Hari sudah pagi. Suasana sekolah kini begitu sangat ramai. Banyak siswa-siswi berbaris rapih dengan seragam yang lengkap dan rapih.
Semua guru dan siswa-siswi dengan hikmat mengikuti upacara. Ya, walaupun sebenarnya sangat malas sekali jika harus berdiri ditengah lapangan yang cuacanya begitu sangat panas. Banyak siswi yang tidak kuat karena cuaca yang tidak mendukung. Namun, beda dengan Safira, Desti, Dina, Karin, Mila, dan Ria. Mereka berdiri dengan tegak dan mengikuti upacara dengan senang hati. Mereka sudah terbiasa dihukum jadi mereka sangat kuat untuk berdiri berjam-jam ditengah lapangan.
Dengan tubuh mereka yang kuat banyak sekali ibu/bapak guru yang menyarankan mereka untuk ikut Paskibra. Tapi, mereka tidak ada yang minat sedikit pun. Mereka lebih suka berada didalam ruangan yang berAC dan kedap suara itu. Mereka tidak akan pernah meninggalkan dunia musik walaupun mereka perempuan karena mereka memiliki bakat dan seni dalam bermusik.
Amanat, Do'a, dan pembacaan UUD telah disampaikan. Kini semua murid dibubarkan untuk kembali kekelas dan mengikuti kegiatan belajar mengajar.
"Kekantin yuk, laper nih" ujar Safira.
"Yuk" ujar mereka serempak.
"Lo gak ada niat kabarin izah" mila memulai percakapan diantara ketujunya yang hanya fokus pada jalan.
"Iyanih,udah lama juga" ria menimpali.
"Iya,gw rindu banget nih sama Izah" Mila dengan semangat.
Setelah sampai dikantin mereka melihat Kayna yang sedang duduk bersama Algean cs. Mereka seperti sedang membicarakan sesuatu yang sangat serius. Mereka yang melihat itupun hanya bersifat biasa saja.
Sedangkan Kayna tersenyum kemenangan ketika melihat mereka. Algean cs hanya bersifat biasa saat bertemu dengan Kayna agar tidak menimbulkan kesalah pahaman. Apalagi Efian, ia harus jaga jarak agar tidak ada masalah yang merusak hubungannya dengan Kayna.
"Pindah aja yuk" Karin mengajak sahabatnya agar pindah ketempat yang nyaman.
"Kenapa pindah? Udah PW ah" sahut Dina sambil mencari-cari nomor Izah dikontaknya.
"Disini tuh nggak nyaman banget! Rasanya panas gitu" ujar Karin dengan suara yang lantang.
Elza yang mendengar perkataan Karin dan teman-temannya berencana untuk menghampiri mereka.
"Rin," panggil seseorang yang berdiri tak jauh dari tempat mereka. Yang tak lain adalah elza.
Mereka menatap seseorang itu dengan seksama.
"Rin, Elza kayanya mau ngomong sama lo deh" ujar Mila.
"Yaudah, gw tinggal dulu ya" pamit Karin dan berlalu pergi menghampiri Elza.
Seketika suasana menjadi hening tidak ada kata yang mereka lontarkan. Merekapun belum sempat memesan makanan dan minuman.
Mereka menyibukkan dengan ponselnya. Tanpa memperdulikan seseorang yang datang menghampiri mereka.
"Woi,"
"Oi!"
"Woi kalian!" teriak seseorang itu dengan lantang sampai menggebrak meja yang mereka tempati.
"Ganggu aja sih lo!" Ria kesal dengan kedatangan Keenan yang menggangu mereka.
"Gw mau ngasih tau sama kalian"
"Apa?" tanya Safira penasaran.
"Kalau nggak penting nggak usah!" sambung Mila.
"Menurut lo tentang izah nggak penting?" keenan membalik ucapan mila.
"Izah? Nggak mungkin izah ngabarin lo, kita aja nggak ada kabar tentang dia" dina menatap keenan sinis.
"Terserah lo! Nah kan kalian aja nggak dapat kabar dari izah dan gue orang pertama yang dihungunginya. Berarti gue istimewa dong buat dia" ujar keenan dengan bangga.
"Idiih...!!" mila melirik keenan.
"Ngayal aja terus!" tambah dina dengan matanya memincing menatap keenan.
"Gue kasih tau ya, mimpi lo ketinggian!" Safira menambahkan yang membuat semuanya tertawa lepas dengan ucapan Safira sekaligus ekspresi wajah keenan yang masam.
"Emang gua ada tampang bohong? Iya?" keenan menunjuk wajahnya dengan kedua alisnya naik turun.
"Bohong gak bohong muka lo sama aja perasaan" ria menyangga wajahnya dengan satu tangan diatas meja sambil menatap keenan.
"Muka ganteng gini dibilang biasa aja! Denger ya, gue mau kasih tau kalo izah tadi nelfon gue" keenan ikut duduk disamping ria.
"Ngapain?" desti menanggapi.
"Kangen kali sama gue! secara kan gue ganteng sebelas duabelas sama manurios!" keenan menampilkan cengiran khasnya.
Sedangkan mereka yang mendengarkan ucapan keenan yang kelewat batas itu hanya memutar bola mata malas. Di tempat yang tak jauh dari keenan dan Fira cs berada, seseorang sedang memerhatikan mereka dengan tatapan tidak suka.
Kayna ingin memanas-manasi Fira cs namun dia sendiri yang merasa iri melihat Fira cs. Keinginan dia untuk menghancurkan persahabatan mereka menjadi bulat. Ia merasa tidak suka ketika melihat Algean cs dan Fira cs bersama. Ia ingin sekali melihat mereka bertengkar agar tidak ada lagi halangan yang menghalanginya untuk mendekati Efian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Squad Seven ✔ (Completed)
Teen Fiction(Selesai) Belum Revisi PERINGATAN!!! Ini cerita wattpadku yang pertama jadi maklumin saja ya kalau banyak typo atau salah kata. ------ Dalam sebuah persahabatan tidak perlu memandang seberapa lama kita bersama. Pandanglah rasa kepeduliannya disaat...