Ditempat yang berbeda kini Safira sedang berada di depan rumahnya. Ia sedang memetik gitar dan bernyanyi.
Dari luar gerbang ada seseorang yang tersenyum menatapnya, tatapannya tidak menatap kearah lain selain menatap Safira. Ia menekan bel rumah yang sangat terdengar ditelinga Safira. Safira mengoleh ke arah pintu gerbang dirumahnya, ia melihat Algean sedang berdiri menatapnya. Safira bangkit dari tempat duduknya dan menemui Algean.
"Masuk!" pinta Safira sambil membuka pintu gerbangnya.
"Mobil gw gimana?"
"Yaelah, mobil lo nggak bakal hilang tenang aja" ujar Safira.
"Tapi...."
"Yaudah, bawa masuk aja apa susahnya sih Gean" Safira mulai kesal kepada Algean.
"Kalau di bawa berat fir,"
"Ish, terserah lo!"
Algean memasukan mobilnya dengan sempurna. Ia turun dari mobil dan menghampiri Safira yang sedang duduk melipat tangannya didepan dada.
"Muka lo kenapa?" tanya Algean dengan muka datar.
Safira langsung mengambil ponselnya untuk mengaca.
"Nggak ada masalah" jawabnya.
"Maksud gw, muka lo kenapa cantik" ujar Algean dengan senyum yang belum pernah Safira lihat sebelumnya.
"Nggak usah sok gombal kalau lo nggak bisa!" ketus Safira kesal.
"Sorry"
"Lo kesini mau ngapain? Tumben lo kerumah gw?"
"Iseng aja"
"Lo pikir rumah gw pom bensin!"
"Gw nggak berpikir seperti itu"
"Ish" Safira mendengus kesal.
"Gw bikinin minum dulu ya"
"Lo tunggu disini"
Algean hanya mengangguk-angguk mengerti.
Ketika Safira masuk Algean mengambil bunga dan beberapa barang lain yang sudah ia siapkan untuk Safira.
"Gean" panggil Safira sambil meletakan minuman dan cemilan ringan.
"Fir,"
"Hmm" sahut Safira.
"Sorry,"
"Sorry? Buat?"
"Sorry, kalau selama ini gw nyeselin dan selalu bikin lo kesal"
"Santai ae lo nggak usah sok imut gitu" canda Safira.
"Lo bawa bunga buat siapa?"
"Buat lo"
"Lo sekarang penjual bunga?"
"Bukan"
"Terus?"
"Gw mau ngomong serius sama lo fir!" ujarnya ragu. "Lo mau gak jadi pacar gw" lanjutnya.
"Ha? Serius lo nggak main-main"
"Gw serius fir," jedanya. "Gimana?" tanya Algean dengan serius dan lembut tidak seperti biasanya.
Safira merasakan perbedaan pada Algean. Algean yang ia kenal tidak seperti ini, Algean selalu saja membuatnya kesal dan tidak pernah berbicara setulus mungkin. Kini ia bisa merasakan tatapan Algean yang begitu dalam dan mampu membuatnya merasa nyaman.
"Gw mau Gean" ujar Safira.
Algean memeluk Safira dengan erat sampai membuatnya susah untuk bernafas. Mereka sedang diselimuti rasa cinta yang kini mereka rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Squad Seven ✔ (Completed)
Teen Fiction(Selesai) Belum Revisi PERINGATAN!!! Ini cerita wattpadku yang pertama jadi maklumin saja ya kalau banyak typo atau salah kata. ------ Dalam sebuah persahabatan tidak perlu memandang seberapa lama kita bersama. Pandanglah rasa kepeduliannya disaat...