25. Keputusan

1.3K 55 0
                                    

"Din bukain pintu lo!" teriak Karin sambil mengetuk pintu kamar Dina.

Kini mereka sudah berada dirumah Dina sejak 10 menit yang lalu. Mereka sudah memanggil Dina dan sudah mengetuk pintu kamar Dina namun tidak ada yang meresponnya.

"Dobrak aja" ujar Efian yang kini merasa khawatir.

"Nggak!" tolak Desti.

"Lama des" ucap Ersyad dengan nada yang lembut.

"Gw bilang nggak ya nggak! Dia pasti lagi tidur! Ini udah malam, lagian kalian kenapa nggak kasih kabar dulu ke Dina kalau mau jalan" ujar Desti yang terus terusan berusaha mengetok pintu agar dibukakan oleh pemiliknya.

"Yaudah kita pulang aja," ujar Efian.

"Din! Bukain pintunya dong" teriak Karin lagi.

Dina yang sedang tidur nyeyak kini terganggu dengan kehadiran mereka. Mau tidak mau ia harus membukakan pintu kepada mereka padahal matanya masih susah untuk dibuka.

"Apa!" ujar Dina sambil membuka pintunya dengan mata masih menutup.

"Dasar kebo! Lo kira teriak-teriak dari tadi nggak haus apa?! Lo tuh ya ngebo mulu! Bangung woy bangun!!" omel Karin. Dina yang merasa risih dengan ocehan Karin ia langsung menutup pintunya dan kembali tidur.

"Sialan!" ujar Karin sambil menendang pintu kamar Dina.

"Pintu gw mahal nggak usah ditendang gitu!" teriak Dina dari dalam kamarnya.

"Bukain pintu lo! Atau gw dobrak!" teriak Karin yang terdengar jelas ditelinga Dina. Tanpa basa basi Dina langsung membuka pintunya. Ia tidak mau jika pintu kamarnya rusak gara-gara ulah sahabatnya itu. Bisa-bisa ia di omelin oleh bundanya gara-gara pintu rusak untuk yang kedua kalinya.

"Kasihan pintu gw ditendang sama kaki lo!" ujar Dina dengan kesal.

"Gw berdiri dari tadi didepan pintu lo itu capek! Sampe lumutan gw nunggu lo buka pintu" omel Desti dengan kesal.

"Siapa suruh datang kerumah orang malam-malam" cibir Dina.

Dina masih tidak menyadari ada Efian, Ersyad, dan Elza yang berdiri didepan pintu kamarnya. Efian hanya memandang Dina dengan senyum manisnya, ia rasa Dina berubah 180° ketika sedang bersama sahabatnya.

"Udah malam gw ngantuk" ujar Dina sambil memeluk bantal gulingnya. "Besok aja kalau mau ngajak jalan" lanjutnya.

"Masih jam setengah 10, belum terlalu malam" ucap Karin.

"Ekhmmm" dehem Ersyad yang dari tadi merasa gabut tidak jelas.

"Kenapa?" tanya Desti.

"Udah malam, kita pulang sekarang. Benar kata Dina tadi." ajak Ersyad kepada Desti.

"Gw pulang dulu din udah malam," pamit Desti. Sebelum ia meninggalkan kedua sahabatnya, Desti sudah memberikan isyarat kepada Efian dan Elza untuk pulang agar tidak mengganggu istirahat Dina.

"An," panggil Dina. Sambil membenarkan posisinya menjadi duduk.

Efian hanya menatapnya dan tersenyum manis.

"Dari kapan kesini?"

"Gw tadi nganter Ersyad sama Elza keluar, tapi mereka ngajak gw kesini" jelas Efian, "Lo mau istirahat kan? Gw pulang dulu udah malam," lanjutnya.

"Gw pulang juga ya din, kasihan Elza nungguin gw" ucap Karin sambil memeluk Dina.

"Ganggu tidur gw lo!"

"Gw kira setelah lo jalan sana Efian lo nggak tidur, eh lo malah kaya kebo kurang asupan" ejek Karin.

"Sialan lo!"

Squad Seven ✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang