16. Tlaktiran

1.5K 67 5
                                    

Hari sudah pagi. Kini tinggal 2 hari lagi mereka akan mengikuti lomba musik. Namun, mereka merasakan kesedihan karena di lomba kali ini mereka tidak bersama Izah. Izah akan pergi ke Bandung hari Rabu dan musik akan diselenggarakan hari Jumat.

"Jumat bakalan ada lomba dan lo besok harus pergi ke bandung" ujar Desti kepada Izah.

"Mau gimana lagi, udah nggak bisa diundur lagi" jawab Izah dengan mukanya yang lesu.

"Doakan kita aja semoga bisa juara" ucap Ria.

"So pasti" jawab Izah dengan senyum tipisnya.

Saat mereka sedang berbincang-bincang tiba-tiba ada Algean dan teman-temannya yang berada didepan kelas mereka.

"Kalian dipanggil kak Algean" ujar salah satu teman satu kelasnya.

"Dimana?" tanya Safira.

"Didepan kelas, dia nggak sendiri dia sama temen satu gengnya" ujarnya.

"Oh iya makasih" ucap Desti. Dan mereka langsung pergi keluar kelas.

Mereka masih malas untuk bertemu dengan siapapun, mereka ingin menghabiskan waktu bersama Izah sebelum ia pergi ke Bandung.

"Ada perlu apa?" tanya Dina tanpa basa basi.

"Jutek banget din jadi cewek" ujar Fion.

"Gw bilang sekali lagi ada perlu apa kalian kesini!" ujar Dina dengan nada sedikit keras.

"Gw......"

"Efian kita satu kelas" teriak seseorang yang berlari menghampiri Efian.

Mereka reflek dan langsung menoleh kesumber suara itu. Tidak disangka ternyata Kayna teman kecil Efian.

"Mampus" batin Efian.

"Gw nyariin lo dari tadi ternyata lo dikelas 10" ujar Kayna sambil mengatur nafasnya yang tidak stabil. "Gw kangen sama lo" lanjutnya sambil memeluk Efian.

"Lepasin Kay, bukan muhrim" Efian melepaskan Kayna yang kini memeluknya. Kayna sangat keteraluan sekali sampai ia tidak tau malu memeluk Efian didepan umum.

"Lo sekolah disini Kay?" tanya Algean.

"Iya" jawabnya singkat.

"Hai kita ketemu lagi" ucap Kayna dengan melihatkan giginya.

"Hai," sahut mereka.

"Oh iya kita belum kenalan kemarin, nama gw Kayna Amalia biasa dipanggil Kayna atau lo semua bisa panggil gw kay" Kayna memperkenalkan dirinya.

Tidak ada jawaban dari mereka, mereka tidak memperdulikannya karena mereka sangat kaget ketika melihat Efian diseperti itukan. Sungguh hal yang baru terjadi dan itu belum pernah dan mungkin tidak pernah terjadi. Kayna kesal dengan teman-teman Efian yang tidak meresponnya tapi ia tetap harus bersikap baik agar terlihat baik di mata mereka.

"Kantin yuk" ajak Fion.

"Nggak ah males" tolak Mila dengan pedenya.

"Ish sok banget lo. Biasanya lo paling seneng kan kekantin" ketus Karin.

"Hehe iya sih tapi hari ini gw mager banget" ujar Mila dengan cengengesan tidak jelas.

"Mager tapi kalau gratisan berangkat" sambung Izah tanpa dosa.

"Yaudah biar gw yang bayarin" ujar Kayna tiba-tiba.

"Kalau kaya gini tuh susah buat ditolak" ucap Enata.

"Pikiran lo gratisan semua bro" ujar Keenan sedikit keras.

"Miror bray miror!" ucap Ersyad sambil menonyor kepala Keenan.

Squad Seven ✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang