"Gimana?" tanya Efian.
Kini Efian bersama teman-temannya sudah berada dirooftop. Mereka masih bingung dengan jalan pikiran mereka, semuanya kacau tidak sesuai ekspestasi.
"Lo udah putus sama si Safira?" tanya Fion.
"Hm"
"Ini semua salah lo!" Ersyad menunjuk Algean dengan jari kelingkingnya.
"Kok gw?" Algean bingung.
"Kalau lo nggak nantangin si Safira pasti nggak akan berakhir hubungan lo. Lo ga bisa jaga ego lo! Selalu saja keras kepala." jelas Ersyad.
"Dina mau ketemu sama lo An," ujar Enata.
Semua pandangan mata beralih menatap Enata yang baru datang. Tanpa berpikir panjang Efian turun dari rooftop dan menemui Dina.
Efian berjalan menelusuri koridor sekolah. Ia berjalan menuju kelas Dina, hatinya berkata bahwa Dina pasti sedang berada dikelas.
"Din," panggil Efian.
"Apa?"
"Lo marah sama gw?"
"Nggak gw cuman kecewa sama lo"
"Maafin gw Din,"
"Gak usah minta udah gw maafin"
"Makasih" Efian sambil tersenyum manis.
"Buat?"
"Lo udah nerima gw apa adanya"
"Sama-sama" ujar Dina yang masih fokus kepada bukunya. "Gw mau tanya sama lo" ujar Dina serius.
"Kenapa lo nggak kasih tau gw kalau geng lo itu anggota basket?"
"Sorry, gw juga bingung kenapa mereka jadi ingin merubah segalanya. Padahal lo kan tahu kalau kita juga ikut dibidang musik. Mereka bilang mulai hari ini mereka ga bisa ikut basket lagi." ucapnya dengan lesu.
"Kok bisa?"
"Karena sudah ada penggantinya jadi ga usah mikirin lagi, cukup satu. Yaitu basket"
"Siapa?"
"Lo dan sahabat lo"
"Oh"
"Yang lain mana? Tumben lo dikelas baca buku," ujar Efian agar Dina tidak menanyakan hal yang tidak tidak.
"Yang lain di kantin, hari ini ada ulangan gw mau belajar"
"Lo belum makan kan?"
"Udah makan bekal tadi"
"Gw laper Din, kekantin yuk" ajak Efian.
"Males"
"Yaudah"
"Yaudah ayok" Dina berdiri dari tempat duduknya dan beranjak pergi meninggalkan Efian. Namun, Efian sudah terlebih dahulu menarik tangannya.
"Tungguin" ujar Efian seperti anak kecil.
"Manja banget" ketus Dina.
Mereka menelusuri koridor menuju kantin. Suasana begitu ramai, memang tempat ini selalu ramai dipenuhi siswa-siswi yang tidak pernah absen untuk datang kesini.
"Pacaran aja terus" ketus Ria sambil menikmati pesanannya.
"Sirik aja lo!"
"An, lo kok sendiri?" tanya Karin.
"Gw gak sendiri, gw sama Dina"
"Maksud gw lo nggak sama teman-teman lo yang lain" jelas Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Squad Seven ✔ (Completed)
Teen Fiction(Selesai) Belum Revisi PERINGATAN!!! Ini cerita wattpadku yang pertama jadi maklumin saja ya kalau banyak typo atau salah kata. ------ Dalam sebuah persahabatan tidak perlu memandang seberapa lama kita bersama. Pandanglah rasa kepeduliannya disaat...