Happy Reading.
Sejak kejadian saat mulutnya mengucapkan mie instan, Efian benar-benar selalu mengingatkan dirinya. Ocehan dari Efian selalu ia dengarkan setiap hari. Setiap pagi dan sebelum tidur Efian selalu saja mengingatkan untuk tidak makan mie instan. Kenapa perkara mie saja bikin repot. Yang terpenting itu kenyang. Masalah perut nantinya ia kompromikan bersama bantal yang nantinya akan menjadi penyangga jika perutnya sakit.
Hari ini ia dan teman-temannya yang lain berencana untuk mendaftarkan diri di kampus yang sudah mereka pilih.
Seperti biasa teman-temannya sudah berada di dalam kamar Dina. Mereka sedang browsing mencari informasi tentang tempat kuliahnya untuk lebih jelas lagi. Biar gak kaya hubungan Dina sama Efian. Ydah putus tapi masih saling sayang sayangan.
"Enaknya gue kuliah di Bandung atau di Surabaya?" tanya Izah kepada temannya yang lain.
"Terserah lo. Kan lo yang mau jalanin bukan kita." jawab Karin.
Tolong dong bantu Izah. Dia bingung dengan kedua tempat itu. Butuh saran bukan cuma omongan nyebelin doang.
"Saran gue si Bandung. Lo pasti udah banyak temen kan disana? Secara kan lo SMA disana. Pasti banyak temen lo yang satu kampus. Dan itu gak bakalan buat lo sulit beradaptasi." saran Desti.
Nah, gitu dong ada yang nyaranin gak cuma ngomongin.
"Kalo gue bagusnya dimana nih. London atau San Francisco bareng Desti?" tanya Fira dengan santai.
Ria menoyor kepala Fira dengan gemas. "Gaya lo kalo ngomong. Tuh otak udah lo isi penuh buat daftar disana belum?" ucap Ria dengan nada candaan.
"Yeee... Ngeremehin lo. Gue tuh masih bingung nih mau masuk mana? Kalo gue masuk satu kampus sama Algean, yang ada disana gue perang terus sama Algean. Kalo gue satu kampus sama Desti kan bisa enak leha-leha kalo ada tugas nyontek Desti." ucapnya.
"London aja Fir sama gue." usul Mila.
"Sama gue aja Fir. Nanti lo kan bisa ketemu Algean tuh tiap hari. Kalo sama Mila mah beda kampus." ucap Dina tak mau kalah memberi usul kepada Fira.
"Gak minat gue kalo ketemu Algean terus."
"Sok lo. Diembat orang biar tau rasa lo!" ucap Karin
"Bodo! Ga peduli gue."
"Iya deh iya, yang udah move on." timbal Izah.
Dengan senyum bangga Fira berucap, "emang kaya si Dina yang udah mantan tapi masih sayang-sayangan."
"Fir!" teriak Mila dan Desti.
Bodoh. Kenapa harus keceplosan tuh mulut sih. Kan jadi pada tau kalo Dina dan Efian itu udah putuh. Heboh nih. Bisa trending satu di twitter.
"Aduh... Ah gue salah ngomong. Is... Gimana nih yaa..." Fira menggaruk pipi kirinya dengan gusar. Ia tidak bisa menjelaskan apa-apa kali ini.
Untuk Rizki saja yang keceplosan jika ia yang bikin babak belur Efian saja sudah di caci maki oleh Dina. Bagimana dengan Fira kali ini? Gawat darurat siaga satu nih.
"Bener Din, Lo udah putus?" tanya Ria memastikan. Dina Efian putus? Jika ia masih duduk di bangku Sekolah menengah atas berita itulah yang akan jadi trending nomer satu. Namun, kali ini akan menjadi topik utama dalam grup chat yang ada Algean dkk.
"Ha? Enggak. Masa putus masih sayang-sayangan. Lagian kan Efian ganteng. Yaa jelas lah kalo putus pasti dia cari yang lain. Buktinya masih sama gue kan? Berarti belum." Tolong dong Dina kayanya dia akan menghina hubungannya sendiri yang gak jelas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Squad Seven ✔ (Completed)
Teen Fiction(Selesai) Belum Revisi PERINGATAN!!! Ini cerita wattpadku yang pertama jadi maklumin saja ya kalau banyak typo atau salah kata. ------ Dalam sebuah persahabatan tidak perlu memandang seberapa lama kita bersama. Pandanglah rasa kepeduliannya disaat...