memeluk bantal. "Ughhㅡapa yang harus kulakukan sekarang?"

DRRT! DRRT!

Perhatian Jimin seketika beralih pada benda persegi yang tergeletak di atas meja.

"Ya tuhan, siapa yang menelepon pagi-pagi buta seperti ini." Gerutunya seraya meraih benda persegi yang terus bergetar itu. Kedua alisnya tampak terangkat begitu melihat nama yang terpampang di layar. "Hoseok-hyung?"

Ia cepat-cepat menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan dari Hoseok.

"Halo? Ada apa hyung?"

Sugar Boy | YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang