Sudah 2 minggu ini Dina menjalani hubungan dengan Efian. Namun, sudah 5 hari ini Dina tak bertemu dengan Efian. Entah apa yang terjadi pada keduanya.
Saat melakukan ujian 4 hari yang lalu Efian meminta Dina agar tidak mengabarinya karena ia ingin fokus menghadapi ujian. Namun, sudah lebih dari satu hari setelah ujian Efian tak kunjung mengabari Dina. Segitu fokuskah Efian sampai ia lupa mengabari Dina lagi? Ah mungkin iya.
Dina tak lepas dari tatapan layar dihandphonenya. Ia sangat merindukan Efian. Seseorang yang sudah menyatakan perasaan kepadanya.
Suara mobil yang terparkir diperkarangan rumahnya membuat senyum dibibirnya terukir manis. Ia membuka cendelanya untuk melihat siapa yang datang menghampirinya. Bukan Efian. Melainkan Desti dan Fira yang datang menghampirinya.
Dina kembali duduk dimeja belajarnya. Ia tidak menemui temannya melainkan ia hanya menunggu kedua temannya untuk menghampirinya. Ia sedang tidak mood untuk melakukan kegiatan apapun. Seharian ini setelah pulang sekolah ia hanya berkutik dengan handphone dan laptopnya.
"Hai" sapa Desti seraya memeluk Dina dari belakang.
"Kenapa muka lo kusut gitu?" tanya Fira merasa aneh dengan muka Dina yang berbeda dengan pagi hari saat mereka bertemu disekolah.
"Lo ada masalah? Cerita sama kita" pinta Desti.
"Nggak. Nggak ada masalah" elak Dina.
Desti menatap Dina dengan lekat. Matanya mengintai gerak gerik Dina yang membuat dirinya merasa bingung tidak jelas. Ada sesuatu yang Dina sembunyikan dari dirinya.
"Oh iya, tadi Ersyad kerumah gw" ucap Desti. Ia ingin mendapat jawaban yang membuat Dina seperti itu.
Dina memalingkan wajahnya menatap Desti dengan tatapan tanda tanya. Sepertinya ia menunggu ucapan Desti selanjutnya.
"Dia gak sendirian," ucapannya mampu membuat Dina merasa kepo dengan kelanjutan ceritanya.
"Terus?" sahut Fira.
"Gw boong!" ucapnya seraya terkekeh pelan.
"Gak lah. Ersyad gak mungkin kerumah gw jam segini" lanjutnya.
Dina dan Fira hanya mendengus kesal. Lagian apa sih faedahnya cerita seperti itu?
"Gak berfaedah!!" ujar Dina kesal.
"Biarin. Lo sih bikin gw kesel liat muka lo yang sok sokan galau gitu," ujar Desti.
"Lo kenapa sih?" tanya Fira penasaran.
"Gw kan udah bilang kalo gw gak ada masalah." sahut Dina.
"Gak usah boong! Dari mata lo udah kelihatan kalo lo lagi punya masalah" ucapan Fira mampu membuat Dina berdiam diri menundukan kepalanya. Ia tak berani berkata jika dirinya sedang merindukan seseorang yang sudah 5 hari ini tak ia temui.
"Ceritanya entar aja ya? Gw lagi gak mood buat cerita" ujar Dina. Ia memang tak bisa menyembunyikan masalah apapun dari sahabatnya. Sudah sering ia bercerita sampai sampai ia lupa jika semua masalah yang ia punya sudah ia ceritakan kepada kedua sahabatnya itu.
"Oke, tapi lo harus janji!" pinta Desti.
"Iya iya, bawel banget!" umpat Dina.
Tak ada pembicaraan yang mereka bicarakan. Mereka hanya fokus dengan ponsel masing-masing. Entah apa yang mereka lakukan sampai mereka terlalu sibuk menatap layar ponselnya.
Dina bangkit dari tempat duduknya. Ia melangkah pergi dari kamarnya dengan membawa laptop dan handphone kesayangannya. Desti dan Fira pun tak terlalu memperdulikan itu.
Dina berjalan ke taman belakang. Ia ingin menghabiskan waktunya untuk mencari kabar dari Efian. Ia sudah mengirim pesan kepada Efian melalui sosial media yang ia punya. Namun, hasilnya sama saja nihil. Tak ada yang dijawab satu pun.
"Apa gw tanya temen temennya aja? Siapa tau mereka tau kabar Efian," fikirnya.
Dina membuka aplikasi whatsApp-nya. Ia mencari satu persatu nomer teman teman Efian yang ia punya. Menuliskan pesan disemua nomer yang ia cari untuk mendapat kabar kelasihnya.
Handphonenya berbunyi. Menandakan ada notifikasi masuk dari whatsApp-nya.
Fion
Sorry din, gw jga gk tau. Tpi ntar gw bntu nyari y."Jaman sekarang chattingan masih pake huruf singkat singkat aja" gumam Dina.
Dina
Makasih Fi, kalo lo udah dapet kabar hubungin gw yaIa menutup ponselnya kembali. Tak ada satupun teman Efian yang tau keberadaan Efian sekarang. Algean ataupun Ersyad yang selalu bersama Efian pun tak tau Efian dimana. Mereka terakhir bertemu dengan Efian setelah selesai ujian. Dan saat itupun mereka hanya kumpul disebuah caffe tanpa membicarakan sesuatu.
"Gw harus gimana?" ia sudah tak tau harus kemana lagi ia mencari sosok Efian yang selalu terbayang dipikirannya itu.
Disaat situasi seperti ini ia tak tau bagaimana caranya bertukar cerita dengan sahabatnya. Mungkin besok atau entah kapan ia akan menceritakan tentang ini. Atau menunggu mereka tau semuanya agar ia tak usah menceritakannya lebih detai. Ah, mungkin saja begitu.
"Besok gw harus kerumah Efian!" ucapnya dalam hati.
Thank you
Maaf ya kalo sekarang ceritanya tambah ga jelas atau apalah itu. hehe:)
Jangan lupa votte dan comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Squad Seven ✔ (Completed)
Fiksi Remaja(Selesai) Belum Revisi PERINGATAN!!! Ini cerita wattpadku yang pertama jadi maklumin saja ya kalau banyak typo atau salah kata. ------ Dalam sebuah persahabatan tidak perlu memandang seberapa lama kita bersama. Pandanglah rasa kepeduliannya disaat...