32. Perasaan Algean

1.3K 54 2
                                    

"Fira lo apain tas gw!" ujar Ria.

Kini Safira dan Ria sedang berada disekolah padahal hari ini hari minggu namun, mereka harus berangkat untuk menjalani hukuman.

Suasana sekolah sangat sepi, hanya ada pak bon, ibu kantin yang sedang bersih-besih kantinnya, dan anak-anak basket. Ria yang dari tadi hanya memperhatikan Enata membuat Safira kesal karena ia merasa dianggap tidak ada.

"Salah lo sendiri, ngapain dari tadi lo nggak bantuin gw tapi malah ngeliatin Enata" marahnya dengan kesal.

"Iya maaf kali fir, jangan marah-marah ntar cepet tua"

"Hm"

"Yaudah yuk pulang"

"Pulang? Kurang sedikit lagi, gw nggak mau dihukum keduakalinya"

"Yaudah cepetan"

"Tungguin"

"Iya gw tungguin"

Ria tidak menggubris Safira yang sedang menjalani hukuman.

"Hari libur bukannya tidur malah berangkat jalanin hukuman dasar murid malas!" ejek seseorang yang membuat mereka berdua kesal.

"Apaan sih lo,"

"Keenan, tadi lo bilang apa? Murid malas? Ngaca dong lo juga murid malas kan?" ujar Safira tak mau kalah.

"Dengar ya, kalau murid malas hari libur itu nggak berangkat jadi kita berdua bukan murid malas!" sambung Ria.

"Santai dong, gw cuman mau ngambil bola nggak mau debat sama lo"

"Siapa juga yang mau depat sama lo!" ujar Ria.

"Gw juga ogah kali debat sama lo kaya kurang kerjaan!"

"Ih, ngomong sama lo bikin gw darah tinggi!" ujar Safira kesal.

Dari arah lapangan Algean dan Efian yang sudah lama berdiri menunggu Keenan pun menghampirinya. Ia sudah lama menunggu bola yang diambil Keenan namun, orang dan bolanya tidak kunjung datang.

"Kee lo....,- belum selesai berbicara Algean memutuskan untuk diam karena ia melihat Keenan, Safira, dan Ria.

Efian menatap Algean dengan penuh tanda tanya. Mengapa seorang Algean jika punya masalah dengan cewek ia pasti mengabaikannya dan tidak ia pikirkan lagi. Tapi, saat ia punya masalah dengan Safira ia menjadi berubah.

"Gean, biar gw yang ambil" ujar Efian.

"Gak usah, kita tunggu Keenan disini"

"Oh yaudah," ujar Efian mengerti dengan keadaan Algean.

"Lo tadi jalan sama Dina?" tanya Algean tiba-tiba.

"Iya"

"Pertahanin Dina jangan buat dia pergi karena keegoisan lo An,"

"Iya gw nggak akan buat dia pergi"

"Jaga perkataan lo An,"

"Kalau lo masih sayang sama Fira perjuangin nggak usah lemah gitu Gean, gw tau lo masih sayang dia"

"Gw nggak mau buat dia sakit untuk kedua kalinya"

"Lo belum mencoba,"

"Kalian udah lama disini?" tanya Ria. Mereka berdua menatap kearah sumber suara tersebut.

"Barusan" ujar mereka berdua bersamaan.

"Ngungguin Keenan ya? Keenan sedang ngambil bola, oh iya besok ada latihan musik setelah pulang sekolah" jelas Ria.

"Ngapain lo ngajak mereka latihan musik, mereka kan udah vakum!" ujar Safira.

"Siapa tau mau balik lagi fir,"

"Mungkin!" ujarnya dan pergi meninggalkan mereka.

"Kok gw ditinggal sih, tungguin gw fir!" teriak Ria.

Keenan yang memperhatikan Algean merasa ada yang berbeda saat menatap Safira. Namun, ia tidak akan menyanyakan hal itu.

"Ayok latihan" ajak Keenan.

"Ayok"

❤❤❤❤

Sudah 1 jam berlatih basket kini mereka memutuskan untuk pergi ke caffe dekat sekolah.

"Kita tanding hari apa?" tanya Elza.

"Selasa setelah ulangan kenaikan kelas, di SMA kita"

"Wih mau kelas 12 nih" ujar Enata. "Kita harus menang dong, main dikandang sendiri" Lanjutnya.

"Bukan harus tapi wajib!" sambung Ersyad.

"Kita buktiin sama Safira geng kalau kita bisa buat bangga sekolah" ujar Keenan.

"Siap!" ujar mereka serentak.

"Eh, gw laper nih" ujar Fion.

"Kebiasaan lo Fi, nyusahin orang!" ujar Keenan.

"Syirik aja lo Kee, emang lo nggak laper?"

"Laper sih tapi gw tahan" ujar Keenan dengan cengengesan.

Kesuksesan untuk mencapai impian tidak semudah mengambil daun dipohonnya, tapi kesuksesan diraih dengan perjuangan dan keikhlasan kita dalam mencapainya. Tidak ada yang tidak mungkin didunia ini. Percayalah tuhan sudah mengaturnya dengan adil.

Squad Seven ✔ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang