DRRT! DRRT!
Yoongi tampak merogoh benda persegi berwarna hitam yang bergetar di kantong celananya. Ia sedikit melirik ke arah Jimin begitu melihat nama Namjoon yang muncul di layar. Pria itu pasti ingin menanyakan perihal rencana yang ia katakan semalam.
"Hyung? Kenapa tidak diangkat?" Jimin melemparkan tatapan heran pada pria di sebelahnya.
"Masalah pekerjaan, akan kubereskan nanti. Lagipula kita sedang mengantre tiket, suasananya terlalu ramai."
"Angkat saja hyung. Kau bisa minggir sebentar ke tempat sepi. Biar aku yang membelikan tiketnya." Ia tersenyum lebar.
"Sudah mati." Yoongi menunjukkan layar ponselnya. "Aku tidak aㅡ"
DRRT! DRRT!
Jimin terkekeh geli melihat ekspresi kesal di wajah si pria pucat. Sebenarnya ia sendiri sudah maklum jika sewaktu-waktu Yoongi mendapatkan telepon mendadak dari rekan kerjanya. Yoongi adalah orang penting dan ia sadar akan hal itu.
"Tak apa hyung, angkat saja. Sepertinya telepon penting."
Pria yang lebih tua mendengus. "Baiklah. Tolong bayar tiketnya dengan uangmu dulu, nanti kuganti setelah aku selesai telepon."
"Tidak usah kau pikirkan itu hyung." Kekehnya. "Sana, cepat."
Yoongi tersenyum kecil seraya melangkahkan kakinya keluar dari antrean. Ia menekan tombol hijau di layar kemudian menempelkan benda persegi itu ke telinganya.
"Halo?"
"Kenapa lama sekali?"
"Aku sedang kencan dengan Jimin. Ada apa?"
"Kau pergi kencan sementara aku yang kau suruh untuk mengurus semua ini??" Seru Namjoon di seberang.
"Kau sudah menyetujuinya semalam dan kau tidak bisa mundur sekarang. Lagipula bukankah aku sudah menjanjikan libur selama lima hari penuh sebagai imbalannya?" Ujarnya santai.
"Kukira yang kau sebut dengan urusan penting itu adalah meeting dengan client atau semacamnya. Ternyata kencan??"
"Tch! Berhenti mengeluh dan cepat katakan alasanmu menelepon."
"Baik baik. Jadi room decorator yang kau minta sudah datang ke rumahmu dan mereka sedang mulai mengerjakan desain yang kau minta. Mereka bilang semuanya akan selesai dalam waktu dua sampai tiga hari." Jelas Namjoon.
"Baiklah. Kau sudah mengurus pembayarannya?"
"Sudah. Semuanya sesuai dengan yang kau minta. Aku akan memotret hasil kerja mereka hari ini dan mengirimkannya padamu nanti."
"Oke. Jika ada sesuatu, segera laporkan padaku." Matanya melirik pada sosok bersurai golden blonde yang tengah berjalan menghampirinya. "Kututup dulu Joon. Jimin sudah selesai."
"Ya ya. Nikmati kencanmu dan jangan lupa untuk selalu hati-hati saat di tempat umum."
"Aku tahu. Terima kasih Joon."
PIP!
Yoongi kembali memasukkan ponselnya ke dalam kantong kemudian berjalan mendekati Jimin. "Sudah dapat?"
"Sudah hehe. Ini untuk hyung." Ujarnya seraya menyodorkan selembar tiket ke hadapan Yoongi. "Bagaimana teleponnya? Sudah beres?"
"Uhum, Namjoon hanya menanyakan beberapa hal tentang revisi lagunya." Yoongi merangkul pinggang Jimin. "Masuk sekarang?"
"Let's goo!"
Pekikan semangat itu mengundang kekehan kecil dari bibir Yoongi. Tanpa menunggu lama lagi, mereka berdua segera berjalan menuju gerbang masuk untuk menukarkan tiket. Kehadiran mereka berdua di area kebun binatang sontak mendapatkan banyak perhatian dari pengunjung lainnya. Meskipun bukan weekend, kebun binatang ini memiliki cukup banyak pengunjung, jadi tak sedikit dari mereka yang mengambil foto pasangan mini itu dengan kamera masing-masing. Namun mereka berdua tampak tak mempedulikan orang-orang itu dan memilih untuk menikmati agenda kencan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Boy | YoonMin
FanfictionNiat Yoongi untuk membongkar rahasia Hoseok seketika lenyap saat ia menemukan pria manis di live instagram milik akun bernama SugarBoy. Siapa sangka satu kejadian memalukan malah mengantarkan Yoongi semakin dekat dengan si pemilik akun. "Aku memang...