Saat sampai dirumah pun ia sudah melihat ayah dan bundanya yang menunggu di ruang tamu. Ia tak banyak bicara lagi, ia hanya menyalimi tangan ayah dan bundanya lalu duduk disampingnya.
Bundanya kini mencoba untuk mengintrogasi anak kesayangannya. Ia takut terjadi apa-apa kepadanya. "Bunda mau tanya sama kamu, Dina."
Dengan rasa deg degan ia menarik napasnya dengan sangat pelan.
"Kamu kemana saja kenapa baru pulang?"
"Maaf, bun. Aku pulang sekolah terus langsung pergi kerumah sakit. Karena Efian kecelakaan"
"Tadi Rizki udah kabari Efian tapi kamu gak disana."
"Tadi aku kerumah sakit tapi setelah itu aku pergi ketaman untuk tenangin diri aku, bun."
"Kamu gak bohongin bunda kan?"
Dina sempat kaget ketika Bundanya berkata seperti itu. "Nggak, bun"
"Ya sudah, kalian istirahat. Biar besok ga telat" ujar Bunda.
Rizki dan Kinan bernapas lega.
Mereka langsung saja memasuki kamarnya masing-masing. Mereka sangat takut jika ayah dan bundanya memarahinya dan akan memotong uang jajan mereka.
❤❤❤❤
Waktu berjalan begitu cepat. Hari demi hari telah dilewati dengan terasa sangat singkat. Kini hari sudah pagi, suasana sekolah sangat ramai. Banyak siswa-siswi berlalu lalang di koridor sekolah.
Safira. Ria. Mila. Desti sedang menunggu Dina diparkiran.
"Si Dina lama banget," ujar Desti yang kini mulai bosan.
"Tuh" ucap Mila sambil menunjuk Dina yang baru saja turun dari Mobil.
"Lama lo, Din." omel Ria.
"Sorry" ucap Dina singkat padat dan jelas.
Mereka melangkahkan kakinya menuju kelas. Begitu ramai yang membicarakan Efian namun mereka berani bersifat biasa saja. Padahal sudah sekitar kurang lebih 3 hari masalah tentang Efian sudah selesai.
Jam pelajaran kini sudah usai. Kini suasana kelas yang ramai menjadi sepi dengan adanya suara bel istirahat berbunyi. Semua siswa-siswi berjalan santai menuju kantin. Begitu juga dengan Safira, Ria, Mila, Desti, dan Dina yang sudah stay duduk manis dikantin.
Mereka hanya berlima. Entah mengapa dari pertama masuk sekolah setelah libur panjang Karin jarang bersama mereka. Karin selalu bersama dengan Elza yang selalu menjemputnya dan stay menjaganya.
Algean bersama empat sahabatnya datang menghampiri mereka. Bukan ada masalah atau apa melainkan mereka ingin berbicara kepada Dina.
"Hai semua" sapa Fion dengan gaya alainya.
"Alai lo!" ketus Mila.
Fion hanya mendengus kesal.
"Din, gw mau ngomong sama lo soal Efian." ucap Algean dengan ragu.
"Ngomong aja"
"Kenapa lo udah berhari-hari gak jenguk Efian? Lo ada masalah?" tanya Algean.
Dina hanya diam.
"Kalau ada masalah cerita jangan dipendam sendiri" pinta Enata.
"Gak ada masalah. Ntar gw usahain buat jenguk Efian" ujar Dina dengan memperlihatkan senyum manisnya.
"Dia udah dirumah"
"Efian udah pulang?" tanya Mila memastikan.
"Udah kemarin. Dia terlalu khawatir sama lo jadi, dia minta buat cepet pulang" jelas Ersyad.
Dina merasa tidak enak dengan Efian. Bukannya ada masalah atau apa? Tapi 3 hari lalu ia selalu sibuk menemani Kakak dan Bundanya.
"Gimana kalau kita jenguk Efian bareng-bareng" usul Ria.
"Gw setuju" sahut Fira.
"Oke, fix ya nanti setelah pulang sekolah" ujar Ria.
"Oke, gw setuju" ucap Desti.
"Oik, Din. Diem diem bae. Kenapa lo?" tanya Fion.
"Nggak papa."
-
-
-
Jam pelajaran telah usai. Kini bel pulang sudah berbunyi, semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas untuk meninggalkan sekolah.
Dina yang sedang sibuk menunggu teman-temanya kini mencoba menelfon Rizki.
"Hallo kakak gila"
"Untung lo udah nelfon gw, tadinya gw mau nelfon lo soalnya gw gak bisa jemput lo. Gw hari ini kuliah pulang jam 5. Kak Kinan juga ada jadwal kuliah jadi nggak bisa jemput lo. Oh iya, gw udah izin sama bunda kalau gw nggak bisa jemput lo, tapi tenang biar gw pesenin grab atau apa gitu yaa"
"Nggak usah kak, gw bisa pesen sendiri"
"Tapi...,-"
Sebelum Rizki melanjutkan perkataanya Dina sudah mematikan panggilannya. Ponselnya kini ia sengajakan di nonaktifkan agar tidak menggangu saat ia pergi nanti.
Dengan rasa senang ia melompat-lompat seperti anak kecil yang kegirangan. Karena hari ini ia bisa berlama-lama bersama Efian.
"Kenapa lo? Gila ya" ujar Fira bingung.
"Kak Rizki gak jemput gw" teriaknya.
"Gitu aja alai"
"Bodoamat!"
"Yaudah yuk" ajak Ersyad.
Kini mereka menuju ke rumah Efian. Suasana dimobil begitu sepi tidak ada yang berkata sedikitpun. Mereka hanya fokus dengan ponselnya masing-masing tanpa memperdulikan yang lain.
Dina hanya diam menatap jalanan kota yang ramai dan dipenuhi orang orang yang berlalu lalang melakukan aktivitasnya.
❤❤❤❤
Thank you
Selamat menunaikan ibadah puasa😊
Jangan lupa baca next partnya yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Squad Seven ✔ (Completed)
Teen Fiction(Selesai) Belum Revisi PERINGATAN!!! Ini cerita wattpadku yang pertama jadi maklumin saja ya kalau banyak typo atau salah kata. ------ Dalam sebuah persahabatan tidak perlu memandang seberapa lama kita bersama. Pandanglah rasa kepeduliannya disaat...