Jam sudah menunjukan pukul 06:15 mereka baru bangung dari tempat tidurnya. Memang dirumah Dina tidak ada yang membangunkan kecuali alaram dan bunda Dina. Walaupun ada asisten rumah tangga tapi ia tidak boleh membangunkan itu sudah ditetapkan oleh bunda Dina karena Dina dan teman-temanya harus bisa bangun sendiri tanpa dibangunkan.
Mila mengerjapkan matanya berkali kali melihat cahaya dari balik gorden kamar Dina, matanya menangkap benda diatas nakas di sampingnya matanya membelalak tidak percaya bahkan sampai mengusap matanya berkali kali dengan tangannya.
"Nggak salah liat, 06:15!haa...h gawat telat Aaaaaa........." teriaknya kencang menggema di dalam ruangan kamar itu, sontak membangun ria,karin,dina,izah yang tidur disampingnya dengan posisi mereka yang berubah 180 derajat dari posisi awal tidur mereka.
"Gila! Cempreng banget" ucap ria mengusap telinganya.
"Woy! Jangan teriak kali bukan hutan ni" tambah karin menggaruk kepalanya.
"Mimpi gue finish lebih awal padahal kan cogannya mau jalan bareng gue" ucap izah masih dengan mata yang terpejam dengan posisinya yang berubah menjadi duduk.
"Kita telat ni! cepet kekamar mandi!" mila dengan cepat berlari ke kamar mandi yang diikuti lainnya.
Sedangkan fira dan desti masih nyenyak dengan tidurnya. Memang dua orang ini sangat susah di bangunin dan yang paling penting bagi mereka tidur adalah hobi mereka.
Mereka bersiap-siap untuk pergi kesekolah. Dengan gugup mereka tidak melihat Desti dan Safira yang kini masih tertidur nyenyak tidak menggubris suara apapun.
Mereka telah siap untuk pergi kesekokah padahal jam sudah menunjukan pukul 06:55 kurang 5 menit lagi bel akan berbunyi tetapi mereka bodoamat tidak memikirkan apapun yang terpenting mereka sampai disekolah walaupun telat.
Mereka diantar oleh supir Dina dengan kecepatan sedang dengan muka panik dan gugup. Sesampainya disekolah gerbang sudah tutup kini mereka harus meminta tolong kepada pak satpam agar membuka gerbangnya.
"Pak bukain gerbangnya" rengek karin.
"Tidak bisa!" tolak pak satpam.
"Hih pelit banget sih" ketus Mila.
"Pak bukain gerbangnya" ujar seseorang dibelakang mereka. Bukan seseorang lagi melainkan 7 orang yang berdiri dengan muka santai tanpa beban.
"Kalian juga telat?" tanya ria.
"Hmm" jawab Enata singkat.
"Pak buka gerbangnya atau kita manjat!" ancam Keenan.
"Baiklah" ujar pak satpam pasrah.
Dibalik gerbang ternyata sudah ada Bu Ratna guru Bk yang sangat killer di SMA kartini.
"Gitu aja takut," gumam Ria.
"Kalian kenapa telat?" tanyanya dengan nada keras.
"Maaf bu kami kesiangan" jawab Dina.
"Yang ini mah jangan di tanya seberapa lebarnya kalau ngoceh. Pasti ini akan sangat bosan mendengarkannya. Sial!" ucap Karin dalam hati.
"Kesiangan aja terus! Kalian harus bersiin seluruh koridor di Sma ini selama jam pertama sampai istirahat! Saat jam istirahat belum selesai kalian akan ibu hukum lagi. Paham?!" jelasnya dengan muka memerah.
"Tapi bu...."
"Tidak ada tapi-tapian kalian harus kerjain sekarang! Cepat!" ujarnya lagi.
Mereka langsung lari menuju koridor disekolah. Koridor yang luas panjang lebar itu harus dibersihkan sampai istirahat. Sungguh indah nikmat yang diberikan, tidak ada lagi kah hukuman lain selain membersihkan koridor? Sungguh melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Squad Seven ✔ (Completed)
Ficção Adolescente(Selesai) Belum Revisi PERINGATAN!!! Ini cerita wattpadku yang pertama jadi maklumin saja ya kalau banyak typo atau salah kata. ------ Dalam sebuah persahabatan tidak perlu memandang seberapa lama kita bersama. Pandanglah rasa kepeduliannya disaat...