Kini suasana menjadi hening kembali. Kayna mencoba untuk membuat mereka marah kepada Efian.
"An, gw laper pengen makan" ujar Kenan sambil memeluk tangan Efian.
Efian menatap Dina yang dari tadi hanya fokus dengan buku tanpa menggubrisnya sejak ia datang.
"Lo bisa makan sendiri" jawab Efian.
"Lo nggak kaya dirumah An, kalau lo dirumah pasti lo mau ngambilin gw makanan, nyuapin gw, terus lo ngajak jalan-jalan gw ketaman" ujar Kayna berbohong. "Lo yang selalu jagain gw disaat gw terpuruk. Oh iya, kata mama gw sekolah disini bakalan sampai gw lulus. Mama pengen kita kuliah bareng An" lanjutnya.
"Gw bukan babu lo! Gw gak akan mau kuliah sama lo Kay!" ujar Efian.
Dina yang mendengar itu pun tidak menggubrisnya sedikit pun. Ya, memang ia sudah tau kalau Kayna akan membuatnya cemburu.
"Mil," panggil seseorang.
Mila menoleh dan menatap orang yang memanggilnya.
"Dipanggil sama Bu Maryam" ujar seseorang itu.
"Oh iya. Nanti saya akan menemuinya"
"Tapi, lo disuruh menemui dia sama kak Fion" ujar seseorang itu lagi.
"Iya"
"Gw pergi dulu" seseorang itu pergi meninggalkan mereka.
"Makasih"
"Oh iya An, nanti kata mama kamu disuruh anterin aku belanja ke mall" ujar Kayna lagi. Namun, masih tetap saja tidak ada yang menanggapinya.
"Gw pamit dulu mau ke ruangan Bu Maryam" pamit Mila kepada mereka.
"Tapi lo kesini lagi kan Mil," ujar Desti.
"Iya, kabarin gw kalau kalian mau pergi" pinta Mila dan pergi meninggalkan mereka.
"Fion, lo kejar Mila cepet! Kalau lo nggak mau dimarahin Bu Maryam" ujar Karin.
"Hm"
Fion meninggalkan mereka dan mengejar Milla untuk menemui Bu Maryam.
"An, suapin gw" pinta Kayna denfan memberikan kotak bekal berwarna biru.
"Gak"
"Suapin gw!"
"Gw bilang gak ya gak!" bentak Efian.
"Kok lo bentak gw sih" ujar Kayna.
"Lo yang bikin gw bentak lo. Kalau lo nggak mau dibentak lo nggak usah ngelakuin hal yang aneh-aneh yang bikin hati lo puas tapi lo nyelakain hati orang lain!" jelas Efian dan berlalu pergi.
Ada ketulusan yang ia rasakan saat Efian mengucapkan perkataan itu. Rasa kekecewaan yang besar kini menjadi pudar begitu saja. Memang Efian tidak suka membentak seorang perempuan karena ia tak ingin menyakiti hatinya. Namun, Kayna sudah keteraluan seperti anak kecil yang membuat Efian muak dengan sikapnya.
Kayna yang tidak terima kini ia menghampiri Dina dengan perasaan yang tidak suka. Ia merasa kebahagiaan yang ia dapat dengan Efian menjadi pudar seperti ia sudah tidak dianggap lagi oleh Efian.
"Hentikan langkah lo!" pinta Algean.
"Lo mau ngelakuin apa lagi ha? Lo mau bikin Dina sengsara? Lo mau bikin Efian tambah benci sama lo? Gw tau Kay lo pengen Efian kembali lagi kan sama lo. Tapi gw ingetin sama lo, lo nggak bakalan bisa dapetin Efian!"
"Gw nggak akan biarin sahabat gw bisa terpikat sama kebusukan lo!"
"Gw nggak akan bisa lepasin Efian sama orang lain" dengan cepat Kayna mendorong Dina jaruh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Squad Seven ✔ (Completed)
Teen Fiction(Selesai) Belum Revisi PERINGATAN!!! Ini cerita wattpadku yang pertama jadi maklumin saja ya kalau banyak typo atau salah kata. ------ Dalam sebuah persahabatan tidak perlu memandang seberapa lama kita bersama. Pandanglah rasa kepeduliannya disaat...