Hari ini adalah hari dimana semua orang bisa bermalas malasan. Namun, tidak dengan Fira dan Dina yang kini menyibukkan diri untuk lari pagi. Memang sudah biasa jika hari libur Dina dan Fira berlari pagi ditaman.
"Istirahat dulu ah," ucap Dina.
Fira hanya mengikuti dan duduk disampingnya.
"Duh haus lagi," ujar Fira sambil mengelap keringatnya.
"Iya nih"
Mereka mengintai satu persatu sudut taman. Tak ada satupun pedagang minuman yang mereka temukan.
Fira melototkan matanya tak percaya. Ia melihat Algean dan teman-temannya sedang berlari menelusuri taman.
"Biasa aja matanya woi!" ujar Dina.
"Ada Algean cs" sahut Fira seraya menunjukan telunjuknya ke arah Algean dan teman-temannya.
Matanya mengikuti kearah yang ditunjuk Fira. Memang benar Algean dan teman-temannya ada ditaman dan pastinya mereka berlari kearahnya.
"Gimana nih?" tanya Dina panik. Mereka tak mau bertemu dengan Algean dan teman-temannya apalagi harus berbicara bersama. Argh... Tidak tidak!
Mereka memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Mereka tak tau harus bagaimana lagi agar Algean dan teman-temannya tidak melihatnya.
Namun, tanpa mereka sadari Algean dan teman-temannya beristirahat tepat didepan mereka. Mungkin itu kesialan yang mereka rasakan hari ini.
"Sial! Mereka malah berhenti lagi" bisik Dina.
"Nyebelin banget si mereka. Gw rasa kita harus kabur"
"Gimana cara kaburnya?"
"Gw juga ga tau" dengan muka tanpa dosa Fira memperlihatkan senyum manisnya.
"Bangke lo!"
"Eh eh eh ada cewe nih" goda Fion.
Fira dan Dina melototkan matanya. Kali ini Fion pasti akan menghampirinya. Dan yang pasti mereka akan bertemu dengan yang lainnya. Tidak. Fira tidak menyukai itu.
"Hadap kesini dong" goda Fion lagi.
Muak. Itu yang ada dipikira Dina dan Fira. Mereka tak habis pikir kenapa Mila mau menerima cowo genit kaya Fion yang modusnya luar biasa itu.
"Ngapain lo?" tanya Algean.
"Ada dua cewe nih, lo ga ada niatan buat gebet salah satunya. Lo kan jomblo!" ejek Fion diselangi tawanya.
Algean menonyor kepala Fion yang sudah mengejek dirinya. "Sakit bego!" ujar Fion.
Algean menatap kedua gadis didepannya itu. Ia merasa sangat mengenal kepada kedua gadis tersebut.
"Fira," panggil Algean dengan jelas.
Fira yang namanya dipanggil kini tubuhnya menegang. Rasanya ia ingin sekali merobek bibir Algean yang memanggil namanya itu.
Dengan susah payah Fira dan Dina memalingkan wajahnya menghadap Algean dan Fion yang ada dihadapannya.
Fion terkejut bukan main. Ia merasa tak enak dengan sahabatnya.
"Ngapain lo disini?" tanya Fion.
"Joging" jawab Dina datar.
"Kalian cuma berdua?" sambung Enata.
"Iya."
Fira memainkan ujung sepatunya. Ia tak tau bagaimana cara kabur dari tatapan Algean dan teman-temannya. Ia menatap Dina yang dari tadi hanya diam menatap Efian yang tidak melihat dirinya.
Fira menyenggol lengan Dina agar tersadar dari lamunannya.
"Kenapa?" tanya Dina dengan polosnya.
"Lo ngapain bengong hm?"
Dina hanya menggelengkan kepalanya lemah.
Sebenarnya Fira tau kalau Dina ingin Efian itu menatap atau menyapanya namun hanya gengsi yang berlebihan membuat Dina menjadi diam kaya patung.
"Algean," teriak Fira. Ia sengaja memanggil Algean dengan teriakan agar Efian dan yang lainnya menoleh ke arahnya.
"Dasar toa!" ujar Dina
"Gean, gw mau ngomong sama lo" ucap Fira. Sebenarnya Fira sangat malas dengan Algean apalagi bicara dengannya. Mungkin itu sangat sangat membuatnya malas. Tapi tak apa, demi sahabatnya berduaan dengan Efian ia rela berdua dengan Algean.
Fira bangkit dari tempat duduknya dan menarik tangan Algean agar menjauh dari teman-temannya.
"Lo chat temen temen lo kecuali Efian biar mereka tuh kesini dan ga ganggu Efian sama Dina. Cepetan!"
"Iya"
Fira menatap Algean dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Ia benar-benar sangat merindukan cowo didepannya itu.
Algean membalas tatapan Fira. Namun, Fira langsung memalingkan wajahnya. Ia tak mau kelamaan menatap Algean. Bisa bisa ia jadi baper lagi sama Algean.
Teman-temannya sudah datang menghampiri mereka berdua. Tak disangka Efian dan Dina sudah mengobrol berdua. Fira yang melihat itu tersenyum lega.
"Gw pulang dulu ya" pamit Fira.
"Biar gw anter"
"Ga usah. Gw bisa sendiri"
"Gw ga suka penolakan." Algean menarik tangan Fira untuk segera pergi dari taman itu. Bisa bisanya Algean seenaknya menarik tangan Fira.
"Pagi pagi udah pada berduaan" ujar Keenan.
"Makanya cari pacar" ejek Elza.
"Ish, lo mah nyeselin!"
"Cabut" ucap Ersyad.
"Lah si Efian gimana?" tanya Fion dengan polosnya.
"Eh lo ongol ongol betina! Biarin aja lah si Efian sama Dina. Dia masih tau jalan pulang. Jadi, lo tenang aja" kata Enata.
"Iye iye"
Mereka segera pergi dari taman meninggalkan Efian dan Dina.
"An,"
"Din," panggil mereka."Eh, lo aja dulu" pinta Dina.
"Oh, oke. Lo ada acara ga hari ini?"
"Nggak ada"
"Jalan yuk, ntar gw jemput jam 10 harus sudah siap"
"Jalan? Jam 10?"
"Iya, tapi berdua aja ya"
Dina menganggukkan kepalanya lemah.
"Gw pulang dulu ya," pamit Dina.
"Biar gw anter"
Dina hanya mengiyakan perkataan Efian.
Mereka berjalan menelusuri banyaknya orang disana. Banyak yang mengatakan hal hal bagus tentang dirinya dan Efian, dan banyak yang iri terhadap mereka. Namun, mereka tetap acuh terhadap perkataan yang dilontarkan orang-orang.
Thank you:)
Jangan lupa vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Squad Seven ✔ (Completed)
Teen Fiction(Selesai) Belum Revisi PERINGATAN!!! Ini cerita wattpadku yang pertama jadi maklumin saja ya kalau banyak typo atau salah kata. ------ Dalam sebuah persahabatan tidak perlu memandang seberapa lama kita bersama. Pandanglah rasa kepeduliannya disaat...